Chapter 1.2

16 0 0
                                    


"Kalian jadi nginep di rumah aku kan?" Rain menepuk bahuku saat pak Jack yang mengisi jam sekolah terakhir keluar kelas. Aku mengangguk. Hari ini kami sudah janji untuk menginap di rumah Rain. Kami benar-benar menjadi jarang bermain bersama menenjak mengurus acara ini. Yah walaupun kami tetap hampir setiap hari bersama mengurusnya.

"Kak Awan masih pakai mobil kamu?" Aku menyuarakan pertanyaan pada Bulan.

"Iya masih." Berarti tidak bisa berangkat menggunakan mobil Bulan.

"Aisyah bawa mobil? Mang Daan sudah jemput di depan." Rain bertanya padaku tanpa berhenti membereskan buku di mejanya. Aku menggeleng. Karena akan menginap, tadi pagi aku minta antar oleh Baba. "Oh ya udah. Kita pulang bareng Mang Daan berarti." Rain menutup resliting tas nya.

"Eh aku pulang duluan yaa." Suara lembut Putri, teman sebangku-ku pamit kepada kami bertiga. Bulan dan Rain sebangku, duduk tepat di belakang kursiku. Aku duduk sebangku dengan Putri, gadis cantik berkepang ini.

"Okeee. Bye Putriii." Ujar kami bertiga bersamaan, yang kemudian di susul oleh tawa malu-malu Putri. Kami bertiga suka sekali menggoda Putri, karena dia memang anaknya pendiam dan lugu sekali.

Aku ingat pertama kali bertemu dengan Putri. Dia dengan pipi kemerahan karena sinar matahari yang menyerang kulit putihnya mendekati kami. Rambutnya di kepang dua. Kalau bukan roknya yang sudah abu-abu, mungkin orang akan mengira dia anak SMP atau bahkan baru lulus SD. Dia dengan malu-malu mendekati aku dan bertanya apa boleh aku duduk sebangku dengan dia. Tentu saja aku mengizinkan. Dari awal kami aku melihat dia, aku sudah tertarik menjadi temannya. Dia menggemaskan dengan tampilan sederhananya.

"Aisyah, tadi absennya sudah dikasih ke Rahman?" Rain bertanya saat di tengah perjalanan menuju rumahnya.

"Eh Rahman?" Siapa?

"Iya koor humas." Jawab Bulan. Ohh iya. Aku mengangguk menjawab pertanyaan mereka.

"Eh tapi tadi gak ketemu. Jadi aku taruh di atas meja dia aja." Jelasku

"Yaaahhh.." Ujar Bulan dan Rain kompak di susul cekikikan mereka sendiri karena merasa sehati. "Kata anak-anak ganteng. Temen SD-nya Bulan." Sambung Rain.

Aku dan Bulan memang bersahabat dari kecil. Baba bekerja di perusahaan Papo Bulan. Selain itu aku dan Bulan juga bertetangga –walaupun tidak benar-benar tetangga-. Namun aku dan Bulan dari SD sampai SMP tidak pernah satu sekolah. Rain dan Bulan yang satu SMP sejak kepindahan Rain dari Jambi.

Aku hanya menggeleng-geleng mendengar sahabatku ini melanjutkan obrolan mereka tetang cowok ganteng di sekolah. Obrolan ini sedang hangat-hangatnya kami bicarakan. Apalagi akan ada pesta perkenalan ini. Semua cewek siswa baru berharap bisa kenal semua kakak dan cowok ganteng sebelum acara di adakan.

***

EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang