Part 6

790 107 4
                                    

Dua minggu sudah semenjak makan malam ulang tahun pernikahan Dongho dan Eunbi namun selama dua minggu itu pula Daniel selalu uring-uringan di kantor, marah-marah dengan pegawai bahkan lebih parahnya dia selalu mengcancel meeting dengan klien alhasil Minki menjadi frustasi dengan pekerjaannya. Setelah makan siang selesai Minki baru saja duduk dikursinya tiba-tiba.

BRUK~

" MINKI-AH LAPORAN MACAM APA YANG KAU KERJAKAN HAH? " Daniel melempar berkas laporan keuangan bulanan perusahaan di meja kerja Minki.

" Laporan itu yang mengerjakan bagian keuangan pak, tadi Pak Jaehwan menaruhnya di meja bapak " Minki jawab dengan suara pelan, karena dia sudah takut dengan bosnya bila sudah marah.

Daniel mengusap kasar mukanya dan menahan emosinya yang dia sadari entah mengapa beberapa hari ini dia selalu ingin marah. " Ya sudah kau panggil Jaehwan keruangan ku SEKARANG " Daniel bicara dengan penuh penekanan dan langsung masuk ke ruangannya. " Baik pa " Minki langsung menghubungi pesawat telpon ruangan Jaehwan, memintanya untuk keruangan Daniel.
.
.
.
TOK TOK TOK

" Ya masuk " perintah Daniel dari dalam ruangannya.

" Ada yang bisa ku bantu, sampai kau memanggilku " Jaehwan menanyakan langsung pada inti permasalahannya karena dia tau beberapa hari ini emosi sahabatnya itu sedang tidak baik, bahkan dia tau bahwa Minki sudah menjadi korban kembali hari ini jika dilihat dari wajah wanita cantik itu yang sudah memerah akibat kesal dengan sahabatnya.

BRUK~

" Apa ini? Kau sudah lelah bekerja di sini? Laporan sampah seperti ini kau kerjakan " Daniel mencerca Jaehwan dengan wajah angkuhnya.

" Baiklah akan aku cek kembali laporan bulan ini, sepertinya memang aku salah " Jaehwan yang memang sudah tau sifat Daniel hanya menjawabnya dengan tenang tanpa membantah sahabatnya itu.

" Cepat selesaikan kuharap sebelum jam 3 sudah ada di meja ku kembali " printah Daniel.

" Ok itu tidak masalah " jawab Jaehwan dan langsung berdiri dari tempat duduknya, sebelum membuka pintu Jaehwan berkata "Ah iya Niel, ku harap kau cepat selesaikan masalahmu agar kau tak membuat seluruh karyawanmu mengundurkan diri karena bosnya yang tempramen " ucap Jaehwan sebelum meninggalkan ruangan Daniel.

Sebenarnya Daniel juga berfikir apa yang membuat dirinya selalu marah.
.
.
.
Matahari yang ada di siang hari sepertinya akan digantikan dengan bulan pada malam hari, namun putra ke dua dari Alm. Tuan Kang masih saja berkutat dengan komputer sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang sudah ada di dalam ruangannya.

" Sepertinya masih sibuk sekali adikku ini. Apakah aku terlalu banyak memberimu kerjaan Direktur? " Dongho langsung duduk di sofa dengan santai.

" Kau memang kakak yang sangat baik sampai memberikan proyek besar ini kepada ku kak " ucap Daniel masih memperhatikan sketsa pada komputernya.

" Ahahahaha.... Karena aku yakin bahwa adikku mampu,makanya aku berikan proyek itu pada mu " Dongho tertawa melihat adiknya yang menggerutu.

" Kau tertawa di atas penderitaan ku kak. Ngomong-ngomong tumben kakak belum pulang? Sibukah presdir kita ini " Hanya kepada Dongho terkadang Daniel merajuk, Daniel merasa bahwa Dongho adalah pengganti orang tuannya yang telah tiada dan Daniel merajuk bila tidak ada siapa pun karena bila Jisung atau Jaehwan tau Daniel tukang merajuk pada Dongho hancur sudah reputasi " Laki-laki Cool " yang di sandang Daniel.

" Ahahaha.... Kau lucu bila merajuk seperti itu Niel, jika Jisung tau kau akan ditertawakan olehnya " Dongho sedang menertawakan Daniel.

" Aku tidak merajuk, aku hanya sedang mengomel saja. Kau sungguh-sungguh menyebalkan Kang Dongho " Daniel menyanggahnya.

