Sunday Morning (2)

17 1 3
                                    

Setelah beberapa jam yang lalu acara basa basi dan perkenalan Creative Director pada semua karyawan, akhirnya kita semua di minta untuk satu - satu bersalaman dengan Creative Director yang baru.

Kita barbaris memanjang, menuju ke depan.

" Dara beneran kan gebetan baruku super duper ganteng " kata Hana yang berdiri di belakangku. " Kamu aja kicep dari tadi pertama kali masuk trus nglihat bapak baru kita "

Aku cuma manggut manggut saja, menimpali perkataan Hana.

" Adara Fredella Ulani, bapak bisa panggil Dara " kataku sambil bersalaman. 

" Nggak, saya lebih suka panggil kamu Ani "

" Dan saya panggil kamu Rhomah " langsung aku tutup mulutku dengan kedua tanganku." Mampus.... Mampus... " sambil aku pukulin bibirku sendiri.

" Leo Noventa Prasetyo " kata dia dengan senyum sinisnya.

Ciiiiaaaaaa....  Senyum mautnya, langsung aku buru -  buru ngacir. " Hati adek nggak kuat bang " teriakku dalam hati.

Dan disinilah aku sekarang duduk sendirian di ruangan sambil klik klik mouse nggak jelas, sok sibuk.

Beberapa menit kemudian mulai berdatangan semuanya, saat aku mengangkat kepalaku kedua mataku terkunci oleh tatapan Tyo. Kok jadi manggil Tyo kan itu panggilanku ke dia waktu masih pacaran, agar beda dengan yang lain kalau manggil.

Hana berdiri di depanku yang langsung saat itu juga memutuskan tatapannya Tyo. " He's mine, remember that " bisik Hana tepat di samping kupingku.

" Ih apa an sih " kataku mendorong Hana.

Waktu berjalan begitu lama, setiap saat ak melirik jam yang terpampang di samping monitor ku.

" Kamu kenapa sih Ra " tanya Mila sambil menggeser kursinya ke aku.

" Haaaaa.... " jawabku, masih bingung mau jelasin aku kenapa karena apa. Aku menghela nafas kasar.

Tepat saat itu pintu Tyo terbuka dan keluar lah sang mantan. Hadeh kenapa juga sih Tyo yang harus menjadi penggantinya Pak Reagan.

" An " kata Tyo memanggilku, ak cuma mengkedap kedipkan mataku bingung mau jawab apa. Secara dia manggil my nick name jaman dulu kala, pingin aja nglempar nih monitor sangking gregetannya. Kenapa sih harus di ingatkan masa lalu sama nick name yang hanya dia manggilku dengan nama itu.

" Iya pak " kataku.

" Kamu yang design ini " kata Tyo sambil menunjukkan draft iklan salah satu bank ternama di Indonesia.

"  Iya pak "

"  Bisa lihat designnya " Tyo berdiri di samping ku "

Aku mencari soft file nya di komputerku, untung bisa langsung ketemu. Jantung berdebar dengan cepat, bukan bukan ini bukan debaran karena masih ada rasa tapi ini lain.

Aku klik soft file nya kemudian muncul di monitorku.

" Font nya kamu rubah ya, jangan menggunakan font standar "

" Itu bukan font standar kok pak " protesku sambil memandang Tyo.

Langsung Tyo merunduk ke arahku, tangan kanannya meraih mouseku. Gila ini posisi seperti memeluk dari belakang.

Terdengar pekikan yang tertahan saat Tyo melakukan itu, bahkan teman -  teman saat ini pada memandangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar pekikan yang tertahan saat Tyo melakukan itu, bahkan teman -  teman saat ini pada memandangku.

" Kamu bisa ambil contoh -  contoh font nya pada sharinganku " kata Tyo membuka folder sharingannya di komputerku.

" Ba.... Ba.... Baik pa " jawabku gagap.

" Ok, nanti kalau sudah di rubah taruh di sharinganku dulu saja "

"  Baik pak " jawabku lagi. 

Setelah Tyo pergi langsung semuanya pada mengrubungiku.

" Apa -  apa an itu tadi " kata Hana sambil melotot.

Aku cuma bisa menggelengkan kepala, benar -  benar speechless dengan apa yang Tyo lakukan barusan.

" Darakuuuu.... Kamu jahat " kata Andi bertolak pinggang.

" yaaaaaaa......  " aku berteriak dalam hati, nggak mungkin kan aku teriak beneran." Tyo setaaaaaannnnn " teriakku lagi dalam hati.

Hidupku yang tenang bakalan rame nih sepertinya, sejak kehadiran mantan yang terkutuk. Andai doremon benar - benar ada, bakalan pinjam kantong ajaibnya uuuuwwwwwaaaaaa........

Be with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang