— Tifóne —
04 : Suatu Rasa
"Apa?!"
"Kita nikah aja, Jisoo"
Aku tidak salah dengar kan? Taeyong mengajakku menikah?
Aku mulai dirundung rasa ragu. Taeyong masih menatapku dengan serius. Sedangkan ekspresiku tidak terkontrol.
"Kalau lo belum siap ya gak apa-apa" Taeyong kembali makan.
Aku belum menyetujui ajakannya. Lebih baik seperti itu bukan? Aku harus memastikan terlebih dahulu kalau dia tidak main-main denganku.
Suasana di sekitar menjadi kembali canggung. Aku agak merasa bersalah pada Taeyong. Tetapi yang ku lihat, dia santai-santai saja.
"Jis, mau gue bantu?"
"Eh?" aku tersadar dari lamunanku.
"Sini gue bantu"
"Gak usah Yong, ini sedikit lagi selesai kok"
"Yaudah ini makan dulu Jisoo. Nih aaa~" Taeyong memaksaku untuk membuka mulut, dia menyuapiku pizza yang dia bawa. Aku bahkan baru menyadari kalau sedari tadi ia makan pizza.
Aku menuruti Taeyong. Dia terlihat puas saat memberiku makanan. Aku sempat tersedak, dan dia segera memberiku minum.
"Dah ah, gue mau nyelesain ini dulu. Lo jangan ganggu Yong"
"Iya deh iya" Taeyong kini lebih memilih untuk bermain game di ponselnya.
Sekitar dua puluh menit kemudian aku selesai dengan tugasku. Rasanya sangat melegakan. Aku sedikit menggeliat di kursi, meregangkan otot punggungku. Ku lihat ke arah samping, Taeyong sudah tertidur pulas dengan tangan yang menumpu kepalanya.
Aku mengulas senyum. Taeyong begitu polos saat tertidur seperti ini. Dia terlihat lelah. Aku mencoba untuk menyentuh rambutnya, namun mata Taeyong tiba-tiba terbuka.
"Eh sorry kayaknya gue ketiduran. Lo udah selesai Jis?"
"Iya, gue udah selesai. Gue mau pulang Yong, lu juga pulang sana"
"Gue anterin"
"Nggak usah, gue bawa mobil"
"Gue ikut lo aja deh, gimana?"
"Hah? Lo mau nginep di rumah gue?" Taeyong mengangguk, terlihat menggemaskan.
"Yaudah, karena gue temen yang baik, lo boleh nginep di rumah gue. Tapi jangan lebih dari sehari!" aku memperingati Taeyong.
"Mana ada nginep sehari. Nginep tuh minimal tiga hari"
"Gak bisa. Tetangga gue nanti pada julid kalo gue tiap hari bawa laki-laki ke rumah"
"Lo nganggap gue laki-laki?" Taeyong tersenyum jahil.
"Ya iyalah, masa lo cewek sih Yong?" lama-lama aku bisa kesal dengan Taeyong yang seperti ini.
"Hahah iya deh lo juga cewek Jis" Taeyong mengacak rambutku asal. Aku mendengus, dia benar-benar membuat rambutku berantakan. Dengan kesabaran ekstra, aku merapikan kembali rambutku. Sementara si pembuat onar malah berjalan mendahuluiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tifóne
FanfictionApa yang lebih menyakitkan ketika aku sama sekali tidak mengetahui bagaimana cara untuk mencintaimu? Highest rank : #1 in yongsoo (8 Feb 2020) Start 1-12-2019 End 12-12-2019 © _gzbae_