" Baiklah baiklah aku tidak akan tertawa lagi. Aku akan pulang sekarang karena My Queen sudah menunggu di rumah. Ah iya kau jemput Jisung dia sedang di klub, kau tau bukan adikmu bila sudah mabuk apa yang akan terjadi " tujuan Dongho memang meminta Daniel menjemput si bungsu Jisung.

" Aish kau membiarkan gadis gila itu ke klub lagi kak. Ya Tuhan kau, sudah tau kebiasaan gilanya yang akan sembarangan mencium siapa pun bila sudah mabuk masih saja kau ijinkan dia ke klub. Aku tak mau " Daniel langsung melepaskan stylus pen dari jarinya saat mendengar bahwa dia harus menjemput adiknya yang berada di klub.

" Nah kau tau bukan adikmu itu seperti apa, jadi ku yakin kau tak akan menolak menjemputnya bila tak ingin terkena amukan kakak iparmu karena membiarkan Jisung ke klub sendirian " Eunbin memang sangat perhatian pada adik-adik iparnya,maka dari itulah rasa cinta Dongho makin hari makin besar untuk istrinya.

*Dilain Tempat*

Jisung memilihkan baju yang pas untuk Seongwoo. Tiba-tiba saja Jisung meminta Seongwoo untuk menemaninya jalan-jalan dengan alasan dia bosan di rumah (padahal alasan sebenarnya untuk menjalankan rencannya,Dongho dan Eunbin), Seongwoo yang tidak curiga sedikitpun hanya menurutinya saja toh dia juga bosan di rumah.

" Sung-ah kita hanya jalan-jalan bukan kenapa harus dandan sih? bukankah kita hanya duduk di tepi Sungai Han sambil memakan rammyun dan meminum sekalenh bir? " sejak tadi Seongwoo hanya memperhatikan temannya yang sibuk memilih beberapa gaun malam dilemarinya.

" Ishh gaya jalan-jalanmu tak elit sekali sih. Nona cantik kita akan ke klub malam ini, aku ingin mencari laki-laki kaya,tampan dan menggoda. Jadi kau tak usah banyak bicara sudah pakai baju itu cepat " Jisung melemparkan gaun dari dalam paper bag yang dia bawa tadi untuk berjaga-jaga bila temanya tidak memiliki gaun dan seperti dugaannya tak ada gaun seksi yang akan mempermudah rencananya.

" Yack... baju apa yang kau berikan kepadaku bodoh " Seongwoo membentangkan baju yang diberikan Jisung. Bagaimana tidak kaget bila gaun yanh diberikan Jisung adalah gaun ungu tua yang hanya memilki tali menyilang pada bagian belakang dan membiarkan punggungnya terekspos dengan sempurna dan yang membuatnya tambah geleng-geleng kepala adalah gaun itu panjang namun belahannya sampai setengah paha pada salah satu sisinya.

" Sudahlah jangan cerewet cepat pakai, tak mungkin bukan kita akan ke klub dengan kau memakai kaos oblong dan jeans bututmu itu, sekali ini saja temani aku please " Seongwoo tak dapat menolak jika Jisung sudah memelas seperti itu.

" Baiklah baiklah karena aku merasa bersalah meninggalkan mu lama aku akan ikuti kemauan mu, tapi aku tak ingin lama-lama di dalam klub ya " Seongwoo akhirnya mengganti bajunya dan sedikit risih sebenarnya.

" WOAAAHHH kau cantik sekali Seongwoo, aku yang wanita saja sungguh terpesona bagaimana laki-laki disana ku yakin malam ini kau akan memiliki kekasih " cerocos Jisung saat melihat Seongwoo dengan gaun pemberiannya.

" Cihhh bohong saja, sudahlah sebaiknya kita jalan sebelum aku berubah pikiran " Seongwoo mengambil tas kecilnya dan memakai sweater rajutnya karena dia yakin bahwa sangat dingin di luar.

" Yuk cus GIRLS PARTY " teriak Jisung sambil jalan keluar

SEGINI DULU YA~
makasih udah ada yang mau baca cerita ku
maaf ya kalo masih ada kata-kata yang salah atau typo.

buat gambaran aja baju yang di pake Seongwoo buat ke klub kaya begitu
ahahaha.... aku ngebayangin aja ko jadi gemes sendiri 😄😆
semoga masih ada yang suka sama cerita ini 😉

Kisah-ONGNIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang