Untitled Part 3

54 11 1
                                    

Apa ini?

Aku - Kim Sejeong


Bel istirahat pun berbunyi, aku baru saja ingin meletakkan kembali kepalaku ke atas meja dan ingin memejamkan mata ku, namun aku di kagetkan dengan suara bentakan yang terdengar sengat dekat dengan telinga ku.

"ya!! Ketua, kembalikan barang ku", teriakan melengking di telinga ku dari suara perempuan yang paling kubenci. Karena kesal, aku pun berdiri dan melihat sekeliling ku dengan wajah yang sangat kesal.

"Dimana Mingyu?"tanya ku dalam hati, namun aku baru ingat bahwa sebelum istirahat tadi mingyu di panggil ke ruang guru. "hmm, apa mau nya dia?" gerutu ku sambil menundukkan kepalaku berfikir ini akan meredamkan amarah ku.

aku pun menaikan pandangan ku untuk melihatnya, "Apa yang kau butuhkan?" tanya ku dengan nada suara yang turun.

"Sejeong-ah, kembalikan barang ku sekarang, hanya tas mu yang belum kuperiksa!" teriaknya lalu meraih tas ku dan membongkar semua isi tas ku hingga semua isi tas ku berjatuhan ke lantai. Dan dia menyadari bahwa dia tidak menemukan barang nya dalam tas ku.

Semua teman-teman yang ada di kelas mengalihkan pandangannya ke kami berdua.

"Apa kau sudah selesai? kembali masukan barang-barang ku!", kata ku dengan wajah memerah seperti seseorang yang akan menangis.

Dia pun melemparkan tas ku ke lantai dengan wajah tanpa dosa dan beranjak pergi meinggalkanku.

"yaa!! Sooyoung-ssi!!", teriak ku, dan tanpa ku sadari aku menarik bahunya berbalik dan melayangkan tangan ku yang hampir saja mendarat ke pipinya. Namun tangan ku terhenti, seperti ada orang yang baru saja menahan tangan ku. Dengan menarik nafas panjang, aku melepaskan genggaman tangan ku dan beranjak ke luar kelas dengan perasaaan yang tak karuan.

"aduh", celoteh ku karena menabrak sesuatu. Mingyu, dia yang kucari tadi, tanpa sadar air mata menetes keluar dari mata ku. Lalu Mingyu pun menarik tangan ku entah membawa ku kemana. yang kutahu aku berjalan dengan menundukkan kepala karena menagis.

Mingyu pun berhenti dan menyuruh ku duduk di sebuah kursi, lalu dia menaikan kepala ku. "Ada apa dengan mu? Apa sooyoung mencari masalah pada mu lagi? tanyanya dengan sedikit nada kesal.

Aku tidak bisa menjawab apa-apa. Aku hanya bisa melihat wajah nya yang mulai kesal melihat ku.

"Apa harus ku jambak rambut nya agar dia bisa berhenti menggangumu?", bentaknya.

"Aish, diamlah... Kau membuat semakin kesal." Sindirku.

"ya!! Jauhi dia.. dia hanya membuat mu semakin kacau, aku akan mengurusnya nanti" katanya lembut selagi membukakan minuman kaleng dan memberinya kepada ku.

"Gomawo, hhmm, aku harus ke kelas sekarang", jawab ku

"Kenapa? owh... Apa kau mau balas dendam? Biar aku yang membalasnya" jawabnya dengan semangat.

"Aku harus merapikan kembali isi tas ku", rengek ku dengan nada kesal bercampur malas.

sesampainya kita di depan kelas, langkah ku terhenti karena yang ku tahu semua orang yang ada di kelas sedang memandangku termasuk sooyoung. Tanpa bertanya, Mingyu menarikku masuk ke kelas dan menyuruh ku duduk di kursi ku. Dengan menahan semua nya aku menduduki kursi ku. Namun, yang membuat ku heran sekarang, mengapa tas ku sudah kembali rapi, aku mengecek kembali isi tas ku. Dan benar semua tersusun rapi seperti semula.

Apa semua ini? 

Aku mengakhiri hari ku ini dengan perasaan yang masih kesal. Dan seperti biasa, ketika sampai dirumah dengan kondisi yang bagaimana pun aku harus tetap meluangkan waktu untuk menbantu ibu ku yang hanya bekerja sebagai pegawai laundry. Kira-kira pukul sembilan malam aku memasuki kamar ku dan mulai untuk mengerjakan tugas rumah ku, namun tiba-tiba handphone ku berbunyi.

"yaa, dia lah yang sangat kebutuhkan sekarang", gerutu ku. Aku langsung menerima telefonnya. setalah beberapa lama bercanda, tertawa, bercerita. Kira-kira sudah lebih dari satu jam kita mengobrol, tiba-tiba dia menyuruhku turun ke bawah. Ya, tanpa berfikir panjang ak pun langsung membuka pintu, dan benar saja aku melihatnya duduk di kursi dapan rumahku.

"Mingyu-ah" sahut ku memanggilnya dari belakangnya.

dan dia hanya membalasnya dengan seyuman. Aku tahu bahwa itu merupakan kode untuk ku agar aku menghampirinya, belum sempat aku berjalan ke arah nya. Dia sudah lebih dulu menghampiri ku dan memberi ku sebuah rangkaian bunga berwarna putih yang sangat indah. Sambil tersenyum dia mengayunkan tangan nya dan memengang tangan ku dengan erat.

.....

Become The LoveWhere stories live. Discover now