Aku benci senja di Jakarta
Senja yang membawamu pulang
Kala itu, aku lantas membenci diriku sendiri
Aku, yang enggan berteriak menghentikan langkahmuSejak itu senja tak lagi sama
Seperti dulu bersamamu di jalanan Senayan, dan kota lama
Ingatkah kamu ? Dulu di sepanjang long march, dengan spanduk besar yang kita gadang-gadang ? Pita pita suara kita yang meronta berhenti me-rodi. Ingatkah kamu ? Terik kala itu, yang membakar habis kita dengan kehangatannya ? Ingatkah kamu ? Dengan semua itu ?
Sekeras apapun aku mencoba melupakan, tapi, ingatan itu seakan menyeretku kembali.
Dimana indahnya sunset Jakarta ?
Selain di teduh matamu ?
Tatapan lembutmu itu, yang meneduhiku, tatapku yang penuh gemuruhAku benci, senja yang membuatku jatuh hati
Dan pergi karena langit tak lagi merestuiAku benci senja di Jakarta
Senja untuk sekian kalinya tanpa dirimu
Ah, itu cerita lama.. Mengenangmu hanya bualan imajinasi kosongkuKasih, aku hanya membenci saat-saat kau harus benar-benar pergi, dan tak pernah kembali..