Kencan pertama,untuk pertama kalinya.
Jantungku berdebar begitu kencang, semakin dekat dengan tempat yang kutuju, semakin gugup. Gila seumur-umur tidak pernah segugup ini, bayangkan aja pacarannya lebih kurang sudab 4 bulan dan baru bertemu. Bahkan aku sampai membawa adik perempuanku memintanya untuk menemaniku. Sesampainya aku ditempat yang kami janjikan. Ternyata dia belum sampai, didalam benahku, " apa yang harus
Pertama kali aku lakukan? Bagaimana jika dia tidak menyukaiku?". Pikiran negatif pum bermunculan.
Brum...brum...brum
Tanpa ku sadari, ku sodorkan tanganku hendak menjabat tangannya.
"Hey,kita mau kemana?"ucapnya.
"Terserah aku tidak daerah ini."ucapku dengan nada datar seolah-olah aku biasa saja.
Aku langsung menggas motorku, ku bawah dia kesuatu tempat yang menurutku itu bagus, memang sedikit jauh, ya sekitar 30 menitlah. Dan tujuannya agar sepi,hahaha. Sesampainya, aku meletakkan motorku didekat bangku panjang dan dia juha begitu.
Kami langsung tukaran hp, jujur saja aku memang sedikit grogi,maklumlah pertama jumpa. Dan lama kelamaan aku tertidur dipahanya. Oiya,aku memakai baju kaos panjang dongker. Tanpa ada janjian dia juga menggunakan kaos biru dongker dan memakai celana hitam.
Kencan kedua, aku masih membawa adik perempuan yang berusia sekitar 8 tahun, masih dibawah umur kalikan. Aku menggunakan baju putih, rok bewarna pink bunga-bunga dan dia memakai kemaja warna coklat, dan celana jins coklat.
Kencan ketiga, aki dijemputnya, aku memakai dress pink, jins hitam ketat, jilbab hitam biasa, dan dia juga memakai kaos putih panjang, jins bermotip tentara. Aku memintanya menjemputku disebelah gang, dan aku tidak membawa adik lagi. Aku duduk diatas motor vario merah miliknya, rencana aku ingin membawanya ke tempat yang pemandangannya indah, kerena gak tau tempatnya dimana, jadi tanpa tujuan. Kami berhenti disebuah indomaret untuk membeli minum.
"Mau mimum apa?"tanyanya.
"Aqua aja."ucapku.
"Abis ini kita ke cafe dekat sini aja." jawabnya.
Kami jalan dan yang kemudian kurasa aku merasa sangat aman dengan memeluknya. Itu adalah hati yang bisa kuingat sebagai hari pertama kalinya aku naik di motornya dan memeluknya. Aku tidak tahu kata-kata apa yang tepat untuk mengungkapkan rasa senangku. Mudah-mudahan kamu bisa merasakan supaya aku tidak perlu menjelaskannya.
Aku naik motor dengannya sambil ketawa membahas apa yang ku lakukan saat aku naik motor sendri, menyusuri jalan pinang awan yang sepi, lalu entah kenapa dia belok kiri menuju persimpangan yang sepi. Enggak tahu mau dibawa kemana. Terserahnya.
"Sudah makan?"tanyaku. Sambil mengeluarkan dimsum yang kubuat sendiri dari dalam tasku.
"Enak, aki suka. Siapa yang membuatnya? Apa nama makanan ini?"ucapnya
Aku diam saja sambil tertawa.
Angin berembus, sedikit agak kencang memberi kepastian tentang perlunya daun-daun pohon yang berguguran, khusus untuk aku, biar bisa merasa romantis didalam kesenduan berdua dengannya walaupun besok kami bepisah lagi.
"Kau lihat orang itu?"katanya sambil memberi kode dengan mukanya. Kulihat sebentar orang yang dimaksudnya di paling unung dekat halte di depan sekali kami duduk.
Disana ada seorang laki-laki dan perempuan yang duduk diatas motornya saling berhadapan sama seperti aku dan dia. Tapi sebelumnha aku mengerti tujuannya dia menunjuk orang itu.
"Kenapa orang itu?"kutanya dengan suara pelan.
"Aku suka laki-lakinya,"jawabnya dengan suara pelan.
"Heh?!"
"Bukan. Laki-lakinya, kayaknya dia gak mau tangan pacarnya itu hilang."
Suara kami harua pelan, biar mereka tidak mendengar.
"Taunya?"tanyaku sambil tertawa kecil ke dia.
"Makanya dia pegang terus."
"Ha ha ha."
"Heeeh... jangan ketawa,"perintahnya lalu dia menghidupkan motornya.
"Kenapa? Tanyaku sambil merapikan jilbabku berantakan kerena ingin terlihat cantik olehnya.
"Nanti, laki-laki itu suka kamu,"katanya sambil menjalankam motornya.
"Kenapa emang? Tanyaku sambil tertawa.
"Ketawamu, kan bagus."
" he he he, ketawa ah biar dia suka.
"Terserah!,"nanti aku berantam dengan dia. Lagian dia sudah jauh dia gak bakal melihat kamu lagi."katanya sambil lebih malajukan gas motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liar Of The Past
RomanceBeberapa waktu yang lalu kita adalah sepasang keinginan untuk menyatu. Saling menyajikan kebahagian tanpa jemu. Menanyakan kabarmu adalah hobiku saat itu. Membesukku adalh hal favoritmu setiap waktu.itu dahulu sebelum rasa sepi benar-benar membuaku...