Rahmania 05 - kedekatan yang terjalin

93 9 1
                                    

Aku tidak tahu apa yang kini ku rasakan

Yang aku tau

Hidupku terasa lebih indah dan bersemangat

Saat melihatmu pertama kali

--- Nazar Ibram Yazid ---


beberapa hari ini aku mulai intens menjalin komunikasi dengan gadis manis yang menyita perhatianku sedari awal masa putih abu-abu ku. Kini aku tau betapa indahnya Love at the fisrt sight. Pertama kali melihatnya tak bisa aku pungkiri dia mengagumkan, sikapnya yang ramah terhias kian sempurna dengan senyuman. Gadis cantik dengan wajah indonesianya sungguh ia memikatku terlalu erat.

"perkenalkan namaku Rahmania Wijaya, biasa dipanggil Nia" suara pertama kalinya yang langsung mudah telingaku tangkap dan aku tak dapat melupakannya

Berawal dari suaranya yang terus tersimpan baik dalam telinga menjadikan aku orang yang memerhatikannya diam-diam dan hal inilah yang membuatku justru lebih yakin bahwa aku mencintainya, mencintai Rahmania Wijaya dan akan aku buat ia menjadi Raniaku. Aku sungguh-sungguh ketika mengatakan akan menjadikan ia milikku dimulai dari aksi membentuk hari piket yang sama dengannya di hari sabtu, ketika hasil itu di pampang didalam kelas ternyata bayanganku tak meleset banyak orang-orang yang meributkannya, ada yang menamakan aku ketua kelas yang curang, ketua kelas modus dan hal lainnya. Mau bagaimanapun aku memang tidak seharusnya menjadikan namaku dan Rania dalam tugas piket dihari yang sama. Aku hanya terkikik geli didalam hati mendengar teman-teman satu kelasku yang protes dan dengan santainya aku membalasnya "ketua kelas itu bebas mau milih hari piket yang mana saja" dan tentu aku menerima cemooh yang panjang dari seisi kelas, tapi itu tak apa-apa untukku. Mendekati gadis pengisi hatiku harus berawal dari cemooh yang datang itu tak akan menghentikan langkahku sedikitpun. Aku pasti mampu dekat dengan Rahmania Wijaya yang akan aku jadikan Raniaku, cepat atau lambat.

"tapi gak satu hari juga dengan Nia" Arman teman sekaligus masih saudaraku menimpali alasanku

"kebetulan aja Nia ada di hari sabtu dan aku lebih suka hari sabtu, hari dimana banyak waktu bebas dan libur di kalender" ucapku yang memang betul banyak hari libur yang jatuh pada hari sabtu dan alasanku ini mampu membuat teman satu kelas menggangguk mengiyakan

Dan sungguh aku tak menyangka banyak guru-guru mata pelajaran yang membagi kelompok berdasarkan tugas piket harian, itu artinya aku dan Rania bisa makin banyak waktu untuk bersama.

Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan?

Aku menyukainya sejak awal MOS itu berarti sudah satu tahun lebih aku memendam perasaanku terhadapnya, aku tak bisa mengungkapkan perasaanku padanya karena aku yang tak berani akrab dengannya. Raniaku gadis yang jutek ketika berhadapan dengan laki-laki dan tidak heran banyak yang mundur perlahan untuk mendekatinya walaupun mereka juga masih berharap. Aku tau hal ini karena sering mendengar obrolan para siswa mulai dari kantin, toilet bahkan tempat senyap seperti perpustakaan. Rania itu bukan sembarang siswi di SMA Pertiwi walau bukan dari kalangan siswi populer tapi dia yang supel, pintar lagi baik. Ah Rania ciptaan-Nya yang nyaris sempurna.

Bukan perkara mudah untuk mendapatkan Rania, bahkan statusnya single atau sudah menjadi kekasih orang saja tidak ada yang tau. Sungguh Rania gadis misterius. Tapi bukan berarti aku stop mendekatinya justru aku kian gencar mendekati Rania, gadis pertama yang duduk dekat denganku, tak sengaja saling menyentuh tangan hingga debat soal siapa yang membuat desain bangunan sekolah ketika masa orientasi siswa baru yang lalu.

Segala hal yang menyangkut Rania tidak dapat mudah lepas dari daya ingat otakku, apalagi jantung ini kian berdenyut cepat hanya dengan bayangan senyumnya. oh Ibra, kamu kenapa? Kamu aneh ketika mengenal cinta? Saat merasakan cinta pertamaku di waktu sekolah dasar hingga mantan pacarku di smp saja yang aku rasakan berbeda dengan yang aku rasakan untuk rania. Aku masih saja bingung, kenapa bisa aku sebegitunya suka?

R A H M A N I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang