Part 16 - Perasaan ganjil

15.7K 607 11
                                    

Teruntuk kamu yang pernah singgah, namun tak memberi celah untuk aku menggapainya.
Ku mohon pergi saja, dan satu hal yang harus kamu tau. Bahwa mencintai untuk dipermainkan, bukanlah hal yang mudah untuk di lupakan.

-The Melody-
_________________________________

     Pagi ini, Melody merasa ada yang aneh. Tidak. Ini semua tentang perasaan yang mengganjal di hatinya saat ini.
Tentang Kevin. Entah baik atau buruk.

Seperti biasa, gadis itu datang ke sekolah dan masuk ke dalam kelasnya.
Sesekali tersenyum dan menyapa teman-temannya.

Hingga siang, dirinya tak melihat Kevin, sedikit pun.
Seseorang yang biasanya menyapa dan tersenyum padanya.
Entah sekarang dimana.
Sakit? Sepertinya begitu.

Ingin sekali ia bertanya pada teman-teman Kevin, namun rasa gengsi telah berhasil mengalahkan keinginannya.

Sampai akhirnya tiba waktu pulang sekolah.
Melody sama sekali tidak melihat cowok tersebut. Tanpa sebuah kabar.
Ingin bertanya tapi malu.
Alhasil, Melody hanya bisa menelfon Kevin dan mengirimkan  pesan singkat padanya. Namun, hasilnya nihil, masih tak ada jawaban.

••••••

   Kevin masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
Suara mesin pendeteksi detak jantung dengan konstan berbunyi di ruangan sunyi.

Hanya terdengar suara isak tangis seorang wanita.
Dia Anisa, Mama Kevin.
Bagian bawah hijabnya telah basah terkena air mata yang tak berhenti menetes.

Kedua bola mata Kevin terpejam.
Ia tak sadarkan diri.

••••••

Dua hari tanpa kehadiran Kevin di sekolah, membuat Melody sedikit murung dari biasanya.
Matanya terus menatap layar ponsel, berharap ada suatu balasan dari laki-laki itu.

Hasilnya tetap sama, masih tidak ada balasan.
Ponsel Kevin tidak aktif.

Akhirnya, Melody memberanikan diri bertanya pada salah satu teman dekat Kevin, dia adalah Rino.

"Kak, mau nanya sebentar dong, boleh gak?"
Ucapnya dengan nada bicara halus.

"Eh, Melody, tumben banget.
Ada apa ya? Oh, pasti tentang Kevin, iyakan?"
Dari raut wajah gadis itu Rino sudah bisa menebaknya.

Gadis itu mendengus gusar.

"Iya, kak. Kak Rino tau gimana kabarnya sekarang?"

"Oh, kemarin lusa Kevin sempat telfon gue, dia bilang sih mau liburan sekitar satu minggu."
Ucapnya dengan santai.

Alis Melody tertaut.
"Liburan?"

"Iya."

"Tapi, kenapa dia gak ngabarin gue ya, kak?" Rasa penasaran semakin menguasai gadis itu.

"Aduh, kalo soal itu gue gak tau, Mel."
Rino tersenyum canggung.

Melody menggigit bibir bawahnya.

"Yaudah kalo gitu. Thanks infonya."
Ucapnya sambil tersenyum canggung.

"Yaudah, Mel. Saya masuk ke kelas duluan ya."
Ucap Rino seraya pergi meninggalkan Melody di ambang pintu kelasnya.

The MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang