Mengakhiri dan Memulai

127 9 4
                                    

Ponsel Afi terus berbunyi sejak tadi pagi, sedangkan Afi masih berbaring diatas kasur. Dengan malas ia mengambil ponselnya dan membuka notifikasi satu persatu. Hanya satu notifikasi yang membuatnya membulatkan matanya.

*Lee Taeyong*
Morning Bae, kau sudah bangun? Bagaimana jika kita berangkat bersama?

Afi langsung melonjak dari atas kasurnya. Ia segera berlari ke arah lemari yang terletak di sudut ruangannya. Ia membongkar isi lemarinya untuk menemukan baju yang pas untukknya.

Setelah menemukan baju yang pas, ia segera menuju kamar mandi. Setelan dress tanpa lengan berwarna biru laut yang dipadukan dengan flatshoes berwarna senada, make up tipis dan rambut yang terurai membuat Afi terlihat sempurna.

Ia segera turun dan menemui Taeyong. "Taeyong" merasa namanya dipanggil, Taeyong menoleh ke arah belakang. Taeyong hanya diam membeku melihat Afi.

"Kau cantik pagi ini" pujian Taeyong sukses membuat pipi Afi memerah. Ia memukul pelan lengan Taeyong.

"Hei, aku berkata jujur".

"Sudahlah, ayo kita berangkat aku ada jelas dengan park-ssaem pagi ini" Taeyong mengangguk dan segera membukakan pintu untuk Afi.

--------

"Haechan! Berhenti bermain dengan rambut ku!" Vivi mulai merasa kesal, karena Haechan sejak tadi terus mengganggunya.

"Wae? Memangnya aku tidak boleh menyentuh rambut pacarku?" Vivi menghela nafas sebelum menutup laptopnya. Ia berbalik untuk melihat Haechan. Merasa sudah mendapat perhatian dari Vivi, Haechan segera duduk dengan tenang.

"Apa kau tidak lihat? Aku sedang mengerjakan tugasku?" Terlihat jelas bahwa Vivi sedang marah. Haechan menggeleng sambil memperlihatkan cengiran khasnya.

"Aku bisa membantumu"

"Tidak!"

"Bisa!"

"Kau tidak mungkin bisa!"

Haechan dan Vivi terus berdebat sampai sampai seluruh isi kantin memperhatikan mereka. Vivi yang sadar dengan keadaanya ia segera menarik tangan Haechan untuk pergi dari sana.

"Aku sangat malu"

"Salah sendiri kau menolak bantuanku"

"Kau saja bahkan tidak mengerti tugasku!"

Haechan menghela nafas sebentar, sebelum menarik tangan Vivi untuk duduk didekatnya.

"Membosankan!" Haechan kembali bermain dengan rambut Vivi.

"Salah sendiri kau menemaniku" Haechan tidak menjawab ia terlalu fokus bermain dengan rambut Vivi.

"Hei pasangan aneh!" Vivi dan Haechan sama sama menoleh ke arah suara tersebut. Mark, Kun, dan Winwin berada disana.

"Apa kalian bilang? Pasangan aneh?"

"Memangnya ada yang salah? Kalian selalu ribut lalu diam, begitu seterusnya"

"Dan sekarang kalian berdua hanya diam sejak tadi, itu membuat kalian semakin aneh" Kun terkekeh dengan ucapan Winwin.

"Yang terpenting itu, kita manusia bukan alien!"

Setelah perdebatan tadi datang lah abang nya haechan bersama pacar nya

"Ada apa ini?"

"Adek mu yong bersama pacarnya seperti biasa tingkah laku mereka"
Kun mengatakan nya sambil terkekeh .

Lalu taeyong duduk di sebelah haechan sambil merangkul adek nya dan berkata "dek kamu sudah dewasa jangan kekanakan lagi kasihan pacar kamu nantinya"

Vivi yang mendengar taeyong membela nya dia tersenyum puas
"Makasih ya oppa sudah mau membela ku"

"Sama-sama vi kamu juga harus dewasa ya seperti pacar nya oppa ini"
Taeyong merangkul pinggang afi yang membuat afi blushing pipinya sudah memerah

"Kenapa harus di samakan dengan dia oppa kita itu musuhan dan tidak akan mungkin berteman"

"Vivi jangan seperti itu sama calon kakak ipar mu nanti taeyong hyung tidak akan mau menerima mu vivi ah"

"Iya vi yang di katakan winwin hyung itu benar dan seharusnya kamu mau berteman dan dekat sama afi supaya kalian lebih dekat lagi bukan?"
Winwin memberikan nasehat kepada vivi dan juga dibenarkan oleh mark.

