Part 5

54 1 0
                                    



                     Pagi tadi, aku membuka mata dengan hampa. Kutatap langit-langit kamarku yang terasa kosong, dan dinginnya ac menambah beku suasana hatiku saat itu. Ponselku berdering dan kuperiksa semua pesan di sana, tak ada satu pun pesan darimu, tak ada ucapan selamat pagi darimu, dan tak ada lagi ucapan manis darimu. Belasan jam aku menangisimu, semalaman aku mengingat apa saja kenangan indah yang kita lewati,dan aku masih tidak percaya apa yang semalam kau lakukan dengan ku. Dengan mengumpulkan tenaga, aku berusa bercemin. Lihatla wajah lesuhku ini, mata sembab, rambut berantakan tak karuan, dan tatapan kosong yang terpantul di cermin.

Aku tidak yakin bisa melewati ini semua. Sejak kamu bilang kau memilih dia dari aku , rasanya aku tidak lagi punya upaya untuk menjalani hari-hariku.Memang ini terkesan bodoh, setiap orang yang sedang bersedih dan patah hati pasti merasa bahwa dirinya sosok yang berharga .



Aku menerima begitu saja ketika kamu memilih perempuan yang baru saja kamu kenal dan meninggalkan aku. Aku menurut begitu saja ketika kamu menyembunyikan aku dari sahabat-sahabatmu. Aku terlalu pecaya kepadamu, terlatuh cinta kepadamu dan di situlah masalahnya dan disitu pula kesalahan terbesarku.

Aku percaya kamu akan membahagiakanku, dengan segala macam ketulusan yang dimataku yang di mataku pada awalnya adalah cinta. Aku percaya sepenuh hati bahwa sebenarnya kamu hanya mencintaiku, tapi nyatanya kau pergi dengan wanita lain yang selama dua minngu dan aku sama sekali tidak mengetahui apa apa.

Lalu, aku rela mencintai dalam rasa sakit yang membabi buta. Semua rasa mengalah yang aku berikan, semua air mata yang terjatuh saat aku memelukmu dengan perasaan rindu itu, sebenarnya tidak akan pernah mengubah status hubungan kita. Aku tidak tahu mengapa aku percaya begitu saja kepadamu.

Dalam dirimu kulihat sosok yang sama dengan diriku, hanya saja kamu laki-laki dan aku perempuan. Aku jatuh cinta kepadamu kerena aku merasa sedang mencintai diriku sendri. Aku percaya kepadamu dan telah menjadikanmu separuh dari diriku. Setelah memutuskan untuk meninggalkanmu, ternyata aku merasa cukup terluka. Kini aku menjalani hari sebagai aku yang tidak utuh.

Sehari setelah memintamu pergi, masih kurasa ketidakyakinan untuk meninggalkanmu. Hal itu pun masih terjadi ketika satu minggu berselang kamu tidak menghubungiku.ketika semua tentangmu telah kuhapus dari semu ponselku. Seringkali, terbesit dalam pikiranku untuk memintamu kembali, tapi pada akhirnya aku sadar diri, aku tidak bisa selau berada di antara dua hati.

Aku akan menjadi pendosa paling bodoh jika menginginkan kamu mengakhiri hubunganmu dengan selingkuhanmu. Aku tidak sekuat itu dan aku tidak ingin sejahat itu. Aku ingin mencintaimu dengan wajar, tanpa menyakiti siapun.

Kamu ingat? Sekitar pukul 09.00 malam, ketika kita bertengkar hebat, kamu mengutarakan rasa kecewamu kerena merasa aku telah melanggar peraturanmu. Kamu bilang tidak suka ketika kisah ini kutuangakn dalam tulisan. Kamu marah ketika aku sepolos itu menceritakn rasa sakit hatiku ke teman-teman terdekatku. Kamu memintaku untuk menghentikan semuan. Adilkan? Kamu buat peraturan sesukamu, mengekang tanpa menginjinkan aku melakukan perlawan dan meminta kesetaraan. Kamu inginkan alur cerita berjalan sesuka hatimu, tanpa memperdulikan sakitnya perasaanku.

Kamu tahu, malam itu aku membaca pesanmu dengan perasaan hancur. Hari itu aku menyadari bahwa sebenarnya kamu tidak membutuhkanku, kecuali sekedar sebagai teman untuk mengisi kekosonganmu. Malam itu, ketika kamu memintaku untuk tidak menjadi bagian hidupmu lagi kerena kau sudah mendapatkan perempuan lebih dariku, aku menyadari bahwa cerita kita tidak akan berakhir bahagia.

Dan, ku balas pesanmu, dengan kejujuran yang aku simpan sendiri, kujawab mengapa aku baru mengetahui sekarang? Kemana aku selama dua minggu itu? Mengapa kau tidak memutuskanku terlebih dahulu lalu pergi dengan perempuan yang sudah mengambil hatimu.

Mereka yang tahu dengan isi hatiku pasti menyuruhku untuk segera melepaskanmu pergi. Namun, saat ini aku sangat mencintaimu. Kebodohanku terlamapau besar. Bagiku, tetap mencintaimu dan tetap bisa mencintaimu sudah sangat cukup meskipun aku tidak bisa memilikimu sepenuhnya dalam kenyataan ataupun mimpi.

 Saat itu aku percaya, cinta adalah kebahagian yang patut diperjuangkan meskipun terluka. Kala itu aku percaya cinta adalah upaya mempertahankan meskipun tidak pernah dipertahankan. Ketika itu, aku percaya cinta adalah kekuatan untuk tetap berjalan meskipun tidak pernah tahu arah serta tujuan.


Dan nyatanya, aku salah besar. Cinta bukan hal yang seperti itu. Cinta adalah dua orang yang tidak rela saling melepaskan. Cinta adalah dua orang yang saling mempertahankan dan berjanji untuk tidak saling meninggalkan. Cinta adalah teka-teki yang harus dipecahakan dengan bergandengan tangan.

Harusnya, aku sadar dari awal betapa lucunya pria ini. Dia minta dipertahankan, tapi tidak ingin mempertahankan. Dia minta diperjuangkan, tapi tidak mau memperjuangkan. Dia minta diagungkan, tapi tidak pernah menyadari siapa yang bertarung habis-habisan disini.

Jadi, sayang, aku berhenti dan mencukupkan segalanya di sini. Kerena patah hati telah mengajarkanku banyak hal. Kerena kehadiranmu sudah membuat aku banyak belajar.

Kita tidak bisa melanjutkan hubungan yang dimulai dengan salah. Kita tidak boleh menjadi egois hanya untuk memperjuangkan kebahagian berdua. Kita dilarang untuk bahagia diatas air mata orang lain. Aku tidak ingin menjadi iblis yang hadir diantara dua hati. Meskipun selingkuhanmu juga bukan malaikat, bukan berarti aku berhak untuk menenggelamkannya ke dalam neraka aja demi agar kita bahagia

Senyummu, matamu, pelukanmu, seolah memberiku peluang untuk pergi lebih jauh. Sebelum hatiku lebih hancur lebur, beri aku kesempatan untuk menyelamatkan. Beri aku kekuatan untuk melepaskan, kemudia berbalik arah kerena aku tahu pada akhirnya kamu juga meninggalkan aku.


Liar Of The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang