#Prolog

25.1K 1K 13
                                    

Helloo gaess!! Aku pengen minta maaf dulu sebelumnya kalo misalnya ada kesamaan dicerita ini dari mulai tokoh, nama, latar, atau apapun itu dengan pengalaman orang lain atau karya orang lain. Semua itu tidak disengaja.

Semua kejadian dan alur dicerita ini murni bener-bener dari imajinasi aku alias karangan aku sendiri. Barangkali dari kalian ada yang salah faham nantinya.

Dan aku mau minta maaf juga sebelumnya, ini adalah cerita pertama aku. Masih ada banyak kekurangan dicerita ku ini dari mulai tanda baca, gaya penulisan, dan penempatan kata. Harap maklum ya. Insyaallah aku bakal usahain buat revisi kalo ada waktu.

Aku harap kalian suka dengan karya pertama ku ini dan ejoy it wkwk.

Happy reading guys!

---------------------------------------------

Libra hanya bisa mendengus sebal saja sedari tadi. Ia merasa sangat kesal dengan kedua orang tuanya yang saat ini berada tepat di sebelahnya.

"Libra coba kamu senyum sedikit, sebentar lagi keluarga Kaswara bakal dateng. Gabaik kalo muka kamu terus cemberut kaya gitu.", bujuk Mella selaku bunda Libra.

Libra menoleh acuh sembari terus melipat kedua tangannya didada. Ia tidak merasa bahagia sama sekali saat ini.

Kenapa kedua orang tuanya itu harus menjodohkannya seperti ini. Ia merasa ayah dan bundanya telah berubah sejak kakanya meninggal satu tahun yang lalu. Mereka selalu mengatur hidup Libra sejak saat itu.

Galih menatap Libra, "Kita kan udah bicarakan masalah ini dirumah dan kamu setuju bukan?", Galih adalah ayah dari Libra.

Mella mengangguk. Ia lalu mengusap kepala Libra dengan lembut, "Kamu harus nurut sama kita, karena ini adalah pilihan terbaik dari kita."

Libra mulai berfikir sejenak. Bunda dan ayahnya itu memang benar, walaupun mereka telah berubah tetapi mereka tetap lah kedua orang tuanya dan Libra tidak boleh membangkang. Mungkin ia bisa mengucapkan rasa terimakasih kepada kedua orang tuanya hanya dengan cara ini.

Libra tidak boleh egois, walaupun ia tahu betapa kesalnya ia kepada kedua orang tuanya sekarang.

Libra mengangguk, ia lalu tersenyum, walaupun senyumnya terlihat sangat dipaksakan, "Aku ke toilet sebentar.", izinnya sembari langsung berlalu pergi dari hadapan orang tuanya.

Tak lama setelah Libra pergi ke toilet. Tiba-tiba, ada salah satu keluarga yang datang dan menghampiri kedua orang tua Libra berada.

Itu adalah keluarga Kaswara yang barusan tadi Mella bilang.

Mereka lalu saling menyapa dan terlihat sudah sangat akrab.

Mella tersenyum, ia segera menyuruh keluarga itu untuk duduk bersama mereka.

"Vina kamu terlihat makin cantik saja," Mella tertawa.

Vina tersenyum, "Ah bisa aja kamu Mel.", ia kemudian menunjuk kearah anak cowo yang sedang duduk tepat disebelahnya, "Kenalin ini Bintang anak kami. Bintang itu tante Mella sama om Galih. "

Seorang cowo berparas tampan namun terlihat dingin yang bernama Bintang tersebut lalu tersenyum, namun senyumnya hanya sekilas setelah itu wajahnya kembali datar.

Galih tersenyum, "Anak mu sangat tampan seperti mu Ryan. "

Ryan selaku papah Bintang hanya bisa tersenyum, "Kau bisa saja. "

Vina menoleh kepada Mella, "Dimana anak mu? ", karena ia tidak melihat anak Mella berada disini.

"Dia lagi ke toilet. Sebentar lagi juga datang. "

BINTANG DAN LIBRA [END] [SEGERA TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang