6

6.8K 1.1K 20
                                    

Taeil yang tiba - tiba merasakan sesuatu pada 'hatinya' langsung tersedak makanannya.

Kamu yang melihatnya dengan sigap menyodorkan segelas air kepadanya.

"Ada apa dengan kandunganmu? Ada apa dengan bayi kita?"

Rasanya Doyoung ingin memukul Taeil.

Kamu hanya melongo mendengar pertanyaan dari suami mu itu.

"A-aku.. Kan-"

Mendapat sinyal dari Doyoung, Taeil segera bangkit dari duduknya sebelum kamu menyelesaikan ucapanmu.

"Oke aku hampir terlambat"

'Doyoung' segera mengecup pipi kananmu singkat, lalu menuju keluar rumah.

Diikuti Doyoung yang terus menerus menatap tajam kearah Taeil.

Kamu mematung.

Belum bisa mencerna semua ini.

Tadi itu Doyoung marah atau tidak? Atau dia pura pura lupa? Tapi maksud dari ciuman itu tadi apa?

Ugh, kamu pusing.

***

"Kenapa kau marah?" tanya Taeil saat sampai di kantornya Doyoung.

"Istriku.. "

"Pak?"

Doyoung dan Taeil menoleh dan mendapati Jisoo yang akan masuk ke dalam lift.

Saat pintu lift tertutup, Jisoo pun segera menoleh ke atasannya tersebut sambil tersenyum manis.

"Apakah anda pulang dengan selamat kemarin?"

Mimik muka 'Doyoung' yang dibuat oleh Taeil berubah menjadi bingung, bingung maksud arah dari pertanyaan dari si gadis ini.

Taeil menoleh ke sebelah kanannya yang ada Doyoung, Doyoung mengisyaratkan agar menjawab iya.

"I-iya, aku pulang dengan selamat"

Jisoo bernafas lega.

"Syukurlah, habis kemarin bapak pulangnya terlalu larut semalam setelah mengantar saya pulang"

"Maaf merepotkan ya, pak"

'Semalam? mengantarkan pulang ?'

***

Taeil memasuki ruangan kerja milik Doyoung, lalu menutup pintunya.

Kemudian menatap tajam Doyoung.

"Siapa gadis itu?" tanya Taeil dengan nada tertahankan.

"Asistenku jika kau ingin tahu"

"Ada hubungan dekat apa kau dengannya?"

"Maksudmu?"

"Kau mengantarnya pulang saat larut, lalu kau mabuk, jangan bilang kau minum - minum dengan gadis itu?"

Coba saja Doyoung bisa memukul Taeil, ia sudah sedari tadi memukulnya.

"Jangan sok tahu! Aku ini punya beban hidupku sendiri!"

"Tentu saja aku bingung, aku menjadi ceroboh karena semua cobaan yang aku tanggung!"

"Kau- tentu saja, tentu saja kau tak akan mengerti bagaimana rasanya jika istrimu tidak bisa mengandung"

Kini, Taeil mengerti.

Apa maksud dari klinik, apa alasan Doyoung menjadi muak dengan istrinya, alasan mengapa Doyoung melakukan ini semua.

Tapi,

"Doyoung, kau tak bisa membandingkan hal itu dengan diriku. Setidaknya kau masih bisa bersyukur, diberi waktu yang panjang untuk hidup, diberi keberuntungan mempunyai istri yang sabar seperti bisa meladeni semua tingkahmu itu. Lihatlah bagaimana istrimu itu pergi ke klinik kandungan, dia berusaha, kenapa kau tidak?"

"Setidaknya kau masih bisa melihat istrimu, Doyoung"

Kini Doyoung bisa melihat dirinya sendiri mengeluarkan air mata.

Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang