the innocent heart

602 55 0
                                    

Hermione...tidak seperti anak-anak lainnya. Dia mengintip dari jendela di lantai dua dan menekuk alisnya dalam-dalam. Anak-anak tetangga bermain dan tertawa. Berlari seperti kuda dan meloncat seperti kelinci. Hermione membuang muka dan tidak ingin peduli, beralasan bahwa mereka sangat kekanakkan-kanakkan dan banyak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting. Ia mengepalkan tangan dengan sorot mata berapi-api, berkata bahwa seseorang harus memikirkannya masa depannya sejak dini dan lagi orang-orang dewasa senang dengan anak yang pintar. Hermione tersenyum. Ia berjinjit dan meraih sebuah buku tebal dari kolom ketiga rak buku ibunya. Diletakkannya buku itu di atas meja sembari ia duduk dengan postur sempurna di kursi. Senyumnya melebar, penuh kepuasan.

Belajar lebih menyenangkan daripada bermain!

-oOo-

.

.

Loved Unloved

[Hermione's thought uncovered]

Rozen91

Harry Potter © J. K. Rowling

Warning : AU—modern universe

.

.

-oOo-

Rumah minimalis bercat beige itu dihuni oleh keluarga yang terdiri dari 3 orang. Seorang ayah dan ibu, dan seorang anak perempuan yang baru saja menginjak usia 4 tahun. Kedua orangtua tersebut terkenal baik dan ramah. Mereka sendiri punya pekerjaan yang sama, yakni sebagai dokter gigi. Pekerjaan yang lebih dari cukup untuk membiayai keperluan dan membuat para tentangga memandang mereka dengan tatapan yang setara. Anak tunggal merekapun tak kalah menawan dengan ketajaman cara berpikirnya yang menakjubkan untuk anak balita sepertinya. Keluarga Granger adalah contoh dari model keluarga yang bahagia dan harmonis.

Tapi, sebenarnya tidak seperti itu juga. Hermione selalu mencoba berwajah ceria ketika ayah dan ibunya pergi bekerja. Hermione tidak bisa bermain dengan mereka setiap saat. Pengasuhnya lebih sibuk dengan pekerjaan rumah dan hanya kadang-kadang ia bisa mengajak Hermione keluar.

Anak itu selalu terlihat sendirian.

Sembari melipat lengan di ambang jendela, Hermione menghitung orang-orang yang melintas di jalan di depan halaman. Berharap ayah dan ibunya cepat pulang ke rumah.

-oOo-

"Kutu buku!"

"Hehehe, lihat saja, dia pasti nanti jadi botak. Ayahku jadi botak karena terlalu banyak baca buku. Ibuku yang bilang."

"Botak! Botak! Botaaak!"

Anak laki-laki selalu mengganggu anak perempuan. Dasar tidak punya kerjaan!

"Hei, hei, kalian lihat tadi di kelas? Granger bicara panjang lebar padahal aku hanya menyebut kata kuantum yang kudengar kakakku saja. Apa dia ingin pamer?"

"Dia memang selalu seperti itu. Seharusnya kau hentikan saja dia."

"Aku ingin, tapi tidak sempat. Dia terus bercerocos seperti kereta api!"

"Hahaha! Kereta api!? Lucu sekali!"

"Benar! Mulai sekarang, kita panggil dia si kereta api! Tut tut tut!"

"Hahaha!"

Dan anak perempuan lebih buruk dari anak laki-laki. Menyedihkan.

Kalau begitu, Hermione tidak butuh teman.

Loved Unloved (completed)Where stories live. Discover now