Kabar tentang Gilang

60 3 0
                                    


"Aww!!".

Tangan Riri teriris pisau saat ia sedang mengupas bawang dan mengeluarkan cukup banyak darah. Riri meninggalkan pekerjaannya dan membersihkan lukanya. Tiba-tiba ia teringat pada ketiga sahabatnya.

"Katanya 20 menit lagi mereka sampai, kok ini udah lebih dari 10 menit mereka belum sampai ya? Hufft semoga ga ada apa-apa", ucap Riri.

Tepat setelah Riri bergumam, ponselnya berbunyi. Andra yang menelpon Riri.

"Halo Ndra? Lo pada dimana? Udah lebih dari 20 menit kok belum dateng juga", ucap Riri dalam telepon.

"Ri..", ucap Andra. Terdengar suara isakan dibalik telepon.

"Loh kok lo nangis Ndra? Semuanya baik-baik aja kan?", tanya Riri ingin memastikan.

"Gaada yang baik-baik aja Ri.. kita semua habis kecelakaan".

"Hah? Terus lo semuanya pada gapapakan? Sekarang lo pada dimana?", tanya Riri bertubi-tubi dengan perasaan khawatir.

"Kita ada di Rumah Sakit Utama Ri, lo kesini aja dulu.. nanti gue ceritain semuanya".

"Oke..oke gue langsung kesana".

Riri langsung menutup telponnya dan bergegas ke Rumah Sakit. Sepanjang perjalanan ia tak kuasa menahan tangis karena khawatir dengan ketiga sahabatnya. Riri juga tak lupa mengabari Papa tentang hal ini. Beberapa saat kemudian Riri sampai di Rumah Sakit. Ia langsung mencari Andra.

"Ndra... mana Gilang? Mana Kevin? Mereka gapapa kan?", tanya Riri.

Andra hanya terdiam.

"Ndra, jawab gue.. lo jangan diem aja kaya gitu!", ucap Riri lagi seraya mengguncang-guncang tubuh Andra.

Andra tetap terdiam. Bunda yang juga ada disana, mencoba menenangkan Riri.

"Nak, tenang dulu sayang".

"Gimana Riri bisa tenang Bun. Kalo Riri gatau gimana kondisi mereka".

"Mereka baik-baik aja kok.. Gilang sama Kevin berada didalam", ucap Bunda yang menunjuk ruang UGD

Tampak terlihat kalau didalam ada Mami-Papi dan Ibu-Bapak. Terlihat juga ada kak Yuni, kak Herman dan Nimas yang duduk agak jauh dari ruangan. Riri melihat Andra yang hanya mengalami luka kecil dibagian pergelangan tangannya. Riri mengajak Andra sedikit menjauh dari Bunda.

"Lo ikut gue", ajak Riri. "Sekarang, ceritain semuanya ke gue gimana ini bisa terjadi", sambungnya.

"Dipersimpangan, Gilang ga ngeliat ada truk lewat.. dan supir truk itu membawa truknya dengan sangat tidak hati-hati.. Gilang membanting stirnya ke arah yang berlawanan dan tanpa Gilang ketahui, ternyata didepannya itu pohon.. jadi.. ya gini.. ", jelas Andra.

Riri melihat jelas bahwa Andra terlihat sangat trauma.

"Gilang kepalanya kebentur stir mobil, gue panik disitu.. gue ga bisa ngelakuin pertolongan pertama buat sahabat gue sendiri.. sedangkan Kevin, ia mencoba membuka pintu mobil namun, entah benda apa yang terjatuh yang membuat kakinya terjepit di pintu. Kalo gue, tangan gue tertimpa benda yang jatuh itu. Gue cuma bisa bilang ke Kevin sama Gilang untuk bertahan, dan atur nafas sebisa mungkin sampai pertolongan datang. Awalnya kita semua masih sadarkan diri sampai pertolongan datang, tapi saat orang-orang menggotong tubuh Gilang, ia sudah tidak sadarkan diri. Gue nyesel Ri, kenapa gue punya ilmu tentang kesehatan tapi ga bisa gue pake waktu sahabat gue butuh", sambungnya.

Riri menutup mulutnya seakan tidak percaya. Ia menangis sejadi-jadinya. Andra tak tega melihat Riri, ia pun langsung memeluknya.

"Maafin gue Ri..", ucap Andra.

Ini Bukan FriendZoneWhere stories live. Discover now