The Meteor Rain's Strike

52 7 0
                                    

"Eh?" Terbaring ditempat tidur, Aku menutup kepalaku lalu berkata.

"ARGH!! KENAPA AKU HARUS BANGUN?! PADAHAL AKU HAMPIR MENANG.. ah apa boleh buat, lagipula itu mimpi yang sangat bagus, Aku tidak pernah mimpi senyata itu." Aku kecewa karena itu semua hanya mimpi, dalam hati Aku mengharapkan itu adalah kenyataan. Lalu Aku melihat handphoneku, ternyata sudah jam 6 pagi, waktunya Aku bersiap-siap sekolah.
Aku pun berangkat dengan mengendarai motorku. Di perjalanan Aku baru ingat kalau handphoneku tertinggal, tapi sudahlah Aku malas balik lagi. Saat Aku mau belok kanan di perempatan tiba-tiba Aku diserempet oleh motor yang melaju sangat cepat.

"Astaga.. nyari mati ini orang.. sialan.. andai saja Aku punya kekuatan, sudah kubalas dia" ujarku dengan emosi, sambil lanjut berkemudi. Aku pun sampai di sekolah. Aku memarkirkan motorku dan berjalan ke kelas. Posisi bangkuku di belakang sebelah kanan. Tempat paling enak untuk tidur dan sangat jauh dari meja guru. Aku pun duduk di bangku ku. Sambil melamun lama-kelamaan teman sebangkuku datang, dia Adam. Tidak begitu banyak berbicara, dia segera menaruh tasnya di bangku lalu duduk dan memainkan handphonenya. Bel masuk pun berbunyi. Jam pelajaran pertama adalah Matematika, tetapi Aku tertidur. Bel kedua pun berbunyi dan pelajaran Matematika berakhir. Aku tiba-tiba terbangun oleh suara bel. Lalu Aku melirik Radya, Gen, dan Adam. Radya dan Gen duduk sebangku di depanku. Seperti biasa mereka bertiga main game online bersama di handphone. Sialnya Aku kelupaan membawa handphoneku, Aku selalu bermain bersama mereka bertiga.

"Hyuu, kamu galau?" ujar Radya saat melihatku. "Enggak Rad, handphoneku ketinggalan, males sekolah jadinya." jawabku. Tiba-tiba guru Bahasa Indonesia masuk ke kelas. Karena malas memperhatikan pelajaran, Akupun tertidur lagi. Bel istirahat pun berbunyi. Aku kembali terbangun oleh suara bel.

Kemudian Aku mengajak Adam, Radya, dan Gen ke kantin. "Guys, ke kantin yuk". Gen dan Adam menolak ajakan ku "Ngga Hyuu, lagi males" jawab Gen. "Silahkan Hyuu, Aku sudah membawa bekal" jawab Adam. "Ayo Hyuu, kuantar kamu ke kantin" jawab Radya. Akhirnya Aku pergi ke kantin berdua dengan Radya. Kebetulan jalurku melewati ruangan koperasi, disana ada sebuah televisi, tak sengaja Aku jalan sambil liat televisinya.

"Eh Rad, breaking news tuh, katanya di AS dan sekitarnya terjadi hujan meteor yang menewaskan hampir semua umat manusia disana" ujarku sambil menunjuk ke arah televisi dengan kepalaku. Radya pun segera menghampiri televisi tersebut, mungkin dia shok atau semacamnya. Aku pun mengikutinya.

"Hyuu, mana mungkin tiba-tiba aja ada meteor jatuh, harusnya kita sudah diperingatkan terlebih dahulu sejak lama, tapi ini tidak ada peringatan sama sekali" ujar Radya.

Perkataannya memang masuk akal, tidak mungkin kejadian seperti ini tidak ada peringatan terlebih dahulu. Karena penasaran akhirnya kami menontonnya lebih lama. Tak lama kemudian murid-murid berdatangan menonton berita di televisi.

"Hujan meteor ini mungkin adalah akhir dari bumi. Pegerakan dan penyebarannya sangat cepat. Dalam hitungan beberapa menit saja Amerika dan sekitarnya sudah hancur, dan sekarang hujan meteor tersebut sudah merambat ke wilayah Eropa, dan wilayah terakhir yang akan terkena adalah Asia." Ujar reporter di televisi. Setelah mendengarnya, Aku tercengang. "Apakah ini adalah akhir dari dunia?" Aku dan Radya pun segera berjalan dengan cepat ke kelas.

"Hyuu, kalau memang ini semua kenyataan dan bukan hoax, kita harus bersiap-siap" ujar Radya. "Aku tahu Radya" jawabku. Kami sangat tegang dengan keadaan ini. Sesampainya di kelas, suasana sudah kacau balau. Mereka semua shok. Kami sudah berusaha menenangkannya, tetapi sia-sia saja. Bukan hanya kelasku saja yang kacau balau, seluruh kelas di sekolah ini pun demikian.

Tak lama kemudian muncul sebuah suara dari speaker kelas. "Perhatian. Seluruh siswa SMA 10 diharap untuk tenang. Semua siswa diharapkan masuk ke kelasnya masing-masing lalu kita berdoa bersama kepada Tuhan, doa akan dibimbing oleh Saya". Seluruh siswa pun duduk dibangkunya masing-masing dan berdoa sambil dibimbing. Setelah doa selesai tiba-tiba tanah bergetar dan Aku mendengar suara benda yang mendekat dari langit. Aku pun melihat keluar jendela. Aku sudah menduganya, tidak salah lagi. Dalam seumur hidupku inilah pertama kalinya Aku melihat hujan meteor. Seketika seluruh siswa memberontak, mereka semua berlarian keluar kelas mencari perlindungan. Tanah semakin bergemuruh.

Tak lama kemudian terdengar suara dari kejauhan. "DUAAAAAAAR" suara hantaman meteor yang menghantam gedung sekolah di depan. Melihat ini dari jendela, Aku segera berlari keluar kelas dan berlari ke lapangan sekolah. Entah bodoh atau apa, tapi kulihat ada seorang siswa yang merekam hujan meteor itu padahal kita sudah tau kita pasti akan mati sekarang.

"SYUUNGG~ DUAARRRR" suara hantaman meteortepat didepan ku. Aku pun terlontar ke belakang. Pendengaranku sakit. Suaraberfrekuensi tinggi ini tidak bisa hilang. Setelah pulih, Aku segera berlarimenghindari hantaman-hantaman dari hujan meteor ini. Banyak siswa yang matidisekitarku, darah berceceran, gedung hancur, tanah berlubang-lubang. Tiba-tibaAku melihat sebuah meteor yang aneh. Tidak peduli Aku bergerak ke kiri ataukanan, meteor itu mengikutiku dari jauh. Tampak seperti sudah menargetkandiriku dari awal. Karena Aku sudah pasrah, Aku hanya bisa berteriak "AAAAARRRGGHHHH!!!"Hingga akhirnya meteor itu menghantamku.    

The Claxton CatastropheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang