BrondongManis : kepincut di cafe Rain ☕

pupus sudah.. 😞

Happy Reading...

Sesampainya di kantornya kak dev aku langsung masuk tanpa menghiraukan karyawan-karyawan yg menatapku. Dilift menuju lantai empat aku bertemu dengan aril temannya kak dev.

"Ehhh bungsunya putra datang kemari, pasti mau minta money nih"

"Iyalah, money segalanya cuyy" Akupun mendekati aril dan berbisik padanya.

"Ada gak?"

"Apanya?"

"Loe pake nanya lagi, ya si nyonya besar lah"

"Tenang, beliau udah terbang"

"Kemana?"

"Dubai"

Syukurlah dia ke Dubai, aku tidak akan melihat wajahnya disini.

'ting' lift sudah sampai di lantai 4, aku keluar sendiri dari lift karena aril mau kelantai 6. Didepan ruangannya kak dev ada sekretaris nya yg manis dan lucu, namanya Riskha.

"Haii maniss..." sapaku pada Riskha. Dia hanya melirik ku sekilas lalu kembali pada kerjaannya dengan wajah cemberut.

"Kenapa sih cantik, cemberut aja?"

"Abang kamu tuh, dia asyik telponan sama pacarnya, kerjaanya aku yg tanggung"

"Kamu sihh, aku suruh berhenti dari sini gak mau"

"Trus, aku kerja apa?"

"ibu rumah tangga ku" jawabku menggodanya. Terlihat pipinya memerah.

"Apasih Biel ngerayu aja. Gih masuk, pak dev nya ada didalam"

"Hehe, yaudah abang masuk dulu ya neng"

Akupun membuka pintu ruangan dan masuk kedalam. Kulihat kak dev yg duduk disofa sambil menelpon. Pasti pacarnya, pakai sayang-sayang. Iuuu pengen muntah.

"Ehmm... Ehmm.. Ekk hhh" aku sengaja mengganggunya agar dia menghentikan telpon itu.

"Sayang udah dulu ya, ada tikus masuk ke ruangan ku. Mau segera dibasmi"
Setelah itu kak dev mematikan ponselnya dan memandangku dengan jengkel. Tapi dia gak marah dengan ku, bagaimanapun juga aku ini adik kesayangannya.

"Tumben kamu kesini?"

Aku harus mulai drama ini. Agar dia merasa kasihan dan memberiku uang.
Akupun memasang tampang sedih ku.

"Kak, kemarin aku terjatuh"

"Lalu??"

akupun menunjukkan laptop rusak pada kak dev.

"Laptopku rusak kak, aku gak punya laptop lagi. Tugas juga banyak"

"Coba kakak lihat"

Akupun memberikan laptop itu pada kak dev.

"Ini masih bisa diperbaiki"

"Beneran??"

"Iya"

Kalau bisa diperbaiki berarti aku tidak perlu mengeluarkan uang banyak.
Akupun mengadahkan tanganku kearah kak dev, dan kak dev menatapku bingung.

"Apalagi ini?"

"Uang kak, buat benerin nih laptop"

"Kamu yg berbuat kakak yg harus ngeluarin duit?"

"Ayolah kak, sama adik sendiri pelit banget sihh"

"Uang yg kemarin mana?"

"Habislah mana cukup uang segitu untuk seminggu"