Part 31 - Situasi yang sulit dikontrol

14.5K 482 40
                                    

Hadir mu persis bagaikan pelangi, datang dengan sejuta warna dan harapan kebahagiaan, namun pada akhirnya pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

-The Melody-
________________________________

   Melody dan Kevin berjalan beriringan saat keduanya telah sampai di parkiran sekolah yang luas.
Kevin melepas helmnya, begitu pun dengan Melody.

Tak lama, hujan rintik-rintik mulai menetes mengenai kening gadis itu.
Melody mendongak menatap langit.

"Bentar lagi hujan nih, ayo cepetan."
Melody menarik lengan Kevin, mengajak cowok itu untuk buru-buru meninggalkan lapangan parkir sekolah.

"Eh sebentar, jangan buru-buru gitu."

"Nanti keburu hujan, biar cepet mendingan kita lari aja deh.
Tuh kan gerimisnya makin deres."
Keluh Melody, kemudian dirinya menarik tangan Kevin untuk ikut berlari dengannya.

Saat mereka berdua melewati koridor kelas dua belas.
Kevin tak sengaja berpapasan dengan Syella Afsari, mantan pacarnya dulu, sewaktu Kevin masih duduk di bangku kelas sepuluh dan Syella kelas sebelas.

"Eh Kevin, apa kabar?"
Sapa Syella dengan sebuah senyuman manis di bibirnya.

Melody memalingkan wajahnya, berusaha tidak menatap Syella yang berada di depannya.

"Baik."
Balas Kevin.

"Ini siapa lo?"
Tanya Syella sambil melirik ke arah Melody yang berada tepat di samping tubuh Kevin.

"Calon istri."
Jawab Kevin skakmat.

Mata Melody membulat seketika.
"Loh kok--"
Ucapan Melody terpotong.

"Sttt... udah ayo.
Syella saya duluan ya."
Ucap Kevin kemudian pergi bersama Melody.

"Kamu udah gila ya?"
Tanya Melody saat sedang berjalan dengan Kevin di koridor kelas dua belas.

"Alhamdulilah waras kok."
Ucap Kevin dengan ekspresi wajah sok polos.

"Gak usah sok polos, geli tau! Tangan saya jadi pengen nampar nih."
Melody tertawa, saat dirinya melihat ekspresi wajah Kevin yang seketika berubah menjadi sok polos.

"Saya seneng kalo liat kamu ketawa karena saya.
Di tampar sama kamu juga gak masalah kok, asal kamu tampar saya pake cinta. Jadi gak akan berasa sakitnya."
Celetuk Kevin sambil mengacak halus rambut Melody.

"Ih, mana bisa."
Gadis itu tertawa.

"Beb, saya duluan ya."
Kevin sedikit memiringkan kepalanya, membuat rambutnya menyentuh kepala Melody. Sedang kedua tangannya dilipat di dada.

"Geli tau dengernya."
Gadis itu mengerucutkan bibirnya, membuat pipinya mengembung lucu. Kevin terkekeh pelan, ingin sekali ia mencubit pipi gadis itu.

"Melody mau abang anter sampe kelas gak?" kini tangannya merangkul pundak gadis itu.

"Kok jadi tambah alay sih?!"
Gadis itu melipat kedua tangannya di dada.

"Mau saya anterin sampe kelas?"
Tanya Kevin sambil menaikan satu alisnya.

"Udah gak usah!" Cewek itu menepis rangkulan tangan Kevin, kemudian pergi menjauhinya.

"Kok ngambek sih?" Kedua matanya memicing. "Alay." Ucap Kevin pada Melody yang tengah berjalan menuju kelasnya. Kemudian ia tertawa.

The MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang