Tunangan

15 1 0
                                    

Ngantuk, iya itu yang aku rasakan saat ini. Semalaman notice group line  departmentku bunyi terus , membahas Tyo yang ternyata sudah punya tunangan. Dan aku nggak berkomentar apapun, mau berkomentar apa ? Kita kan sudah tidak ada hubungan apa - apa.  Oh iya selain hubungan atasan dan bawahan.

Belum lagi ada pic foto mereka berdua, nggak tau dari mana mereka bisa mendapatkan foto - foto pribadi Tyo dan tunangannya yang sedang berlibur ke Thailand. Aku curiga kalau mereka admin nya lambe turah, secara mereka lengkap banget infonya.

Karena kegalauan hati, yang ternyata mantan dapat lebih, lebih, lebih, dan lebih dari aku membuat kepedeanku agak berkurang. Yang tadinya 100% sekarang tinggal 20%, mungkin kalau hp sudah bunyi bolak balik minta di cash.

Saat menuju ke lift aku melihat Andi sedang bercanda dengan Mas Nasrul bagian IT.

" Andikuuuuuu...  " teriakku ke Andi sambil merentangkan tangan. Aku pun berlari kecil menuju ke Andi. 

" Perasaanku nggak enak deh Dara " kata Andi saat aku sudah ada di sampingnya.

" Nanti siang beliin makan siang ya, duitku udah nipis " kataku sok imut, sambil bergelayutan di lengan Andi.

Andi mendorong dahiku pelan dengan kedua jarinya " Kelakuan "

Haripun berlalu dengan cepat, tiba - tiba sudah menunjukkan jam 4 sore. Tapi di departmentku tidak ada yang namanya pulang tepat waktu, apa lagi kalau ada dateline  bisa sampai pulang pagi.

Flash back on

Hari ini sudah keberapa harinya aku menghindar dari Tyo, setelah aku tahu kalau Tyo akan melanjutkan study nya di Belanda. Dia sempat ragu untuk melanjutkan study nya karena aku dan aku tidak ingin menjadi penghalang.

Dengan kebimbangan tingkat akut, antara merelakan Tyo mengejar impiannya atau memohon ke dia agar tidak perlu melanjutkan lagi studynya.

Akhirnya aku sibukkan hariku dengan mencari partime job, karena aku sudah semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi jadi sudah tidak terlalu sibuk dengan mata kuliah dan ke kampus.

Dan disinilah sekarang aku bersama David, dia punya project di mana om nya akan membangun cafe dan aku di minta untuk jadi arsiteknya.

" Jadi ini yang membuat kamu selalu tidak ada waktu buat aku setiap kali aku ngajak jalan "

Aku langsung menghadap suara barusan yang ternyata itu adalah Tyo dengan tatapan kecewa.

" Kita putus aja ya " bukan pembelaan yang aku ucapkan, tapi permintaan yang begitu menyakitkan yang terlontarkan.

Tyo hanya diam sambil memandangku, rahangnya mengeras seperti manahan amarah. Kemudian dia pergi begitu saja tanpa berkata apa -  apa.

Itu lah pertemuan terakhirku dengan Tyo, aku sudah di cap selingkuh oleh Tyo dan aku tidak ingin merubahnya.

Flash back off.

" Ayo pulang " ajak Mila yang sudah siap dengan tas di bahunya. " Baru kali ini nih kita bisa pulang on time, aku pingin menikmatinya " senyum Mila mengembang.

Aku menuju ke meja Hana dan Andi " Aku pulang duluan "

" He em " jawab mereka masih konsentrasi dengan layar monitornya, sikap petakilan mereka bakalan hilang kalau sudah kerja.

Untuk saat ini aku kebagian nggak bareng mereka projectnya, sedangkan aku sudah selesai kemarin dengan teamku mengerjakan iklan produk kosmetik.

Saat aku keluar dari lift terlihat sosok yang dulu selalu aku rindukan, apa kah waktu bisa di ulang ?

Mungkin sudah saatnya untuk move on, di mulai dengan hal kecil yaitu tidak lagi memanggilnya dengan Tyo. Ya itu adalah panggilan masa pacaran, sekarang kan sudah jadi mantan.

" Andrew " kataku saat melihat Andrew yang sudah ada di depanku."  Ngapain k sini ? " kataku sambil berjalan cepat menuju keluar.

Saat aku melewati Leo, ya sekarang aku harus membiasakan diriku dengan memanggilnya Leo. Aku yakin tadi dia mengawasiku.

" Sama mama di suruh ke rumah "

Aku berhenti dari langkahku kemudian menatap tajam ke Andrew.

Sejurus kemudian Andrew menunjukkan paper bag yang dia bawa ke wajahku.

Ya..... namanya mantan, walaupun udah di buang ya masih aja ada yang nyangkut di hati. Walaupun di cuci pake pemutih masih aja ada bekasnya 😆😆

Be with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang