Third Day. Hidup baru (mungkin)

2.9K 323 21
                                    

In the morning
6 a.m

Matahari masih terlalu malu untuk menampakkan wujudnya, awan-awan kelabu itu pun masih terlalu asyik menggantung rendah di langit kota Konoha. Ya, ini memang masih terlalu pagi hanya saja bagi si pemuda pirang yang terbiasa bangun pagi bahkan sebelum mentari terbit, ini bahkan sudah terlalu siang untuk bangun dari tempat tidur empuknya. Tunggu, tempat tidur empuk. Dalam kamus hidup Naruto yang sudah ia susun ulang sejak dua hari yang lalu, sempitnya sofa dan tubuh yang pegal karena terlalu lama meringkuk adalah hal wajib yang harus ia dapati di pagi hari. Dan saat ini, dimana sofa empuk yang sedikit sempit itu.

Segera manik matanya terbuka. Oke, tempat yang kini ia tiduri memang sangat nyaman dan terasa begitu hangat hanya saja segala pikiran buruk langsung menyergapnya saat sofa sempit itu tak ia dapati. Dan hal yang pertama Naruto dapati adalah sebuah selimut tebal yang membungkus tubuhnya serta tempat tidur super luas yang kini menjadi tempatnya berbaring. Ini benar-benar berbeda dengan sofa kecil nan nyaman itu. Tunggu, bahkan ia benar-benar tak mengenali tempatnya berada saat ini.

Kamar luas dengan cat berdinding putih, sebuah lemari pakaian di ujung ruangan, rak buku besar di ujung satunya, dan sebuah sofa santai di dekat rak buku itu. Kamar ini terkesan begitu luas dan nyaman memang tapi tempat ini terasa begitu asing baginya. Tak ada bau apa pun di tempat ini, bahkan bau Sasuke yang selalu dapat Naruto rasakan di setiap inci apartemen pun tak ada. Yang ada hanya bau buku tua dan bau asing yang tak ia ketahui. Tunggu, tak ada bau Sasuke, tak ada tanda-tanda keberadaan Sasuke. Jangan katakan...

"HHUUUWWWAAAA... SASUKE MEMBUANGKU!"

Oke, itu hanya aksi berlebihan Naruto. Namun ketahuilah, perpaduan semua hal asing ini sudah mampu membuatnya panik bukan kepalang. Jangan-jangan Sasuke membuangnya atau bahkan menjualnya hingga sekarang ia berada di tempat antah berantah. Rasanya Naruto benar-benar ingin menangis jika Sasuke sampai tega melakukannya.

"Tidak... tidak... aku harus kembali. Aku harus kembali pada Sasuke."

Naruto segera saja melangkah cepat, tak ia hiraukan tempat tidur luas yang kini nampak berantakan itu. Saat ini yang penting untuknya adalah keluar dari tempat asing ini dan segera menemui Sasuke. Ya, segera. Pintu bercat putih yang tak jauh dari rak buku itu pun langsung ia buka dengan gebrakan kencang dan teriakan yang membahana.

"SASUKEEEEEE........" Naruto tahu jika teriakannya ini sudah masuk dalam kategori terlalu kencang. Biarlah, yang terpenting saat ini adalah menemukan Sasuke.

Dan sungguh, apa yang Naruto lihat saat ini benar-benar membuatnya malu bukan kepalang. Ayolah, siapa yang tak malu jika kini seseorang yang kau panggil namanya keras-keras tadi sudah berdiri di depanmu dengan tampang yang kelewat sebal. Entah mengapa Naruto seperti melihat ada banyak sekali aura hitam yang menyelubungi tubuh Sasuke.

Oke, Sasuke hanya berdiri beberapa meter di depannya dengan kaus tanpa lengan warna biru tua dan celana putih. Oh tunggu, kenapa celana putih Sasuke banyak sekali noda coklatnya dan soal gelas yang pecah di dekat kaki Sasuke itu serta tak lupa aura hitam yang semakin pekat saja. Hanya bayangan Naruto saja atau memang ada sepasang sayap hitam yang tiba-tiba muncul di punggung Sasuke dan tak lupa dengan tanduk yang mencuat di atas kepalanya.

"D-O-B-E..."

Sasuke yang sehari-hari saja sudah cukup menyeramkan. Dan Sasuke yang sedang mengamuk dengan aura hitam dimana-mana mungkin sudah melebihi iblis seramnya. Jadi, jangan salahkan Naruto jika hanya bisa menciut di balik pintu. Kuulangi lagi, jangan pernah membuat Sasuke Uchiha mengamuk. Ya, jangan pernah.

In the morning
8 a.m

Naruto hanya bisa diam di tempatnya, sibuk mengelap piring bersih yang baru saja ia cuci. Abaikan saja bibirnya yang sedari pagi manyun tak karuan dan soal kedua pipinya yang menggembung itu. Jika dilihat saat ini Naruto benar-benar dalam mode kesal yang begitu menggemaskan. Jangan tanya ia kesal mengapa, amukan Sasuke sudah membuatnya benar-benar kesal dan trauma di saat yang bersamaan.

Seven DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang