Part 04

387 11 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

🌸🌸🌸

Handphone Afifah berdering, ada pesan SMS masuk. Tapi pesan kali ini nomer nya tidak ada namanya, tandanya nomer tersebut belum pernah ia simpan di handphonenya.

Afifah melihat isi pesannya, Ternyata pesan tersebut berbunyi ucapan salam.
Afifah menjawabnya, walaupun sebenarnya kalau ada nomer asing jarang ia balas, dikarenakan dia mengucap salam, jadi ia harus menjawabnya.

+6285xxxxxxxxx:
Assalamu'alaikum.

Me:
Wa'alaikumussalam

Tak lama kemudian handphone Afifah kembali berbunyi, terdapat balasan sms dari nomer ponsel tadi.

+6285xxxxxxxxx:
Mohon maaf mengganggu, Saya Ryan, laki laki yang pernah menabrak kamu tempo hari. Saya bermaksud ingin kenal lebih jauh dengan antum. Bolehkah jika tidak keberatan.

Me:
Oh iyaa, alhamdulillah sekali saya bisa nambah teman. Tetapi mohon maaf sekali saya tidak bisa berlama lama untuk komunikasi di sini. Ana ingin bertanya apa maksud tujuan antum ingin kenal lebih dekat dengan ana?

+6285xxxxxxxxx:
Saya mengerti kamu, Saya bermaksud ingin mengajak antum untuk ber ta'aruf.

Afifah tidak lagi membalas pesan singkat itu, dari sana ketakutan mulai menyelimuti seorang Afifah. Ia sangat takut jika ada laki laki yang belum dikenalinya mengajak seperti itu, apalagi yang ia tau dia adalah kakak kelasnya Memang dia banyak jadi idaman bagi kaum hawa di sekolah, namun Afifah tidak termasuk golangan itu, secara dia bisa di bilang anak hits dan juga ia mendengar dari orang bahwa dia anak yang pintar, tapi Afifah tidak peduli akan hal itu.

Astaghfirullah... Mengapa aku jadi seperti ini.
"Ya Allah berilah hamba ketenangan" Ucap Afifah lirih.

Di tempat yang berbeda, Ryan terus memikirkan gadis yang tak sengaja ia tabrak beberapa waktu lalu. Afifah, gadis yang berhasil menarik perhatiannya. Menurut Ryan Afifah adalah seorang gadis yang Sholehah, ia beda dari yang lain. Terlihat sikapnya yang acuh pada lelaki dan Dia selalu menjaga pandangan nya. Perilaku nya sangatlah baik. Tutur katanya lemah lembut.

Semenjak kejadian tersebut Ryan berusaha untuk memperbaiki diri, ia pun sekarang ikut rohis di sekolah. Karena ia sadar dirinya belumlah baik, jadi ia putuskan untuk hijrah lillahi ta'ala. Ryan belajar banyak semenjak hijrah, dan semenjak hijrah pula ia tinggalkan nikmat duniawi lalu ia berusaha mencari bekal untuk ke akhirat.

1 bulan 2 bulan.....
Kini Ryan sedang menjalani ujian praktek, Ryan duduk di bangku kelas XII SMA. Ia akan menamatkan jenjang pendidikan SMA nya.

Setelah 1 pekan berlalu, ujian praktek kelas XII selesai, tinggal satu langkah lagi untuk mencapai finish nya. Yaitu Ujian Nasional.

Di lain tempat Afifah merasa lega dan bersyukur sebab setelah pesan singkat 2 bulan itu, Alhamdulillah laki laki tersebut tidaklah memulai komunikasi lagi dengannya, Afifah sangat bersyukur dan hatinya sudah tenang.

🍃

Hari ini adalah dimana Afifah akan di simak Al-Qur'an untuk nantinya sepekan kemudian di Wisuda. Nantinya akan ada 10 santriwati yang di wisuda 30 juz bersama dengan Afifah. Alhamdulillah hafalan Qur'an Afifah sudah selesai. Dan di acara wisuda nanti Afifah mengundang teman teman sekolah serta guru guru sekolah pun ia undang.

Satu pekan pun terasa begitu singkat..
Hari ini adalah dimana Afifah akan di wisuda, ia tidak pernah menyangka jika dirinya bisa menamatkan hafalan Qur'annya. Afifah sangat sangat bersyukur bisa mengabulkan cita-cita Abi yang ingin anaknya menjadi hafidzah.

Abi dan Umi tak bisa membendung tangis haru lalu memeluk Afifah dengan begitu erat. Tak terasa ternyata air mata Afifah pun terjun membasahi pipi.
"Fah, jagalah amanah ini, amanah yang belum tentu semua orang bisa memegangnya. Engkau sangat beruntung nak, Allah percayakan semua kepada Afifah, semoga Afifah menjadi Hafidzah yang Mutqin¹." Ucap Abi menasehati Afifah sambil terisak.

"Aamiin ya Allah, iya Abi. Abi dan Umi juga jangan pernah lupa mendo'akan Afifah yaa, ini semua juga berkat do'a dari Umi dan Abi." Ucap Afifah masih dalam keadaan terisak.

"Udah dong nangis nangis nya, sebentar lagi acara nya mau dimulai. Kan sebentar lagi Afifah mau di nobatkan menjadi Afifah sang Hafidzah." Ucap Umi terkekeh.

"Umiiiiiiiii, jangan gitu aku kan belum sepenuhnya lancar." Ucap Afifah merengek.

"Iya iyaa deeh sayang, sini deh Umi pakaikan selempang nya." Ucap umi mengalah sembari memakaikan selempang bertuliskan 'Wisudawati Tahfizh Qur'an 30 Juz' kepada Afifah.

Di tempat dan waktu yang sama. Ryan memandang 3 manusia tersebut dari jauh, ia sangat kagum dengan Afifah. Anak nya baik ternyata yaa orang tua nya baik pula, sudah bisa membangun Pesantren sendiri lagi dan sekarang adalah Wisuda angkatan ke-5 pesantren nya.

Yaa disini sekarang Ryan berdiri di tengah tengah acara wisuda pesantren orang tua nya Afifah.

Kini mereka berdua saling bertatapan. Setelah menyadari itu, mereka sama sama membuang muka.

"Astaghfirullah. Ya Allah jagalah pandangan hamba." Pinta Ryan.

"Dia datang? Aku mengira bahwa dia tak akan datang. Dan mengapa aku bisa lalai ya Allah?" Ucap Afifah dalam hati.

Sepekan berlalu...

Akhirnya semua tahapan sudah selesai, tinggal menunggu kelulusan nanti.
"Alhamdulillah, semua nya sudah beres, sekarang aku harus menyusun rencana kedepannya." Ryan bersyukur karena masa-masa SMA sudah hampir selesai dengan baik.

"Hei bro.. gak kerasa ya waktu terasa begitu sangat singkat, masa SMA kita sebentar lagi akan berakhir." Ucap Dika menepuk bahu Ryan dari arah belakang.

"Kau mengagetkan ku saja, iya alhamdulillah kita sudah berhasil menyelesaikan tahapan demi tahapan untuk menyelesaikan sekolah kita." Ucap Ryan kepada Dika. "Kau mau lanjut kemana nanti Dik?" sambung Ryan pada Dika.

"Hmmmm... aku sudah melakukan tes di UNJ tempo hari." Jawab Dika
"Wahh kita pisah ni ya kayanya, aku sudah tes di UIN tempo hari juga." Ucap Ryan menyesal.
"Lhaa iyaa, tapi tak apalah, kita masih bisa berkomunikasi kan? Asal jangan sampai putus tali silaturahim nya Yan." Ucap Dika kepada Ryan.

🌸🌸🌸

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan yang utama☺

Kamis, 4 April 2019

Ya Allah, Aku Jatuh Cinta [SLOW UDPATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang