Pagi itu, Johny berniat mengumpulkan semua sahabatnya. Satu persatu sahabat Johny datang, mulai dari Ten sampai yang paling akhir Mark.
"Jadi, kenapa kita ada disini?" Mark mengawali pembicaraan.
"Begini, kalian tau sebentar lagi Kun dan Taeil hyung akan menikah?" semua mengangguk.
"Dan kalian tau kalau pernikahan mereka hanya berselang 3 minggu?".
"Hei ayolah hyung, aku ada kelas pagi ini" protes Winwin kepada Johny.
"Baik langsung saja, aku akan menikah dengan Rikza akhir bulan ini".
Semua sahabat Johny terlihat kaget, sampai sampai Hansol tersedak. "Apa aku tidak salah dengar?".
"Hyung, kau? Kau akan menikah?".
"Kenapa mendadak?".
"Kenapa tidak memberitahu?".
"Kau membuatku tersedak!".
"DIAM!".
Johny mengambil nafas sebentar sebelum mulai berbicara lagi.
"Ok, mari kita luruskan semuanya. Pertama, aku tidak tau kalau aku dijodohkan. Kedua, aku baru mengetahui perempuan yang dijodohkan denganku adalah Rikza. Dan yang ketiga, keluarga kami memutuskan untuk menikahkan kami akhir bulan ini".
Setelah selesai menjelaskan, suasana menjadi sedikit tenang. Mereka hanya diam mendengar penjelasan Johny.
"Hei, kenapa kau malah muram begitu? Kita tau kau juga menyukai Rikza, kita akan mendukung apapun yang kau lakukan oke?" Taeyong mencoba menyemangati temannya seperti biasa.
"Taeyong hyung benar, tadi kami hanya kaget saja" Ten menambahi. Semua mengangguk setuju dengan kata kata Taeyong dan Ten barusan.
"Syukurlah, aku kira kalian akan marah saat aku mengatakan ini".
"Kita tidak akan marah jika kau mengatakannya sebelum acara dimulai bodoh!".
"Aku pergi ke kelas dulu, kita lanjutkan nanti ya" Winwin segera berlari menuju ke kelasnya, mengingat hari ini dia ada pelajaran dengan Jung ssaem, dosen yang terkenal killer.
----
"Selamat pagi" seperti biasa, Isna menyapa teman temannya dengan semangat. Namun, senyumnya seketika luntur ketika melihay Afi, Rikza, dan Diana.
"Hei, kenapa hanya diam kemarilah" Claudia menarik tangan Isna agar duduk disampingnya.
"Hei, kalian tau kabar gembira? Rikza dan Johnny akan menikah akhir bulan ini" Afi memberi tau mereka tentang pernikahan Rikza dan Johny.
"Benarkah?".
"Wah eonni, selamat ya. Kau mendahului Via eonni dan Dewi eonni" semua yang ada disana memberi ucapan selamat kepada Rikza.
"Jadi kau akan menikah? Selamat!" semua mata tertuju pada Isna. Bagaimana tidak? Hanya dia satu satunya yang bersikap dingin disana.
"Aku duluan, aku ada kelas pagi ini?" Isna segera meninggalkan kantin. Vivi dan Melda yang mengetahui hal itu langsung mengejar Isna.
"Ya! Isna tunggu!" Isna menghentikan langkahnya dan membiarkan dua sahabatnya ini untuk mengatur nafas.
"Kenapa kau pergi?".
"Sudah kubilang aku ada kelas pagi ini".
"Jika kau ingin berbohong jangan membohongiku, kau lupa kalau kita satu jurusan?" Isna terdiam mendengar penjelasan Vivi.
"Aku hanya malas" Isna duduk dikursi yang ada di tamana, diikuti Melda dan Vivi.
"Bagaimana masalahmu?" Melda bertanya sambil mengeluarkan buku catatannya.