Lupakan

31 0 0
                                    

"Lu pacarnya Gita?"


Di tengah keramaian, Rani langsung menyautkan tangannya menggenggam sebatang coklat yang diikuti dengan hangatnya tangan yang melingkar tergenggam juga. Saat tersadar bersentuhan, Rani langsung menolehkan wajahnya menghadap seorang laki yang rata-rata dikenal satu angkatan karena tampang wajahnya yang cukup tampan. Ditambah lagi, pergaulannya bersama sobat-sobatnya yang juga cukup menawan. Itu dia, lelaki yang Rani cintai dalam diamnya.

"maaf"Katanya

Rani tak begitu mendengar perkataan lelaki itu ia hanya segera membayar dan keluar dari keramaian kantin yang disusul dengan lelaki yang sama.

"maaf"ucapnya sekali lagi. Namun,cukup terdengar karna sudah terebaskan dari desakan pembeli.

Itu dia. Lelaki yang membuat Rani jatuh hati dalam diamnya. Iya, dalam diamnya. Tak ada satupun orang yang tau. Bahkan, saking pemalunya Rani, ia tidak pernah sekalipun berbincang dengan lelaki itu. Tapi, kini coklat telah membuatnya berbincang walau hanya sepatah, dua patah kata saja.

"gak apa, nih buat lu aje. Gua dah makan tadi. Lagipula, lu duluan kan, yang ngambil. Nih" kata Rani sambil menyerahkan coklat itu.

"lu serius?"

"iya" jawab Rani sambil tersenyum tulus

"yaudah, thanks ya"

"No problem"

Lelaki itu menerima coklat yang sebenarnya pemberian Rani. Karna, coklat itu berstatus di beli dari uang Rani. Rani hanya terpaku menatapnya dan memberikan coklat miliknya dengan ikhlas. Menawannya laki itu benar-benar tak bisa dibohongi. Rani hanya menjaga image-nya saja di depan cogan. Kapan lagi mereka saling menetap.

Rani melanjutkan waktu istirahatnya ke kelas dengan tersenyum-senyum sendiri. Dia membuat pipinya sendiri merah tomat. Begitu selalu hingga menuju ke kelasnya.

"wey,Ran. Lu ngapain senyum-senyum kek gitu?"tanya Dini sambil menatapnya bingung.

"iya tu, pipi lu habis lu bakar ya? Kek tomat aje"sambung Dina.

Rani hanya tersenyum tanpa meladeni pertanyaan kenalannya. Namun, lengkungan bersimetris manis itu memudar setelah retinanya memandang coklat di tangan Gita.

"coklat?lu tadi ke kantin?"

"kagak. Tadi gua eh..itu di..di anter ama nyokap gua diluar"

"nyokap lu? Tadi gua gak liat nyokap lu sama sekali git"

"ya kan siapa tau lewat belakang,lu kan lewat depan"

"terus, nyokap lu, jauh-jauh dateng ke sekolah, Cuma buat ngasih coklat?"

"tadi sama nganter buku gua yang ketinggalan"

"tapi,gua gak liat lu masuk bawa buku"saut Dina

"ada kok..ada.. tadi si Gita bawa buku tulis IPS-nya. ya kan git?"terang Dini

"i..iya"

Keterangan yang terlotar dari mulut Gita dan Dini cukup membuat tanda tanya besar di pikiran Rani dan Dina. Terlebih,pada Rani yang tersadar jika coklat itu buatan kantin, jadi tidak dijual di tempat lain. Ditambah lagi, hanya tersisa satu dan itu menjadi milik lelaki menawan itu. Namun, Rani yakin jika ia terus bertanya pada mereka, mereka akan membuat sejuta alasan untuk menutupi yang sebenarnya.

"Lambat laun akan terungkap"kata Rani yang sesaat mebuat Dini dan Gita terpaku diam.

#

Rani sedang di rumah Gita untuk menyelesaikan tugas kerja kelompok IPS mereka. Terjadi keheningan diantara mereka karena Gita takut untuk memulai pembicaraan yang nantinya berujung ke masalah coklat. Namun, keheningan terpecahkan oleh suara Rani yang membuat Gita terdiam seribu bahasa.

But whyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang