goodnight, sleep tight. [ complete ]

xxxvi

iqbal  |  fara

•••

incoming call..

"bal."

"..."

"lo di mana, sih?"

"..."

"bal?"

"cepetan buka pintu rumah lo."

"ha?"

"cepetan!"

"okay, okay."

call ended.

•••

fara langsung berlari dan membuka pintu rumahnya. iqbal hanya dengan jaket abal-abalnya tersenyum lebar dan menarik satu alisnya ke atas.

"halo. kangen ya?"

"lah? lo ngapain ke sini?"

"'kan mau ngomong yang bener ke lo."

"maksudnya?"

"i am gonna ask you one more time. there's no turning back now, fara.

gue suka sama lo. udah lama banget, mungkin dari kelas sepuluh. terus, gue seneng ngeliatin lo dari jauh. terus gue mikir, 'ah kalo misalnya gue deketin pasti dia bakalan jutek banget. tapi, nyoba ah!'"

"lah apaan, sih, bal? hahaha."

"hush, motong-motong. terus, banyak yang bilang kalo gue gak cocok sama lo karena gue dingin, jutek."

"emang jutek."

"diem dulu. tapi, gue diem aja. gue mandang lo dari jauh, senyum kalo lo tersenyum. ok, hold on, i sound like a stalker, am i?"

fara hanya mengangguk karena sibuk tertawa.

"tapi, itu semua berubah pas naufal dapet nomor lo dari entah mana terus ya dari situ, deh. gue nyaman ngobrol sama lo, gue suka sama lo. lo mau gak jadi pacar gue?"

fara berhenti tertawa. mungkin karena jantung dia berdetak dengan cepat. atau mungkin karena pertanyaan iqbal yang begitu spontan.

"far? halo? anybody there?"

"um, gue gak tau, bal."

"oh okay. itu tandanya lo gak mau 'kan? lo nolak."

"bukan gitu! bukan, gue bingung sendiri."

"gue mau tapi gue takut."

"gue takut kalo saat mereka tau kalo kita pacaran, gue makin jadi omongan."

"lo lupa ya?"

"lupa apa?"

"'kan ada gue. buat apa gue ke lo?"

"tempat curhat."

"idih."

fara tertawa.

"so.. is that a yes?"

fara tersenyum lebar dan mengangguk.

"sabar."

"mau ngapain lagi?"

"mau foto biar ada bukti ke nala sama naufal kalo gue udah taken."

"idih! najis banget, sih."

"najis tapi sayang? haduh, yang bener dulu dong, sayang."