tidak disengaja ;

122 62 17
                                    

   Pertemuan kita kemarin membuatku bisu.

    kami saling menatap, tapi tak mampu mengungkapkan

     kami saling menatap, tapi tak mampu tersenyum

      kami saling menatap, tapi tak mampu berkata kata

      kami saling menatap, tapi tak mampu merelungkan yang telah terpendam selama ini.

      Disetiap detik yang ku gunakan hanyalah memikirkanmu, bukan hanya kamu, tapi tentang penggantimu.

     Kau sedang bersamanya, iya dia, kekasih barumu mungkin.

     Selamat kau sudah menerima orang baru. Orang yang mampu membuat kamu tersenyum dengan nyata.

     Tersenyum lantang percaya diri, dan tersenyum dengan semangat tanpa keterpuraan semata

     Disaat itupun aku tersadar, bahwa saya telah berdamai dengan masa lalu.
Saya elah menerima kenyataan, bahwa aku bukanlah yang terakhir, dan kamupun juga.

     Tapi direnungan hatiku, seperti aku tak rela jika posisiku ini digantikan. Bisakah ini disebut egoisme?

       Aku menemukan orang baru, tapi aku tak mau jika posisi ku digantikan oleh orang lain?

    Jahat, memang iya, aku mengucapkan terima kasih atas perkataan dasar kalian yang menyebutku jahat, tapi memang benar aku jahat.

     Dan dikarenakan aku telah berdamai dengan masa laluku, berarti untuk yang kedua kalinya, bukankah aku lulus perihal melupakan? Haha selamat padaku.

     Selamat karena aku mampu keluar dari celah perselangan antara bukit yang menyesakkan didadaku.

     Selamat atas penggantimu dan senyumanmu yang tidak disertai dengan penawaran.

     Selamat karena saya dan kamu, telah menginjakkan dunia yang masing masing disetiap ceritanya, mempunyai makna

HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang