II.

776 13 0
                                    

"Kamu Greyson Chance itu?" Tanyaku linglung sambil mengangkat sebelah alis dengan penasaran. Dia diam. Seperti tidak mau menjawab. Akhirnya dengan ragu-ragu ia menjawab,

***

"Bukan. Bukan. Aku Will. Will Smith"

Aku tidak yakin dengan namanya. Ia sangat ragu-ragu sekali saat bilang namanya itu Will Smith. Dan sepertinya ia menyembunyikan sesuatu yang aku tidak boleh tau.

"Oh", jawabku datar.

"Kamu beneran engga apa-apa?" Tanyanya mengalihkan pertanyaanku.

"Yes, I'm really fine. Cuma sedikit pusing aja"

"Kalau begitu kenapa kita gak duduk dan mengobrol sebentar? Biar pusingmu hilang" ajaknya.

"Baiklah". Baru saja aku hendak duduk di kursi dekat para media yang berdiri disitu, dia langsung menarik tanganku dan langsung mencegahku duduk.

"Kenapa?"

"Mengobrolnya ditaman dekat sini saja. Disini ramai" jawabnya gelisah sambil memakai kacamata baca--aku tidak yakin itu minus--jaket, dan topi.

Aku berjalan berdua disampingnya ke arah Beverly Hills Park terdekat. Aku melihatnya dari atas sampai bawah. Gerak geriknya aneh. Entah kenapa dia itu seperti menghindari keramaian. Atau tepatnya media massa semacam paparazzi.

Apa dia benar-benar Greyson Chance itu? Kalau iya, kenapa dia tidak mengakui dan malah menjawab pertanyaanku dengan ragu-ragu? Kalau tidak, kenapa tingkahnya aneh selagi kami masih berada di gedung tadi?

"Kamu ini siapa sih? Kamu kenapa bertindak aneh seperti ini?" Aku menanyainya tanpa basa-basi setelah sampai ditaman dan dia mempersilahkan aku duduk

"Memangnya kamu pikir aku ini siapa?" Lagi-lagi dia membalikkan pertanyaan. Kali ini dengan suara terkekeh.

"Well, I don't know. Your name tag..."

"Why? Kenapa dengan name tagnya?" Tanyanya heran.

"Itu menunjukkan nama kamu Greyson Chance. Tapi...."

"But, what?"

"I just..I don't know..I don't know who's Greyson Chance. I don't even know you"

"Well, kalau begitu biar aku perkenalkan diriku. Aku William Smith. 14th years old. Just call me Will. And you?" Jelasnya, seperti sudah berlatih akting dengan sempurna.

"Aku Carolina James. 14th years old too. Panggil saja aku Cary, Carol, or Lina. Whatever, I don't care"

"Well, aku panggil kamu Cary saja. Kamu tinggal dimana?"

"Di Phoenix. Kenapa?"

"Nothing. Just ask. Its too far"

"Yeah I know". Aku langsung mengalihkan pandanganku yang daritadi bertatap muka terus dengannya menjadi ke arah jam tangannya yang menunjukkan pukul 7 malam.

"OMG. Its getting late! I should to go!"

"Wait. Can I drive you to your home?" Tiba-tiba dia menarik tanganku yang buru-buru bangkit.

"Well, I can't. I want too, but I can't. Seriously. I want to know you much more than this. But I totally can't. Aku datang kesini bersama sahabatku", jelasku

"Kalau begitu, suruh saja dia pulang duluan"

"Umm, oke. Just for tonight". Aku melihat muka kemenangan diraut wajahnya dan menelfon Jessica. Jessica mengerti dan langsung mengiyakan dengan cepat dan berasumsi bahwa mungkin aku mendapatkan kenalan, like a date.

Saat aku berjalan ke mobil mercedez sederhana Will, tiba-tiba saja tubuhku melemas. Dan aku mendengar suaranya khawatir.

"Caryss!! Hidungmu, berdarah. Kau mimisan! Are you okay??"

"I'm fine", suaraku lumayan parau dan badanku semakin melemas seperti jembatan runtuh akibat tiang penyangga yang putus.

"Are you sure? Mukamu pucat sekali" katanya dengan suara yang semakin khawatir sambil memegangi mukaku dengan tangannya yang panjang seperti pemain piano handal.

"I'm f fi...fine", tiba-tiba aku merasa terkulai jatuh ke pelukannya dengan darah hangat yang terus mengalir dari hidungku.

Aku merasa setengah sadar. Karena, aku bisa mendengar samar-samar suara Will yang benar-benar sangat khawatir. Aku juga merasakan dekapan Will yang semakin erat memelukku. Aku merasakan nafas Will yang cepat, khawatir dan panik. Benarkah muka Will sebegitu dekatnya dengan mukaku hingga aku bisa merasakan nafasnya. Aku ingin memastikan itu semua, tapi terlalu sulit menggerakkan semua anggota tubuhku.

"Bertahanlah, Caryss!! Ambulance sudah menuju kesini. Tolong bertahanlah", suaranya semakin parau dan cemas. Seperti aku adalah seseorang yang berharga baginya...

"If we lost someone who important in our life, it'll be come again. Someone different who will important in your life"

Dreams Always Do Come True (A Greyson Chance Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang