Taeil home..
Pagi ini terlihat ada keluarga yang tengah sarapan bersama di hari minggu ini, disana ada papa dan mama nya taeil, ada taeil dan adek nya yang bernama dewi.
Dewi adalah tunangan kun dan mereka akan menikah dalam waktu 2bulan lagi.
"Taeil bagaimana hubunganmu dengan via apakah baik-baik saja?"
Tanya papa taeil kepada nya, lalu di jawab anggukan oleh taeil."Kenapa kalian tidak menikah saja?" Tanya mama nya lagi
"Taeil belum wisuda ma dan sebulan lagi taeil akan wisuda tapi tidak secepat itu ma untuk menikah lagian Taeil belum kerja"
"Oppa Kun lebih muda dari oppa tapi dia serius sama aku oppa dan kita sebentar lagi akan menikah"
"Aku belum siap dek untuk menikah secepat ini"
"Oppa ayolah oppa kasihan Via eonni dia sudah lama menunggu oppa dan di juga sudah di paksa nikah sama orang tua nya oppa apa oppa mau kehilangan dia? Cewek enggak suka di gantungin oppa"
Mendengar ucapan Dewi Taeil pun terdiam dan terlihat seperti orang yang sedang berpikir
"Iya bang apa kata adekmu benar papa sangat setuju, nanti kalian menikah bersamaan dan resepsi nya juga, dan abang bisa berkerja di perusahaan papa"
"Abang sayang kan sama mama papa? Ayolah bang patuhi apa kata mama dan papa sekali ini saja nak"
Mendengar ucapan orang tua nya membuat Taeil kembali terdiam untuk kesekian kali nya Taeil terdiam.
"Baiklah papa mama abang siap untuk menikah"
Taeil menjawab pertanyaan orang tua nya dengan mantap sebenarnya dia memang sudah ingin menikah tapi dia masih memikirkan masalah kuliah dan dimana dia akan bekerja nanti nya.
"Terimakasih nak sudah mau mendengar ucapan papa dan mama mu, baiklah kalau seperti itu hubungi Via tolong tanyakan sama dia kapan keluarga kita bisa bertemu untuk membahas masalah pernikahan kalian kalau bisa nanti malam lebih baik"
Orang tua Taeil sangat bahagia mendengar jawaban dari sang putra, lalu papa Taeil berlalu meninggalkan putra dan putri nya itu berdua di meja makan.
"Ciee abang ku akan segera menikah juga"
"Apalah kamu ini dek, kamu juga akan menikah dengan Kun"
Lalu mereka berdua tertawa lepas karena telah menertawakan satu sama lain.
"Oppa segera hubungi Via eonni pasti dia sangat bahagia".
Taeil mematuhi apa perintah adek nya dan dia pergi ke kamar untuk menghubungi Via
"Halo?" terdengar suara dari seberang.
Taeil mengatur nafasnya, ia terlihat sangat gugup.
"Chagi? Kau baik baik saja?" Via mencoba menebak apa yang terjadi dengan Taeil.
"Kau sibuk tidak? Jika tidak aku ingin bertemu?" terdengar jawaban dari Via yang mengiyakan ajakan Taeil.
Setelah memutuskan sambungan telepon dengan Via, Taeil segera menghubungi seseorang.
"Kau sibuk? Bisa membantuku hari ini?".
--------
Kun terlihat sibuk, sedari tadi ia terlihat gelisah. Ia dan Dewi sedang ada dibutik milik bibi nya Kun, untuk mencoba gaun pertunangan.
"Tenanglah, kenapa jadi kau yang gugup?" sadar dengan apa yang dilakukan, Kun segera kembali ke tempat duduknya.
"Kenapa lama sekali sih!".
"Hei! Itu salahmu, sudah ku bilang gaun untuk Dewi akan jadi nanti sore, kenapa kau sudah datang pagi pagi!.
"Tidak bisa imo, nanti sore kami masih ada acara" Bibi nya Kun hanya menganggukkan kepalanya. Malas berdebat dengan keponakannya ini.
Tak lama kemudian Dewi keluar dengan dress dark blue panjang tanpa lengan. Ada pita melingkar dibagian pinggang itu.
Kun mencoba menelan salivanya. Ia sangat kagum dengan penampilan Dewi. Ia bangkit dari sofa dan mendekati Dewi.
"Apa kau manusia?".
"Apa maksudmu oppa?".
"Aku rasa kau bukan manusia, kau adalah malaikat yang tuhan ciptakan untukku".
Blushh!!!
Pipi Dewi memerah. Ia memukul lengan Kun ringan. Tanpa disadari bibi Kun sudah meninggalkan mereka berdua.
"Aku akan berterima kasih kepada Imo karena sudah membuat baju sebagus ini" Dewi terkekeh dengan kelakuan Kun.
Tiba tiba ponsel Dewi bergetar. Ia mengambil ponsel yang ada didalam tasnya.
*Taeil Oppa*
Kemana saja kau ini? Cepat datang kemari!.Dewi terkekeh dan memasukkan kembali ponselnya kedalam tas.
"Aku rasa kita harus ke taman sekarang. Taeil oppa bisa marah jika kita terlambat".
Kun mengangguk dan menyuruh Dewi untuk ganti terlebih dahulu, setelah selesai mereka segera berangkat menuju taman.