Chapter 5

9.3K 1K 78
                                    

Jimin tidak pernah membayangkan disaat ia baru saja pulang sekolah dan menginjakkan kaki di rumahnya tak sampai dalam waktu satu menit untuk mendapati begitu banyak orang di meja makan. Bersama ayah dan ibu nya yang terus mengumbar senyum sopan penuh binar. Awalnya Jimin tidak curiga dan berniat naik ke lantai atas menuju kamarnya sebelum sang Alpha Park memanggilnya lembut, membuat atensi Jimin teralihkan, melirik sedikit di kedua matanya yang melebar untuk mendapatkan ternyata ada Jeon Jungkook dengan ayah nya di sana. Yang lebih tua menampilkan senyum penuh wibawa, tapi si alpha Jeon muda itu malah melempar Jimin dengan senyuman anehnya. Menyeringai disela langkah Jimin yang mendekat.

Jimin sekarang tau kemana arah pembicaraan yang akan terjadi tepat ketika bokongnya mendudukki kursi meja makannya yang empuk, terbuat dari bahan lembut dengan ukiran mahal. Khas kerajaan.

"Nah, kami sudah menentukan tanggalnya." Ayahnya membuka pembicaraan kembali, dibawah meja kedua tangan Jimin saling mengapit erat, berpikir dalam rasa campur aduk yang membuatnya bingung. Jimin jadi tau bahwa Jungkook memang tak pernah main-main dalam berucap.

"Kalian akan kami nikahkan tepat saat kalian lulus. Dan itu berarti 1 bulan lagi." Lanjut ayahnya, ada nada bahagia yang begitu kentara di suara beratnya untuk kemudian disambut senyum puas dari yang lainnya, kecuali Jungkook, yang kini menatap Jimin dalam sorot hazel penuh puja, menggigit bibir bawah tipisnya gemas, mendapati Jimin yang kebingungan dengan menautkan kedua tangan dan kepala yang tertunduk terlihat seperti omega yang tunduk patuh di bawah kakinya. Jungkook senang kekuasaan, Jungkook senang penghormatan, dan Jungkook senang pujaan. Melihat Jimin seperti ini, membuatnya merasa sudah menggenggam omega itu dalam lingkupan telapak tangannya.

"T-tapi, kenapa terlalu cepat, ayah." Dan senyum Jungkook menghilang, tergantikan alisnya yang menukik tajam dalam rasa ketidaksukaan. Sebab Jungkook paling benci dengan Jimin yang pemberontak, yang berubah begitu cepat dan tidak tertebak dalam pikirannya.

Alpha Park tersenyum tipis, "Jungkook bilang banyak alpha yang mengejarmu di luar sana. Jadi dia tak ingin jika calon luna nya direbut oleh alpha lain. Ayah pikir itu cukup bahaya untuk omega seperti dirimu."

Jimin menghela napas, ia memang omega, tapi Jimin tidak pernah ingin dipandang lemah oleh siapapun. "Aku pikir aku cukup bagus untuk melindungi diriku sendiri." Jimin berusaha menjaga sopan santunnya dengan nada bicara yang lembut, diikuti senyum tipis di bibir merah mudanya.

"Ayah tidak setuju. Kita tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya nanti, Park Jimin."

Bibir Jimin terbuka, namun tidak ada sepatah katapun yang keluar hingga akhirnya tertutup kembali dalam kebungkaman. Jimin pikir tak ada gunanya juga ia membangkang, sebab ayahnya tak akan pernah mau mendnegar pendapatnya jika dalam mode mutlak seperti ini.

Jimin mengalihkan pandangannya pada Jungkook yang masih menatapnya intens, dan kini malah mengangkat sebelah alisnya menggoda dengan satu wink sialan yang entah kenapa membuat Jimin bersemu dengan sengatan listrik yang tiba-tiba membuatnya mati kutu.

"J-Jungkook, kita perlu bicara berdua." Ujar si omega manis, berusaha menekan aura dominan Jungkook di depannya yang seakan mengukungnya begitu erat, mencengkram Jimin dan mencekiknya tanpa berniat melepaskan.

Terdengar kekehan menggoda diselingi anggukkan kecil dari para orang tua. Meski tak bersuara, Jimin tau bahwa orang tua mereka menyangka jika ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Jungkook. Sialan.

"Nah, kalian jalan-jalan saja keluar dulu. Biar kami yang membicarakan tentang pernikahan kalian." Itu ayah Jungkook yang bersuara. Nadanya tegas, namun lembut tak terbantahkan. Khas Jungkook. Persis sekali seperti Jungkook bila dalam mode posesifnya. Entah kenapa membuat Jimin merona saat mengingatnya.

Married With Bad Alpha ?! (KooMin / Jimin Uke) (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang