Flashback

52 4 11
                                    


"Eh sorry gue ketiduran, udah nyampe ya?", tanya Riri yang tiba-tiba terbangun.

"Sebentar lagi", jawab Kevin.

"Tidur aja lagi Ri, nanti kalau udah nyampe kita bangunin", ucap Gilang.

"Udah ga ngantuk. Lo ngantuk ga Vin? Sini gantian gue yang nyetir", kata Riri yang menawarkan dirinya.

"Gausah, sebentar lagi juga nyampe kok", ucap Kevin menolak.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di puncak.

"Akhirnya.. nyampe juga, Lang bangunin tuh Andra!", perintah Riri pada Gilang.

Gilang pun membangunkan Andra. Mereka semua turun dari mobil dan pergi ke tempat yang agak teduh untuk istirahat sejenak sambil makan siang.

"Lo semua bawa barang-barang yang gue suruh kan?", tanya Riri.

"Iya bawa kok", jawab Gilang.

"Yaudah yuk kita makan siang dulu. Gue tadi masak dan sengaja bawa banyak", ajak Riri.

"Wah pasti enak tuh", ucap Andra.

"Apa sih yang ga pernah enak buat lo", kata Kevin.

Mereka semua tertawa. Sehabis makan mereka mulai menyampaikan salam-salam yang dititipkan para orangtua.

"Papa, nitip salam buat kalian. Katanya, Papa kangen digangguin sama kalian pas Papa lagi sibuk kerja.", ucap Riri menyampaikan salam dari Papa.

"Iya gue juga kangen sama Papa. Btw Mami sama Papi juga kangen banget. Kangen kerusuhan kita dirumah. Apalagi sama lo Vin, Papi kangen banget. Katanya, kangen tingkah konyol lo", kata Gilang yang juga menyampaikan salam dari kedua orangtuanya.

"Wih iya gue juga kangen sama Mami-Papi, yang paling gue inget waktu Andra ngambil makanan di kulkas terus kakak lo teriak maling karena belum kenal Andra", ucap Kevin mengingat-ingat kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Ah lo Vin, yang kaya gituu aja lo inget..", kata Andra yang tersenyum malu.

"Haahha, iya gue inget itu. Tapi yang paling gue inget waktu kakak lo bilang kalo kita kaya teletubis padahal disekolah kita lebih sering dipanggil power rangers", ucap Riri tertawa.

"Iya, padahal mah sama aja teletubis atau power rangers kan sama-sama ceweknya cuma satu orang, yaitu lo", kata Gilang melirik Riri.

Mereka semua tertawa. Yup, itu sebutan mereka kalau lagi kumpul. Meskipun Riri sering dipandang aneh oleh teman-teman sekelasnya yang lain karena semua sahabat dekatnya adalah laki-laki, namun Riri ga peduli. Yang terpenting, mereka baik dan Riri sangat nyaman berada didekat meraka bertiga.

"Bunda juga nitip salam tuh, katanya kangen banget. Bahkan nanti kalau bisa habis dari sini kalian disuruh main.", ucap Kevin yang menyampaikan salam dari Bunda.

"Wahh boleh tuh.. udaah lama gue ga bikin kue bareng Bunda", kata Riri yang terlihat sangat gembira.

"Btw Ibu sama Bapak juga ada salam untuk kalian.. Ibu sih paling kangen sama lo Lang, soalnya cuma nasehat lo yang bikin adem hati Ibu", ucap Andra yang ikut menyampaikan salam dari Ibunya.

"Haha, aneh lo Ndra, masa anak yang nasehatin Ibunya.. ada juga gue yang kangen Nasehat dari Ibu", kata Gilang tertawa.

"Bilang aja lo yang kangen Ndra.. soalnya kan kalo ada Gilang, apa yang Ibu lo larang pasti jadi dibolehin", sindir Kevin.

"Hehe.. kok lo paham maksud gue sih Vin", ucap Andra sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Kevin dan Gilang tertawa melihat tingkah Andra. Riri hanya menggelengkan kepalanya.

"Yang pasti mah kita kangen sama semua orangtua.. orangtua yang selalu ngasih izin ke kita kalo mau kumpul-kumpul kaya gini", ucap Riri.

"Iya Ri bener, juga orangtua yang ga pernah keberatan kalo rumahnya kadang kita jadiin tempat ngumpul, terus ga jarang juga kita berisik.. tapi mereka ga pernah marah", tambah Gilang.

"Iya.. eh tapi pernah loh sekali kita dimarahin sama Papa", ucap Kevin.

Semuanya langsung melirik Kevin dengan tatapan heran.

"Kapan?", tanya Andra mewakili Riri dan Gilang.

"Yang waktu kita masih sekolah, terus habis itu main tapi pulangnya kemaleman gara-gara kejebak hujan.", jelas Kevin.

"Oh iyaaa.. gue inget! Terus habis itu Riri ngambek kan gara-gara dihukum sama Papa ga diizinin buat ngumpul bareng kita selama seminggu", kata Gilang mulai ingat.

"Nah iya yang itu..", ucap Kevin.

"Iya iya.. gue juga mulai inget, tapi kayaknya waktu itu Riri bisa ngumpul bareng kita, padahal lagi dihukum.. itu gimana ceritanya?", tanya Andra yang masih belum terlalu mengingat semuanya.

"Ya bisalah, kan ada Gilang..", ucap Riri.

"Waktu itu lo sampe mati-matian ya ngejelasin ke Papa, tapi akhirnya Papa percaya.. dan Riri ga jadi kena hukuman", kata Kevin tersenyum.

"Hufft, coba Gilang ga ngejelasin.. pasti gue ngerasain hukuman dari Papa, jangankan seminggu ga ngumpul bareng kalian.. waktu itu kan kalo ga ketemu kalian sehari aja rasanya gue kangen banget..", ucap Riri yang merasa beruntung pada waktu itu.

"Iya, semenjak kejadian itu kita ga pernah berani bawa Riri pulang malem lagi", ucap Andra yang kini telah ingat semuanya.

Gilang dan yang lainnya tersenyum. Banyak yang mereka ceritakan di hari ini, bukan hanya tentang masa-masa mereka masih sekolah, tapi juga tentang mereka yang ngapain aja selama pisah satu tahun. Tak terasa hari hampir gelap. Mereka pun bergegas ke tempat penginapan yang sudah Riri sewa sebelumnya.

"Udah sore banget nih, ke penginapan yuk..", ajak Riri pada ketiga sahabatnya.

"Mobilnya?", tanya Kevin.

"Ya kita naik mobil kesana, emang lo mau jalan kaki", jawab Riri.

"Oh jauh ya?", tanya Kevin lagi.

"Deket Vin, tuh tinggal naik aja ke atas sana, Andra aja kalo jalan gue jamin kurus dia", jawab Gilang tertawa seraya menunjuk penginapan yang ada di atas puncak.

Yang lain pun ikut tertawa. Riri dan Andra masuk ke dalam mobil, dan kini Gilang yang menyetir mobilnya.

"Lo nyetir ya!", perintah Kevin sambil memberikan kunci ke Gilang

"Oh boleh", ucap Gilang yang menerima kunci dari Kevin.

sahabat sudah ada yang nemuin jawaban atas teka-teki dari chapter sebelumnya? kalau belum, lanjut lagi ya bacanya ;)

like & komen ;)

Ini Bukan FriendZoneWhere stories live. Discover now