Vivi yang mendapat nasehat seperti itu langsung menunduk dan langsung memeluk afi awalnya afi kaget dan pada akhirnya dia membalas pelukan vivi.

"Maafkan vivi eonni vivi tahu selama ini vivi salah dan juga teman-teman vivi, vivi tidak pernah sadar kalau eonni itu berhati baik ya walaupun sedikit sombong tapi aslinya eonni itu baik maafkan aku eonni"

"Iya vi aku juga minta maaf karena sempat kasar sama kamu dan teman teman kamu"

Setelah berpelukan merekapun melepaskan pelukannya, dan mereka di peluk oleh pasangannya masinh masing, kun, winwin dan mark yang memperhatikan itu mereka terharu melihat pemandangan di depan mereka sekarang ini.

Tidak lama kemudian teman-teman vivi datang, mereka berempat meminta penjelasan dari vivi lalu vivi menjelaskan semuanya, setelah mendengarkan penjelasan dari vivi mereka berempat menundukkan kepala nya dan pada akhirnya isna membuka mulut nya

"Afi kita minta maaf karena telah salah paham denganmu"

"Iya afi claudia juga meminta maaf ya padahal kita saudara tapi kita tidak pernah akur dan aku yang selalu iri denganmu fi aku minta maaf tolong maafkan sepupu mu ini fi"
Claudia berbicara dengan sepenuh hati sehingga tangis nya pecah secara tiba tiba

"Aku juga minta maaf ya afi"

"Fi qiqis minta maaf karena sudah sering berantem sama kamu dan ternyata kamu memang baik orang nya"

Afi yang mendengar mereka berlima mengucapkan maaf kepadanya dia merasa terenyuh dan merentangkan tangannya supaya mereka berenam berpelukan. Dan mereka berenam berpelukan mungkin setelah ini mereka akan akrab

"Oh jadi seperti ini fi iya! Mentang mentang pacaran sama taeyong jadi kamu dekat sama mereka khianat kamu fi"

Rikza sangat emosi karena melihat teman nya itu berpelukan dengan musuh mereka dan tiba tiba membuat mereka semua kaget, membulatkan matanya seketika karena diana menampar afi sangat keras dan membuat afi meringis kesakitan

"Sudah lah za mending kita perfi dari sini buat apa kita disini bersama orang orang khianat seperti dia"

Diana menunjuk afi, lalu dia menarik tangan rikza untuk pergi dari tempat itu

Setelah kepergian mereka berdua, taeyong melihat afi yang menangis kesakitan dan dengan cepat taeyong memeluk afi

"Kamu tidak apa apa bae?"

"Aku tidak papa yong tamparan itu sangat keras dan terasa sangat sakit tapi ini tidak seberapa dengan perkataan sahabat aku tadi yong"

Afi masih sesegukkan di pelukan taeyong dengan sabar tangan taeyong mengelus punggung pacarnya itu.

Beberapa lama setelah afi menangis di pelukan taeyong akhirnya dia berenti menangis dan afi memperhatikan vivi, claudia, isna, dwi dan qiqis lalu afi kembali memeluk mereka dan setelah itu melepaskan pelukannya

"Sudah ya fi jangan menangis lagi kita ada disini untuk kamu"

Isna berbicara untuk menyemangatkan afi yang telah terpukul karena kejadian tadi.

Mereka semua menerima afi sebagai temannya dan afi mengucapkan terimakasih kepada mereka semua karena telah mau menerima dirinya.

Taeyong yang melihat pacarnya itu sudah lemah dan dia meminta izin untuk membawa afi pulang, dan taeyong mengantarkan afi pulang ke rumah nya untuk beristirahat.

_Sahabat yang baik adalah ketika dia mau menerima penjelasan sahabatnya ketika ada kesalahpahaman di antara mereka_








Makasih ya semuanya udah baca cerita aku, maafin kalau banyak kekurangan nya manusia itu gak ada yang sempurna.
Jangan lupa baca vote dan komentar nya ya
-istri tiway-

Crazy Family NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang