"Aku rasa aku tidak bisa memaafkan mereka"
Semua mata tertuju pada Isna, karena hanya dialah yang berbicara saat itu. Saat tangan Doyoung ingin menarik Isna, cepat cepat ia tepis.
"Maaf, jika kalian bisa memaafkan Diana dan Rikza silahkan saja. Tetapi aku tidak bisa memaafkan mereka. Aku permisi".
Isna segera mendorong kursinya dengan keras. Semua menatap bingung Isna. Dia memang tipe orang yang bisa dibilang sedikit garang, tetapi dia juga pemaaf.
"Aku akan mengejarnya" saat Melda ingin mengejarnya tangannya ditarik oleh Claudia.
"Biarkan dulu, mungkin dia masih marah. Nanti kita bicarakan digrup saja".
Mereka akhirnya memutuskan untuk perhi dari cafe itu.
"Haechan, aku merasa ada yang aneh dengan Isna" Haechan segera melihat kearah Vivi.
"Apa maksudmu chagi?".
"Maksudku, ya kau tau sendiri sifat Isna seperti apa bukan? Dia yang tadi seperti bukan Isna yang ku kenal" Haechan mengangguk paham.
"Jadi bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?".
"Bisa antar aku ke rumah Isna? Aku rasa aku perlu berbicara dengannya" Haechan mengangguk dan segera mengantar Vivi kerumah Isna.
Perjalan memakan waktu 20 menit. Setelah sampai Haechan segera memarkirkan mobilnya dihalapan depan rumah Isna yang cukup luas.
Vivi sedang mengetuk pintu rumah Isna. Tak lama kemudian munculah wanita parubaya didepan pintu.
"Imo, apa Isna ada didalam?" tanya Vivi ramah kepada ibunya.
"Kau ternyata, masuklah dia ada dikamar" Vivi mengangguk dan segera mengajak Haechan untuk ke kamar Isna.
"Tunggu sebentar, apa boleh aku masuk ke kamar Isna?" Vivi hanya menggeleng menandakan ia tidak tau. Haechan menghembuskan nafasnya pelan.
"Isna, kau didalam?".
"Masuk!" suara Isna terdengar malas. Vivi segera membuka pintu kamar Isna.
"Kalian ternyata, masuklah Haechan Vivi" Haechan dan Vivi mengangguk dans segera masuk.
"Hei, ada apa kalian kemari? Tumben?".
"Ada apa denganmu?" Haechan langsung menuju pada intinya.
"Ternyata masih masalah yang tadi ya. Kalian tau kan, seperti apa mereka? Mungkin mereka sudah berkata maaf didepan kalian, tapi dibelakang? Tidak ada yang menjamin bukan?".
"Ya! Kenapa kau selalu berpikiran buruk hah?".
"Karena aku mendengar kabar burung tentang mereka" Haechan dan Vivi terdiam mendengar ucapan Isna.
"Apa maksudmu?".
"Ayolah, sekarang coba kalian pikir, kenapa tiba tiba Afi baik kepada kita? Bukankah itu aneh?".
"Tapi kita belum bisa berkata kalau mereka itu masih jahat bukan?".
"Kau benar Haechan, tapi selama aku belum menemukan kebenaran tentang kabar itu, aku belum bisa menganggap mereka baik. Aku saja belum bisa menerima Afi". Haechan dan Vivi menangguk.
"Sudahlah, ini juga sudah malam. Lebih baik kalian pulang saja. Dan tentang pembicaraan kita ini, jangan sampai ada yang tau".
Haechan dan Vivi keluar dari kamar Isna dan segera pulang kerumah masing masing.
___
Setelah kemaren selesai semua nya sekarang 3Angel berencana untuk pergi ke salah satu mall katanya mereka ingin berkumpul karena sudah lama mereka berpisah.