"Satu...dua...TIGA!!!" Bena bergeser kearah Diani, hingga papan tulis putih itu tak lagi terhalang. Hasil voting itu berhasil membuat mata Aurel membola sempurna.
Hasil voting pemilihan ketua kelas X Ipa 1
Zaidan = IIIII IIIII IIII (14 suara)
Aurel = IIIII IIIII (10 suara)
Dadang = IIIII I (6 suara)
Nicko = IIIII III (8 Suara)
Aurel meneguk salivanya, sedangkan Zaidan tersenyum penuh kemenangan. 'sialan, gue kalah. Gimana kalau dia minta yang aneh-aneh?' jerit Aurel dalam hati.
Zaidan mengangguk pelan sambil tersenyum pada teman-teman sekelasnya. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya karena sudah dipercaya untuk memimpin kelas. Aurel masih berpikir yang aneh-aneh sampai tidak sadar kalau Zai sudah mundur lagi ke belakang.
"Woy, bu wakil. Lo ngelamunin apa sih? Ouh gue tau, lo pasti mikirin soal tiga permintaan ya? Tenang aja, gue mintanya nanti kok" lagi-lagi Zaidan berbisik. Membuat Aurel memukul pelan bahu Zai.
"Apaan sih, lagian ngapain lo panggil gue ibu wakil? Gue bukan wakil lo dan gue bukan ibu-ibu" Aurel berucap setengah berbisik.
"Ayo Aurel ada yang mau kamu sapaikan?" Robin bertanya ramah, Aurel sangat gak tahan melihat wajahnya Robin saking tampannya.
"Ah iya, terima kasih saya ucapkan pada teman-teman yang memilih saya. Seperti yang sudah saya katakan mengenai visi dan misi, saya akan berusaha menjalankannya dengan amat baik. Sekali lagi terima kasih" suara tepuk tangan terdengar riuh memenuhi kelas.
Nicko dijadikan seksi keamanan dan Dadang dijadikan seksi peralatan. Setelah Aurel duduk para kakak kelas menuliskan apa saja yang harus di bawa besok.
- topi yang terbuat dari bola yang dipotong. (bagi perempuan rambut harus di ikat sesuai anak ke berapa di keluarga)
- bawa bekal makan yang banyak(nanti saling berbagi)
- ALIS BUCAT (alat tulis dan buku catatan)
- coklat, surat cinta, surat kagum, surat benci. (untuk acara penutupan)
- besok masuk jam 07.00 (no ngaret)
Setelah menulis itu kakak kelas menjelaskan bahwa OSPEK hanya akan dilakukan dalam waktu 2 hari, hari ini dan besok. Diani, Bena, Robin hanya pamit dan berlalu meninggalkan kelas. Sekilas Aurel melihat kilatan kemarahan dari tatapan Diani padanya, Aurel hanya mengangkat bahu acuh.
Bel pulang pun berbunyi, membuat kelas Aurel semakin berisik. Aurel menenteng tasnya dan berlalu meninggalkan kelas. Ia hanya ingin pulang sekarang juga.
"Hai bu wakil" Zaidan menyusul Aurel, menyamakan langkahnya agar berbarengan.
"To the point aja, apa mau lo?" Aurel berbalik dan melipat tangan di depan dada. Membuat Zai secara otomatis menghentikan langkahnya.
"Ih ibu wakil mah galak, jangan galak-galak dong. Nah cepet tua tau rasa lho" Zaidan dan Aurel kembali berjalan.
"Lo yang bikin gue marah-marah, nanti gue jadi keriput lo mau tanggung jawab?"
"Tanggung jawab? Emang lo gue apain sampe gue harus tanggung jawab? Kita kan belum..." Zaidan menggantung kalimatnya lalu menaik turunkan alis berkali-kali. Membuat Aurel sangat siap 100% Untuk menoyor kepala Zai.
"Apa sih lo? Nyebelin banget, dan lo sekarang udah jadi ketua kelas. Lo harus memberikan contoh yang baik, salah satunya ucapan lo jaga" Aurel mempercepat langkahnya. Zai baru tersadar kini nereka sudah di deosn gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Hate, and You
Teen Fiction[Cover by: Crayel] "Cinta dan benci itu hanya terpisah garis tipis" Gadis SMA yang hanya ingin lulus dengan nilai tertinggi diusik oleh seseorang yang membuat ketenangan yang dimilikinya hilang. Selalu membuat gadis itu pun, dipenuhi masalah, dan me...