kisah aurora

70 15 0
                                    

malam itu, pukul 19:45 aku mengirim pesan kepadamu 'selamat malam rino'
dan saat itu juga kamu membalas pesan ku dengan cepat 'selamat malam juga aurora'

mengetahui dia membalas pesan itu dengan cepat, hati ku berdebar kencang–baru kali ini Rino seperti itu–dan senang.

kami berbincang, terus berbincang, hingga muncul hubungan lebih dari teman, dan bertahan beberapa hari, hingga masuk pesan dari dia

'aurora aku takut ketika kita tak lagi bersama, aku bakal ngelupain kamu, begitu sebaliknya'

aku menjawabnya 'jika itu memang takdir, ya tak apa rino, kita saling menyukai karena peran takdir juga kan' aku berusaha membuat suasana menjadi biasa saja, tapi tidak.

'yaudah, tapi kita sekarang pisah bukan karena kemauan takdir juga'

'karena siapa?'

'aku sendiri yang ingin, aku ingin kita sampai sini, aku takut bikin kamu kecewa di kemudian hari'

aku duduk kaku di atas kasur,
tak menyangka jika hubungan akan semudah ini berakhir,
padahal perjuangan untuk membuat hubungan ini sulit–sekali.

aku hanya pasrah, dan menunggu takdirku di kemudian hari.

dari 953Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang