Chapter 5

246 11 0
                                    


Aku memasang sabuk pengaman dan menyumbat telinga ku dengan earpiece yang disambungkan ke Ipod ku. Aku bersandar di kerusi pesawat dan memandang ke luar sambil menunggu pesawatnya berlepas.Tiba-tiba aku merasa satu tepukan dibahu ku. Aku menoleh kearah kanan ku dan kaget dengan siapa yang aku lihat.

"You won't be able to hear me with this on." DIa dengan lancangnya mencabut earpiece di telingaku.

"Better! Oh, by the way hi again. It's a coincidence we are on the same flight. Oh and I'm really sorry for what happened just now. I'm Adhitama by the way. What's your name?"

Ini cowok banyak bacotnya juga ya. Aku memasang wajah yang datar sebelum menjawabnya.

"Ok Mr Adhitama, sudah selesai bicaranya? Aku rasa-"

"Astaga! Kamu orang Indonesia ternyata! Ck, ngomong kek dari tadi. Nggak usah aku ngomong pake bahasa Inggris segala. Walaupun aku jago berbahasa Inggris."

Pede juga cowok ni.

"Berisik banget sih kamu! Denger ya Mr Adhitama, aku itu nggak berminat sama sekali buat berkenalan dengan cowok kayak kamu. Dan tolong jangan mengganggu keamanan penumpang di pesawat ini terutamanya orang berada disebelah kamu iatu AKU."

Aku terus menoleh kan kepalaku kearah jendela pesawat lagi. Aku hampir menyumbat kan kembali earpiece di telinga ku sebelum sebuah suara menghentikannya. Lagi.

"Wow! Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah kamu ucapkan selama perkenalan kita yang 5 menit ini. Tapi sayang ya, kamu itu judes. Kalau ramah pasti udah aku lamar."

Aku melotot kearahnya dengan wajah yang mungkin sudah mirip dengan singa yang siap mau menerkam mangsanya.

"Udah nggak usah melotot kayak Kuntilanak gitu. Iya iya, aku nggak ganggu kamu lagi. Teruskan dengan aktivitas mu itu. Kalau kamu ngantuk mau tidur, bahu aku ada ni buat jadi sandaran." Dia mengedipkan matanya kearah ku sambil tersenyum.

Aku bergedik ngeri kearahnya. Kok ada ya cowok yang ganteng dan seksi kayak dia tapi perangainya itu sungguh menyebalkan? Wait! Apakah aku baru saja muji dia? Aku rasa aku harus konsultasi ke dokter tentang otakku ini.

"Dream on!"

Seterusnya aku memasang kembali earpiece ku dan menikmati pemandangan di luar. Rupanya pesawat sudah berada di atas langit. Bila berlepasnya juga aku nggak tau. Mataku terasa berat sekarang. Lebih baik aku istirihat sebentar.

=========================================================

Aku merasakan sebuah tepukan di pipi ku.

"Hei,bangun kita udah sampai."

Suara itu. Aku membuka mataku secara perlahan dan melihat kearah tangan ku yang sedang memeluk sesuatu.

Shit! Bagaimana bisa aku peluk tangannya.

Dengan pantas aku melepaskan pelukan ku dari tangannya dan membenarkan posisi duduk ku. Aku mengalihkan wajah ku kearah jendela untuk menutup rasa maluku. Dan iya, dia benar, kita sudah tiba.

"Hahahaha! Kok mukanya merah gitu? Udah, nggak usah malu gitu sama aku."

Dia masih mentertawakan aku. Aku menoleh kearahnya dengan wajah yang mungkin bisa dikatakan kayak kepiting rebus. Antara kesal dan malu.

"Siapa yang malu? Pasti kamu kan yang mau ngerjain aku? Nggak lucu!"

Tanpa membuang masa aku terus melangkah keluar dari tempat duduk ku dan mengikut arah penumpang lain ke pintu keluar. Sungguh moodku berantakkan. Ketemu sama cowok yang nyebelin kayak gitu benar-benar menguji kesabaran aku. Lama-lama didekat dia pasti aku jadi gila.

Setelah malalui segala proses imigrasi, aku menuju ke tempat bagasi untuk mengambil koperku. Sedang aku menunggu, tiba-tiba ada tepukan di bahu ku.

Tolong jangan dia lagi! Tolong jangan dia!

"Hei! Ketemu lagi cewek cantik yang judes yang aku masih tertanya-tanya lagi siapa namanya."

Dan sila bunuh ku sekarang juga.

"Ngapain kamu disini?! Kamu menguntit aku ya?!"

Suara ku meninggi. Dan semua mata tertuju kearah kita.

"Shhhhh... Jangan keras-keras dong. Itu diliatin sama mereka semua. Kayak apa aja." Dia memandang ke kiri kanan dan memberikan senyuman minta maaf sama pengunjung lain.

Aku menghentakkan kaki ku dengan keras dan beranjak kearah lain. Kebetulan di waktu yang sama aku lihat koperku. Tanpa membuang masa aku mengambil koperku dan menarik nya menuju pintu keluar.

"Hei!! Kamu belum kasi tau nama kamu dan nomer ponsel kamu!!"

Aku dengar die berteriak di belakangku. Aku menoleh kearahnya tanpa menghentikkan langkah ku dan berkata,

"Never weirdo!"

Dan setelah itu aku bergegas keluar dari tempat itu. Aku sungguh bernasib baik kerana supir Papa sudah ada di pintu kedatangan. Jadi tanpa membuang masa aku terus menyuruh supir Papa buat ke mobil. Semooga saja aku nggak ketemu lagi sama cowok ganteng gila itu . Kalau sampai ketemu lagi, fix aku harus benar-benar membunuh diriku.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Halo Halo. Akhirnya Adhitama muncul ya? Hehe. Jadi bagaimana pendapat kalian tentang sosok Adhitama? Nyebelin nggak? Semoga Aurelnya bisa sabar ya? Oh iya, makasih buat kalian yang udah mampir mau baca. Sekali lagi aku ini masih baru di sini dan aku menerima semua comment yang akan kalian berikan. Jadi jangan lupa vote sama commentnya ya? Aku nggak akan maksa kok. Heheh.

- NSBMS <3

Izinkan Aku MencintaimuWhere stories live. Discover now