ketemu banci

36 1 0
                                    

Deru nafas itu dapat dirasakan.

"Ran, ayok dah! Gua dah selese dari toilet nih"

Rani hanya diam dan menyodorkan sapu tangan Rizal kepada Gita. Dengan wajah yang ditekuk, Rani mendahului Gita menuju kelasnya.

"ok, untuk yang mencalonkan diri menjadi OSIS, 5 orang aja ya. Udah gue Calonin" terdengar suara Vero, ketua kelas melentang hingga ke luar kelas.

"lah? Bukannya nyalonin sendiri?" saut Gita yang baru memasuki kelas.

"kagak. Kesepakatan wali kelas kita, di pilihnya, orang yang pendiam aja. Karna, biar mereka berkembang menjadi anak yang lebih aktif"

"siapa aja?"

"Lisa,Neo,Wafaz,Dipo sama Rani"

"kok gue?" kejut Rani yang seketika membulatkan mat ke arah Vero.

"meneketehe"

"aduhhh.. Ver! Lu mending cari orang ganti deh"

"protes sama wali kelas. Jangan sama gue"

Rani menhempaskan nafasnya dengan kasar. Rani tidak percaya diri akan kemampuannya. Gita hanya menatap kenyataan dengan kesal. Apalagi, Rani yang telah mnggantikan kedudukannya.

"Ran, mending, lu terima aja"saran Dini

"Dini, kamu gak tau rasanya jadi OSIS kan? Gua aja liatnya udah nyerah"

"gak gitu Ran, mendingan nih ya, lu tau sendiri kan? Kalo  Rizal suka sama Gita? Nah, Rizal kaga milih lu kan? Ya lu tunjukkin kalo lo itu lebih baik dari Gita. Buat Rizal nyesel dikit kek"

"kok nyambungya ke Rizal? Din,gak gitu juga kali. Lagipula, gua gak ada apa-apa sama Rizal. Gua bukan mantannya. Masa pake dendam-dendaman"

"itu bukan dendam. Yah, lu tunjukkin aja"

Rani hanya diam. Dia terus memikirkan itu. Lagipula, mau sampai kapan Rani seperti ini? Kapan Rani berubah?

Selama perjalanan berlangsung, Rani hanya memikirkan masalah mengenai OSIS. Dia, bisa saja mengundurkan diri, dari pencalonan itu. Namun, ia merasa jika ini YOLO banget.

''Kapan lagi ya, gue di calonin? Mending dari sini, gue bisa ubah hidup gue. Gue bakal bisa lebih berkarya. Gue bakalan pulang membawa kejuaraan. Tapi, apa itu mungkin ya? Coba dulu, kali ye?' Gerutu Rani.

Bel berdering sambil bernyanyi. Suaranya melentang. Tak sengaja, lamunan Rani terbongkar. Saat hendak meniatkan dirinya dengan Dina,Dini dan Gita untuk ke kantin bersama, sautan dari Bu Dian terdengar. Tajamnya nama Rani ditekan, membuat Rani sedikit terkejut.

"kamu, Rani henzie! Kemari" saut Bu dian,guru fisika melentang. Rani pun sempat bingung tak paham. Ia menyegerakan diri ke Bu Dian.

"aduh. Dina,Dini kalian duluan deh. Jemput Gita di toilet. Gua dipanggil Bu Dian tuh"izin Rani,ramah.

"ya..yaudah. kita tunggu di kantin ya. Ayok,din!" Jawab Dini

Akhirnya, sepasang saudara kembar itupun, menuju toilet untuk menjemput Gita.  Gita, izin ke toilet selagi jam pelajaran. Rani sempat heran, saat Gita sedang izin ke toilet dengan Bu Dian. karna, Gita sudah ke toilet seusainya di hukum. Namun,tak kunjung Kembali. Masa iya, Gita ke toilet dua kali dengan jangka waktu yang pendek. Rani hanya  berusaha, ber-positif thinking.

"iya, ada apa bu?"tanya Rani,pelan.

"kamu tolong bantu ibu bawakan buku tulis Fisika ke ruang guru"pinta Bu Dian.

But whyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang