Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam, masih ada beberapa tamu yang belum pulang. Kemungkinan dari keluarga dekat Andrew, seperti adik papanya dan beberapa keponakan.
Saat ini aku berada di taman belakang samping kolam renang yang di hias dengan lampu - lampu gantung, untuk makanan berada di pojokan dekat pintu masuk yang di tata prasmanan.
Terlihat piano putih yang berada di tengah - tengah taman, sayang piano itu di biarkan begitu saja hanya sebagai hiasan tidak ada yang memainkannya.
" Kakak pingin main piano "
Aku terkejut saat tiba-tiba saja Angel di sampingku, aku masih memandangi piano itu.
" Boleh " tanyaku.
" Tentu saja boleh, anggap aja hadiah tunangan dari kakak " Angel tersenyum kemudian mendorong pelan bahuku dengan bahunya.
Aku berjalan pelan sambil bingung mau main lagu apa.
Ting..... Bunyi denting piano saat aku mulai menekan pianonya.
" Sambil nyanyi kak " teriak Angel, yang membuat semua orang di sekitar situ langsung memandangku.
Aku dentingkan beberapa not kemudian mulai menyanyi ( lagunya di mulmet ya)
You ain't even really gotta lie
I just need you to say good bye
Then I'll really let you go and you'll never see me
So just stop wasting my timeSaat aku mengangkat kepalaku ternyata Andrew sudah ada di samping Angel, tatapannya penuh tanda tanya.
Aku melanjutkan tiap bait yang kunyanyikan dengan segenap hati, tidak tahu kenapa aku memilih lagu ini. Mungkin karena aku terbawa suasana jadi menyanyikan lagu yang hampir sama dengan perasaan yang aku rasakan saat ini.
But your eyes, nose, lips
would my memory I can't forget you if I tried
I wanna believe in your lies
And your eyes, nose, lips
It haunts my memory I can't forget you if I died
Feels like I'm losing my mindDi reff terakhir saat aku menutup mata tiba-tiba saja ada buliran air mata yang menetes. Sebegitu menghayatinya kah aku sehingga menetes kan air mata, atau memang perihnya hatiku saat tadi melihat Leo memasangkan cincin di jari manis Angel. Memory itu masih terpatri, bahkan senyuman Leo masih begitu jelas ku ingat.
Terdengar suara tepuk tangan saat aku menyelesaikan nyanyiku, segera aku hapus air mataku dengan punggung tanganku.
Angel memberikan dua jempol kepadaku dengan senyum sumringah " Gila kak aku merinding dengarnya"
Aku tersenyum menanggapi ucapan Angel.
" Dalam banget kak " Angel masih saja berkomentar kemudian melihat ke arah Andrew. " Jangan bilang kalau kamu balik sama Tralala kak " tanya Lala dengan menatap tajam kepada Andrew.
Siapa tadi katanya Angel, Tralala.... Apa itu yang di maksud Lala ya.
Andrew menggaruk tengkuknya " Apa sih dek "
" Aku bakalan kecewa banget kalau sampai itu terjadi, masak kakak lupa " langsung Andrew membekap mulut Angel.
" Sudah sudah, nggak usah di bahas "
Tentu saja Angel memukul mukul lengan Andrew.
Akhirnya tepat jam 11 malam aku sudah di mobil Andrew. Selama perjalanan kita berdua hanya diam, hanya keheningan yang menemani kita berdua.
Agar tidak terasa sepi aku menyalakan tape dan memilih radio, siapa tau kalau ada suara penyiar radio tidak terasa sepi lagi.
Ternyata yang terdengar lagu ' we don't talk anymore' yang dinyanyikan oleh Charlie Put dan Selena Gomez.
Akupun ikut bersenandung mengikuti lagunya, sambil memandang keluar jendela.
" Ra " terdengar Andrew memanggilku.
" hemmm.... " aku hanya bergumam masih tetap memandang keluar cendela.
" Apa benar lagunya tadi buat aku "
" Haa..... " aku langsung melihat Andrew.
" You could've had it all but you chose her. And now I gotta find someone knew " Andrew mengucapkan beberapa bait yang tadi aku nyanyikan sambil pandangan tetap mengarah ke depan.
Aku menunduk kemudian meremas remas samping rokku, sempat aku lihat Andrew melirikku.
Akhirnya sampai di depan rumahku " Nggak usah turun, sudah malam " kataku sambil melepas seat belt.
" Maaf " Andrew membantuku melepaskan seat belt. " Selama Ini aku nggak pernah memikirkan perasaanmu Ra " Andrew memandangku " Sebaiknya kita tidak perlu ketemu lagi, kalau memang aku cuma buat kamu sakit hati "
Aku hanya diam kemudian mengangguk, segera cepat - cepat aku turun kemudian berlari masuk ke dalam rumah.
Saat di dalam rumah aku bersandar di pintu kemudian meluruh ke lantai, sambil menekan dadaku yang terasa sesak. Tidak tau sesak karena ucapan Andrew barusan atau karena Leo yang ternyata tunangan dengan adiknya Andrew, mungkin sebaiknya aku pergi sejenak.
" Ya, aku harus pergi dari semuanya " kataku mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be with you
RandomGimana rasanya saat di pertemukan lagi dengan mantan, seseorang yang pernah mengisi di relung hati. Dia hadir bagaikan tukang bakso yang tiba - tiba lewat di perumahan. Yang paling menyakitkan dia sudah berubah, begitu matang eitssss.... Maksudny...