YOU'RE SO BOSSY - BAB 15

9.3K 832 8
                                    

Bab 15| His Fams (1)—♪: Zayn ft Sia - Dusk till down—◎▶◀◎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 15| His Fams (1)

♪: Zayn ft Sia - Dusk till down

◎▶◀◎

Sekali lagi, (namakamu) tidak pulang keapartemen melainkan kerumahnya untuk menghindari dari Salsha dan Stella yang akan mencecarnya dengan sejuta pertanyaan akibat ucapan (namakamu) sewaktu dikantin.

(Namakamu) menuruni undakan anak tangga yang akan membawanya lantai dasar. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang makan yang mana sudah ada Steve dan Arsen disana.

“Malam dad, malam Arsen. Woah! Menu apa kali ini?” sapa (namakamu).

Atasannya tadi mengatakan akan menjemput sekitar jam delapan dan sekarang masih jam setengah tujuh. Masih ada waktu untuk menikmati makan malam bersama dua orang yang paling Ia sayang.

Steve tersenyum, “Bibi Arsi masak banyak malam ini, dan rata-rata semua menu kesukaanmu. Makanlah” ucap sang Ayah.

(Namakamu) mendudukkan dirinya disamping Steve dan tepat didepan Arsen. Hei, pria itu tampak murung. Ada apa?

“Arsen?” panggil (namakamu) lembut, “Kau kenapa?”

Arsen menggeleng, “Tidak. Ayo makanlah” ucapnya menyendok lauk pauk untuk dipindahkan kepiring makan lalu melahapnya.

Gadis cantik itu menoleh pada sang ayah seolah meminta penjelasan kenapa kakaknya terlihat murung seperti itu. Tapi Steve hanya menggeleng singkat lalu tersenyum tipis. Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan?.

Suasana makan malam kali ini terasa dingin. Tak sehangat pada makan malam yang sebelum-sebelumnya.

“Kalian masih tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?” tanya (namakamu) dingin setelah menyelesaikan makanannya.

“Mengatakan apa?” heran Arsen.

(Namakamu) bersedekap dada, “Aku tahu ada yang sedang kalian sembunyikan. Katakan padaku, ada apa sebenarnya” desaknya.

“Tak ada apa-apa, (namakamu)” Arsen mencoba menyakinkan adiknya.

“Benarkah?”

Steve membuka suara, “Sayang, tak ada yang kami sembunyikan darimu. Tak ada yang terjadi apapun” ucap Steve lembut.

(Namakamu) mengangguk singkat, “Baiklah, kalau begitu aku kekamar dulu untuk bersiap-”

“Bersiap untuk apa?” potong Arsen.

“Bersiap untuk mengganti baju. Mr. Dhiafakhri akan menjemputku, dia ingin mengenalkanku pada keluarganya”

Arsen memekik, “Woah! Kau akan bertemu dengan calon mertuamu!?” kata Arsen menggebu-gebu dan melupakan ekspresi awalnya tadi yang terlihat bergitu menyedihkan.

(Namakamu) mencuramkan Alisnya, “Ada apa denganmu? Kau tadi tampak murung, dan apa ini?” cibirnya.

Pria bersurai legam itu kembali mentralkan dirinya yang terbawa semangat jika mengenai adiknya yang akan menikah dengan pemilik rumah sakit tempat Ia menjalankan tugasnya.

“Ah ti-tidak. Sebaiknya kau cepatlah bersiap, jangan biarkan calon suami dan mertuamu menunggu terlalu lama” ujarnya dengan nada menggoda.

“Dad, lihat Arsen!” adu (namakamu) pada sang ayah.

Steve melotot dan menampilkan wajah seperti sedang memarahi anak kecil pada anak sulungnya, “Arsen!” instrupsinya terdengar garang. Lalu menoleh pada anak gadisnya, “Arsen sudah kumarahi, sekarang pergilah bersiap. Ada benarnya juga kata Arsen, jangan membuat calon suami dan mertuamu menununggu” sambungnya terkekeh.

(Namakamu) mendengus, menatap datar dua pria yang saling mengoloknya. Ia berpikir kalau Steve sama saja dengan Arsen!

◎▶◀◎

Gadis cantik itu menatap dirinya dicermin. Dress pemberian atasannya tadi menjadi balutan pas ditubuh indahnya. Dress maroon selutut dengan lengan panjang.

Atasannya itu benar-benar dengan ucapannya yang akan mengganti dress sialan tadi siang yang katanya tertukar dengan Steffi dengan yang lebih tertutup seperti ini.

Steffi memakai dress mini seperti itu, pikirnya.

Seorang kurir tadi sore mengantarkan kiriman untuknya atas nama pengirim dari atasan arogannya.

(Namakamu) membungkuk untuk meraih heels hitam yang tingginya hanya 8cm, Ia sengaja memilih yang rendah karena kemungkinan Ia akan jatuh jika memakai yang 12cm lalu kembali dihina oleh atasannya. Menyebalkan!

Ponselnya diatas nakas mengalunkan lagu Your Love yang dibawakan oleh Rihanna, pertanda adanya panggilan masuk.

Mr. Arrogant is calling..

‘Kau sudah siap?’ tanyanya tanpa basa basi.

“Sudah” jawab (namakamu) singkat sambil memasang tali heelsnya.

‘Kukira kau belum siap, aku terlalu malas untuk menunggu. Tapi jika menunggumu, aku bisa menghilangkan rasa malasku itu’ ucap dari seberang line yang terdengar seperti merayu atau yang sering diucapkan seorang kekasih pada kekasihnya.

“Kututup telfonnya”

‘Kenapa?’

“Kau sedang menyetir, terlalu bahaya jika kau menelfon sambil menyetir”

‘Kau perduli padaku ya? Manis sekali’ kekeh diseberang.

Pria itu tertalu percaya diri. (Namakamu) bilang begitu karena Ia tak ingin seseorang mengalami kecelakan karena menelfon ketika sedang menyetir. Ibunya, Iriana meninggal dunia karena kecelakaan. Saat itu, wanita paruh baya yang berprofesi sebagai dokter kandungan itu terlalu larut dalam percakapannya ditelfon hingga dirinya kurang fokus menyetir sampai akhirnya Ia menabrak minibus yang ada didepannya.

“Dimana kau?”

‘Didepan rumahmu’

(Namakamu) terhenyak, Ia tidak salah dengar 'kan?

“Bagaimana-” gadis cantik itu berlari jearah balkon kamarnya. Ya, tepat didepan rumahnya terparkir mobil atasannya. Bagaimana bisa? Ia jelas tadi menjengar suara bising seperti sedang dijalanan yang hingar bingar. Tapi, ini?

‘Itu rekaman. Aku sengaja memutarnya untuk mengetahui reaksimu peduli atau tidak denganku. And great, calon istriku sangat peduli dengan calon suaminya’ terdengar tawa renyah dari sipenelfon yang membuat (namakamu) mendengus sebal.

Pria itu selalu saja berulah! Ulah yang selalu membuat (namakamu) seperti terbakar dengan sendirinya. Pria menyebalkan!

“Persetan!”

(Namakamu) memutuskan sambungan telfon secara sepihak. Ia meraih tasnya lalu keluar dari kamar untuk menemui atasan gilanya itu dengan segera.

◎▶◀◎

Ini tuh beda banget sama yg gue tulis dinaskah pertama.
Ini untung aja gue inget inget dikit alurnya.
Kalo kaya gini gue kerja dua kali namanya yak wkwk

Syedih gue, mana kuota sekarat nying. Lah naskah malah ilang yang seharusnya tinggal gue publish ae ckckck.
Duhhileh 😔😀

You're So Bossy | Iqbaal Dhiafakhri Series (Part Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang