Ting!
Suara pesan membuatku tersadar dari lamunanku. Aku meraih handphone ku dan membuka sebuah pesan dari Rain. Ah, mengingat namanya saja membuatku tersenyum. Dia adalah lelaki yg menyenangkan. Memang setelah perkenalan di cafenya sebulan yang lalu, kami menjadi sedikit lebih sering bertukar kabar, entah itu bertanya tentang aktivitas ataupun tentang suasana hati.-Rain Defano Lexxa
"Bagaimana suasana hati mu saat ini Gracia? Jujur aku saat ini sedang kesal, matahari mungkin sedang murka pada bumi, hingga sinarnya benar-benar terasa panas.
Mungkin kau sebaliknya, bukankah kau lebih menyukai matahari yg terik drpda hujan?"Aku tersenyum, lagi-lagi ia membahas tentang rasa ketidak sukaan ku terhadap hujan. Kami memang memiliki kesukaan yang berbeda, tetapi itu tidak membuat kami jera untuk berteman.
-Gracia Stefani Auli
"Aku tidak sedang merasakan apapun, aku hanya sedang menikmati angin di jendela kamarku"-Rain Defano Lexxa
"Menikmati angin? Melamun kah maksutmu? Apa yg sedang mengganggu pikiranmu?"-Gracia Stefani Auli
"Haha tidak ada apa-apa aku hanya merasa nyaman seperti ini."-Rain Defano Lexxa
"Apakah kau merindukan Marchell?"Aku mengernyit tak menyangka dengan pertanyaan Rain. Marchell? Ah bahkan aku beberapa hari ini sudah berusaha keras melupakannya, namun seketika saat mendengar namanya, semuanya seperti runtuh dan aku kembali mengingatnya.
Rain memang mengerti tentang hubunganku dan Marchell, beberapa kali aku menceritakan tentang kisahku dan Marchell kepadanya.
Rain adalah pendengar setia ku, entah aku bercerita seharian penuh, dia tidak akan pernah mengeluh bosan.-Gracia Stefani Auli
"Datanglah kemari Rain, lebih asik bicara denganmu daripada merindukan Marchell."Aku meletakkan handphone ku sembari kembali menatap langit yang sangat terik.
Entah mengapa membayangkan Rain yang sedang kesal karena kepanasan membuatku tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Rain
Storie d'amoreHujan adalah pemersatu dan pemisah. Hujan membuatku mengerti apa itu perihnya perpisahan dan indahnya pertemuan