part 14

2.4K 150 0
                                    


jika aku boleh memilih

aku ingin pilih egois seperti kamu.

-Brigitta Leora

~~~


Preman Tobat seperti biasanya. pagi-pagi sudah berada di kantin sekolah. bedanya hanya tidak ada Tamara yang berada di tengah-tengah Preman Tobat.

"ehm?" Denilla berdehem. The Preman seperti asing satu sama lain. bahkan Zara dan Monic yang tidak bisa diam pun ikut diam dan menatap satu sama lain.

"Mon beliin gue minum dong" Cella angkat suara.

"pala lu besar. beli sendiri" Cella sudah tau Monic akan menolak. ia hanya memancing agar tidak canggung.

"gue ke kelas ya" Gita pergi tanpa persetujuan The Preman.

"ribet ya kalau masalah cowok" ucap Zara.

The Preman tidak ada yang berpacaran sejak Gita dan Tamara berbaikan 2 tahun yang lalu. alasannya sederhana, mereka tidak mau berantam hanya karena cowok. hanya Denilla yang tidak pernah pacaran. sifat cuek dan dinginnya membuat para cowok berfikir dua kali untuk mengejar cintanya. banyak yang mengejar cinta Denilla tapi semua surat dan coklat di loker Denilla berakhir di tangan para adik kelas.

"gue kelas deh" ucap Monic.

"tunggu gue" ucap Zara kemudian menyusul Monic yang sudah berjalan duluan.

Cella menghela nafas gusar. ia harus mengakhiri semuanya. The Preman tidak boleh hancur hanya karena masalah cowok. Denilla sama gusarnya dengan Cella. hanya saja ia tetap terlihat santai.

"kita harus selesaikan semuanya" ucap Cella.

"caranya?" tanya Denilla.

sekali lagi Cella menghela nafas gusar. ia mengendikkan bahunya dan menopang wajahnya dengan kedua tangannya.

"sebenarnya ngak bisa salahin Tamara aja. Dave juga salah dan Gita terlalu bodoh" ucap Cella.

"susah deh, biarin waktu yang ngejelasin akhir dari mereka bertiga aja" ucap Denilla.

"cabut ah"

1~~~

Sudah satu minggu The Preman merenggang. Gita lebih banyak menghabiskan waktu sendiri. Zara dan Monic selalu berdua saja. mereka ingin mengembalikan The Preman tapi seperti tidak ada jalan bagi mereka. sedangkan Cella dan Denilla menjadi lebih dingin untuk menghindari pertanyaan orang kenapa persahabatan mereka merenggang.

"Ra" panggil seseorang dari belakang Tamara dengan lembut.

"hm, kenapa?" tanya Tamara.

orang itu adalah Dave. dia tau Tamara sangat merindukan sahabat-sahabatnya.

"kamu gak kangen sama mereka?" tanya Dave.

Tamara menghela nafas. "kangen. banget." ucap Tamara

"maaf, ini semua karena aku" ucap Dave merasa bersalah.

"stttt, ini bukan salah kamu. ini salah dia" ucap Tamara sambil menyentuh bibir Dave dengan telunjuk.

"kalau aja aku gak nurutin dia buat balik ke Indonesia semua gak bakal kayak gini" ucap Dave mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Dave stop! yang perlu disalahin dia. sekarang tugas kita ungkapin kebenaran. bukan saling menyalahkan" ucap Tamara. Dave menghela nafas sambil mengangguk.

"jangan halangi jalan woe!" teriak Zara.

"pacaran aja kerjaannya" lanjut Monic.

"lo.." Dave hendak bertindak tapi segera dicegat oleh Tamara.

Tamara menggeleng "gak sekarang Dave" ucap Tamara dengan suara kecil.

"auch" ringis Tamara saat Zara dan Monic menabrak bahunya dengan sengaja.

"apa-apaan sih lo berdua?!" bentak Dave.

"lo berdua yang apa! lo berdua sengaja pacaran dipintu biar dilihat sama Gita?" teriak Zara.

"cukup la yo pada! lo pada udah keterlaluan tau gak?" bentak Dave lagi.

"lebih keterlaluan mereka yang cuma senggol Tamara atau dia si penghianat?" suara dingin itu dari Cella yang baru masuk ke kelas.

Dave menghampiri Cella. dia menunjuk tepat didepan wajah Cella. "cepat atau lambat lo bakal tau siapa penghianat sebenarnya" ucap Dave dingin lalu menarik tangan Tamara dan membawanya pergi.

Cella, Monic dan Zara bertatap-tatapan. mereka tidak mengerti maksud dari perkataan Dave. siapa penghianat sebenarnya? 



The Preman Tobat #Wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang