Chapter 3

311 11 0
                                    

"So how was yesterday night?"

Itulah pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Adriana saat aku tiba.

"Hmmm... It was wonderful I guess. Tapi aku tinggalkan tempat itu saat dia di dalam kamar mandi. Cause he was making so much noise in the bathroom and my sleep got ruinned because of that."

Aku keluarkan sebungkus kotak rokok dan menyalakan satu batang.

"HAHAHAHHAH!!! I can't believe that you left him!! Dia itu salah satu cowok yang panas di klub semalam. Dan lo beruntung kerana dia milih lo dari cewek-cewek lain di sana. Tapi lo tinggalin dia gitu aja . Ck, bersyukur dong neng."

Aku menghembuskan kepulan asap ke udara. Sahabatku Adriana memang asal Indonesia. Dia menetap di Singapur sejak lulus kuliah 3 tahun yang lalu dan mulai bekerja di salah satu perusahan logistics di sini. Setiap aku ke sini pasti aku akan nongkrong sama dia.

"So? Dia itu Cuma cowok satu malam gue dan please deh, kemachoan nya itu langsung hilang saat dia menyanyi di dalam toilet kayak lagi konser gitu. Such a turn off."

Aku lihat mata Adriana melotot mendengar penjelasanku dan seterusnya dia ketawa terbahak-bahak.

"HAHAHAHA, gue nggak nyangka dianya kayak gitu! Trus lo nggak tinggalin nomer hp lo atau e-mail gitu?"

Aku mematikan rokok ku yang tadi dan meminum air yang udah dipesankan oleh Adriana sebelumnya untukku.

"Lo tau prinsip gue. Nggak ada namanya saling tukaran contact sama cowok satu malam gue atau hubungan badan buat kedua kalinya. Cukup buat satu malam saja."

Kalian pasti akan ngejudge aku. Iya, aku sering melakukan one night stand dengan cowok yang berbeda. Kehidupan liar aku yang satu ini aku sembunyikan dari keluarga aku. Jadi yang tau tentang kebiasan one night stand aku ini cuma sahabat-sahabat ku. Tabiat yang lainnya seperti merokok dan minum minuman alkohol, keluarga ku sudah tahu dan mereka udah angkat tangan dengan hal itu.

Kebiasaan ONS ini bermula sekitar 3 tahun yang lalu. Semenjak dia, cinta pertamaku memutus kan untuk meninggalkan aku setelah 5 tahun bersama dan memilih menikah bersama dengan sahabat aku sendiri. Aku yang waktu itu sedang patah hati dan galau dibawa ke klub oleh sahabat-sahabat ku yang lainnya dan di situ lah bermula segala kegilaan di hidup aku.

Aku meletakkan prinsip bahawa cowok satu malam aku hanya buat satu malam dan nggak akan ada hubungan di antara kita biarpun itu teman, sahabat atau sebagainya. Kedengaran aku seperti pelacur? Well, aku tidak peduli dengan komentar kalian semua. Apa yang aku lakukan ini ada sebabnya dan pastinya kalian semua akan tau itu nanti.

"WOI!! Melamun aja lo."

Teriakan tiba-tiba dari Adriana membangun kan aku dari lamunan ku.

"Sorry Dri. Gue lagi banyak pikiran aja."

"Pasti tentang emak lu kan? Kenapa lagi dia?"

Adriana is the bestest friend I can ever asked for. Aku udah kenal dia semenjak zaman kuliah dan kami sering bertukar masalah jika perlu. Dan dia juga satu-satu nya sahabat yang aku bisa percaya diantara yang lainnya. Sebernanya sih ada 2 orang lagi sahabat ku tapi mereka sekarang di Jakarta. Nanti-nanti ya aku kenalin.

"Lo kan tau gue pulang ke sini kerana dia yang maksa gue. Gue sih ogah mau ke sini. Ngadepin muka suami nya sama 2 bocah di rumah dia itu bikin gue kesel aja."

"Terus kenapa lo tetap ke sini? You can just say no and make up some excuse Rel."

Aku mengambil nafas dulu sebelum menjawab pertanyaan dia itu.

"Well,gue udah kehabisan alasan Dri. Dia itu nekat banget sampai nelepon bokap gue dengan ancaman segala. Kerana itu gue dipaksa sama bokap gue buat ke sini. Tapi gue setuju dengan syarat gue ke sini cuma buat 1 minggu doang."

Ku lihat Adriana magut-magut dengar ceritaku sambil memainkan straw minuman nya.

"Ya udah. Lo sabar aja. Lo kan udah biasa ngedepin ini semua. Udah deh nggak usah kusut gitu mukanya. Lebih baik lo bawa enjoy aja. Kita ke tempat biasa dan cari mangsa one night stand seterus lo itu. Hhahahahah!"

Aku ambil straw dan lempar kearah Adriana. Dia itu kalua mau ngomong nggak ada tapis-tapisnya dulu.

"Sial lo! Nggak usah ngomong kenceng-kenceng juga."

Dan Adriana lemparin kembali straw yang tadinya ke aku.

"Udah laa lo. Eh! Udah hampir jam 9. Ayo kita bergerak sekarang. Pasti yang lain udah nungguin kita di sana."

Akhirnya aku dan Adriana bergerak dari tempat makan itu untuk bertemu dengan teman-teman yang lain.


Izinkan Aku MencintaimuWhere stories live. Discover now