"Karena sebanyak apapun kawan mu, sebanyak apapun harta mu, toh hidup itu soal jatuh bangun sendiri"
-Aurel yang lagi baper baca kumpulan Quote
Suara seseorang jatuh itu membuat Aurel berbalik. Dan ternyata orang yang jatuh itu adalah Zai yang tanpa sengaja menginjak tali sepatu miliknya sendiri.
Dasar ceroboh.
"Lo ngapain lari-lari sih? Mana tali sepatu gak diikat dengan benar lagi, kan jatuh jadinya" Aurel berjalan mendekati Zai. Zai hanya cengengesan, membuat Aurel mendengus pelan. Aurel pun ikut mengulurkan tangannya dan membantu Zai bangun. Zai menerima uluran tangan Aurel lalu berdiri.
Mereka pun kembali berjalan, tidak Aurel pun kembali berjalan. Zai tidak melanjutkan jalannya dan malah memijat pelan kepalanya yang terasa sakit. Saat Aurel sadar bahwa ia berjalan sendiri ia pun berbalik dan mendapati Zai sudah terduduk sambil memegangi kepalanya.
"Lo kenapa? Pusing?" Aurel segera berjongkok dan meraba kening Zai. Dahi Zai terasa sangat panas dan membuat Aurel bingung sendiri. Aurel pun segera membantu Zai berjalan menuju UKS yang untungnya tak jauh dari tempat mereka saat ini.
"Ya tuhan lo berat banget" lirih Aurel saat membopong Zai. Zai berusaha mempertahankan kesadarannya yang semakin lama semakin berkurang.
"Sorry jadi repotin lo" lirih Zai, Aurel hanya mengangguk. Saat dekat UKS, Aurel segera dibantu petugas PMR. Zai pun benar-benar pingsan. Bena selaku ketua PMR segera mendekati Aurel.
"Rel, lo gak apa-apa?" tanya Bena karena melihat Aurel sangat pucat. Aurel mengangguk sambil tersenyum.
"Iya aku gak papa kok kak, tapi kak kayanya aku gak bisa ikut acara ini deh"
"Kenapa?" tanya Bena sambil duduk dan melepas topinya lalu mengibasnya bagai kipas.
"Aku agak pusing dan gak kuat panas-panasan" Bena mengangguk dan menyuruh Aurel istirahat di ruang UKS.
.
Tanpa sadar Aurel ketiduran di kasur ruang UKS. Namun saat mendengar adzan dzuhur,Aurel segera bangun dan mengecek jam tangannya.
"Lo cuma tidur lima belas menit kok" suara serak itu membuat Aurel kaget.
"Astaga, lo ngagetin aja" orang itu malah terkekeh pelan. Dan dia adalah Zai, cowok yang sedang duduk di bangku yang tak jauh dari tempat Aurel sambil memamerkan gigi putihnya.
"Lo kenapa bisa pingsan sih? Lo tau lo itu berat banget" Aurel melipat tangan di depan dada.
"Sorry, gue baru inget kalo gue alergi udang. Soalnya udah tiga tahun belakangan ini gue gak makan udang jadi gue kangen rasa enak udang. Dan ternyata alergi gue malah kambuh" jelas Zai. Aurel pun melepas selimut yang dipakainya lalu merapikannya. Tunggu tunggu, perasaan Aurel gak pake selimut pas tadi mau tidur. Aurel menghentikan kegiatannya lalu berbalik.
"Gue yang selimutin lo" Zai menjawab seolah tahu apa yang akan ditanyakan Aurel. Aurel segerabmenyelesaikan pekerjaannya.
Saat Aurel hendak keluar, tangannya segera ditahan Zai dan membuatnya diam ditempat. Zai menyodorkan roti pada Aurel dan membuat Aurel heran.
"Apaan ini? Lo mau bayar gue dengan roti?" tanya Aurel dengan sikap sinisnya yang sudah kembali. Zai menggeleng cepat.
"Ya engga lah, ini roti buat lo gara-gara gue tau kalau lo belum makan" Zai menyodorkan sebuah misting berisi Roti, Aurel mengangguk lalu menerima misting tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Hate, and You
Teen Fiction[Cover by: Crayel] "Cinta dan benci itu hanya terpisah garis tipis" Gadis SMA yang hanya ingin lulus dengan nilai tertinggi diusik oleh seseorang yang membuat ketenangan yang dimilikinya hilang. Selalu membuat gadis itu pun, dipenuhi masalah, dan me...