Bahagia dengan rasa yang tak dinyata.
Menyukainya dengan cara menulis kata.
Meniliknya melalui lorong yang begitu maya.
Tak bisa kupercaya, itu sampai di titik rindu yang menggebu nan buntu.Jika begitu, siapa harus disalahkan?
Aku, dia atau keadaan?
Ada kalanya aku menuduh diri ini, hati ini yang terlalu menghasratkannya.
Ada kala pula aku mengumpat dia,
"Kenapa kau menyapaku? Kenapa kau menyebut namaku? Kenapa kau tersenyum padaku?"
Hingga sampai hati ini terkunci hanya dengan senyum itu.
Entahlah,
Jika begitu.Ya, rasa itu memberi bahagia tapi kejam.
Mau berapa kalipun aku camkan, ia tetap tumbuh dan semakin kejam.
Ia tak mau tahu bahwa ruang hati kecil, ia semakin berkecambah.
Ini tiada akhir, sungguh miris.
Terbelenggu dengan rasa yang yang tak tahu diri.14.09.2017, Thursday
*Makasih buat kalian yang udah baca, nge-vote dan comment tentang rasa yang aku sajikan dalam bentuk puisi, hehe. Tetap stay di Cerita Rasa ya. Jangan lupa vote sama commentnya^^. Once more, thank you so much 😘*
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Rasa
PoetryRasaku adalah caraku. Rasaku, menyukai hingga mencintaimu. Caraku, mencari cara benahi rasa dan lupaimu.