Taeyong sudah melucuti pakaiannya. Bersiap menenggelamkan tubuh ke dalam bathtub berisi air hangat guna merilekskan otot dan pikirannya yang tegang seperti benda ereksi. Berendam air hangat mungkin menjadi pilihan terbaik baginya sekarang, lagi pula ia memang harus membersihkan diri.
Ngomong - ngomong Taeyong sudah berada di kamar mandinya. Mengacuhkan beberapa maid yang menatapnya terkejut bahkan ada yang sampai memecahkan piring saking terkejutnya ketika Taeyong tiba-tiba masuk dari pintu utama. Taeyong hanya lelah. Ia perlu sedikit relaksasi sebelum kedua orangtuanya pulang dan melakukan hal yang sama dengan maid, menganga, melongo dan terkejut menatap dirinya yang mendadak muncul setelah menghilang entah kemana.
Benar saja! Taeyong baru selesai dengan kegiatan mandi dan berendamnya ketika ayah dan ibunya pulang, bahkan rambut Taeyong masih belum mengering sempurna. Tapi ia sudah dikejutkan dengan suara melengking Ibu Jaejoong, istri Perdana Menteri Yunho yang tak lain adalah orangtua Taeyong.
Mereka baru saja kembali dari pertemuan yang diadakan Raja White Faireez. Pertemuan antar para pejabat istana yang juga mengharuskan orangtua Ten ikut di dalamnya. Hal itulah penyebab rumah Ten menjadi sepi yang kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Doyoung, bahkan ia memanipulasi keadaan agar maid di rumah Ten juga meninggalkan rumah. Doyoung memang cerdas!
Kembali pada keterkejutan orangtua Taeyong. Ibu Jaejoong segera memberondong anak semata wayangnya itu dengan banyak sekali pertanyaan. Namun hanya jawaban singkat, padat dan jelas yang Taeyong utarakan. Ketika ditanya kemana saja ia selama ini, Taeyong dengan santainya menjawab bahwa ia berada di suatu tempat yang nyaman untuk menenangkan diri.
Perdana Menteri Yunho sendiri bisa memaklumi jika Taeyong melakukan hal itu mengingat beban psikologi yang mungkin dirasakan anaknya. Perjodohan dengan Pangeran, tanggung jawab menjadi seorang permaisuri, dan kesiapan mental jika nantinya ia dinobatkan menjadi ratu, semuanya mungkin terasa berat bagi Taeyong setelah sang Raja mengumumkan perjodohan dua bulan lalu.
Ya, dua bulan lalu Taeyong mendengarnya langsung dari sang Raja dan sejak itulah hubungan Taeyong dan Doyoung merenggang. Meski keduanya memang sering tak akur dan meributkan hal-hal kecil, tapi hubungan mereka tak pernah sedingin sekarang. Terlebih ada Ten sebagai penengah. Kehadiran Ten seperti selimut hangat di antara ketiganya. Namun, persahabatan mereka yang terjalin sejak kanak-kanak sepertinya harus pupus, karam di tengah kebingungan takdir yang harus mereka penuhi.
.
.
.
Sudah puluhan pasang mata terkejut menatap Taeyong selama berjalan menuju kediaman Raja. Tapi Taeyong bersikap acuh dan tak menggubris mereka. Ia lebih suka diam dan terlihat tenang. Ia tak lagi peduli dengan sekelilingnya sejak dinobatkan sebagai buronan. Persetan dengan pendapat orang lain, saat ini ia hanya ingin menemui sang Raja dan meminta maaf. Taeyong sadar atas kesalahannya membuat khawatir orangtua bahkan sang Raja.
Taeyong masih disambut baik saat berhadapan dengan pemimpin daratan White itu. Sang Raja tersenyum menampilkan lekuk cacat di kedua pipinya, ah, sebenarnya itu mengingatkan Taeyong pada seseorang nun jauh di sana. Bahkan senyum hangat sang Raja itu terlihat,,, mirip! Iya, Raja Siwon terlihat sedikit mirip dengan Jaehyun sekarang. Kemiripan yang seolah menabur garam di luka Taeyong.
"Taeyongie, kau sudah kembali?!" Raja Siwon segera memeluk Taeyong. Menyalurkan kebahagiaan atas kembalinya si calon menantu.
"Kau kemana saja Taeyongie?" Lanjutnya."Mm, ma-maaf Yang Mulia. Aku hanya berada di suatu tempat yang nyaman." Taeyong sedikit gugup menjawab pertanyaan sang Raja. Ia tak berani menatap langsung pada manik legam Raja Siwon yang mirip dengan miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKWHITE
FantasyIni bukanlah negeri dongeng, hanya dimensi lain dimana beberapa makhluk hidup berdampingan namun berperang. Jaehyun, Taeyong, akan seperti apa mereka bertahan dalam romansa yang memisahkan namun menyatukan hati keduanya?