10. The Heartwarmer

2.1K 329 53
                                    

"Yewon. Sedang apa?"

Umji mendapati Sowon yang keluar bersama Nayeon dari dalam ruangan manager di gedung JYP.

"Menonton mereka," ucap Umji pelan sambil menunjuk ruang latihan yang dibatasi dengan pintu kaca. Umji memerhatikan para trainee yang terlihat sedang berlatih dance dengan sangat keras.

Umji tersenyum. Ia dulu pernah merasakan ditrainee seperti ini. Keringat yang bercucuran, lebam di sana sini, berbotol obat pereda rasa nyeri, pantangan makanan ini itu bukanlah hal yang asing baginya.

Umji kadang merasa prihatin dengan para trainee, terutama dari agensi besar. Mereka sangat kurus seperti tinggal tulang. Tentu ekspektasi yang diberikan penikmat dunia hiburan Korea sangat besar kalau itu datang dari agensi yang besar seperti JYP.

Umji sering berdoa supaya para trainee yang dilihatnya di setiap gedung agensi cepat didebutkan, atau sekedar diperlakukan seperti manusia pada umumnya. Kalau mereka debut mereka akan mendapat banyak cinta dari penggemar dan menjadi sehat.

"Apa unnie sudah selesai?" tanya Umji pada Sowon yang sedang melihat ponselnya.

"Yewon sepertinya kita masih harus menunggu satu jam lagi. Got7 dan Pentagon belum hadir. Maaf ya sudah mengajakmu di hari libur seperti ini."

Sowon memeluk Umji dari samping. GFriend, Twice, Got7, Pentagon, dan beberapa grup lain akan melakukan kolaborasi akhir tahun dan mereka akan mengadakan briefing awal hari ini. Sowon sebagai leader harus datang dan ia mengajak Umji untuk sekedar menemaninya saat menunggu.

"Unnie dan Nayeon akan pergi ke kafetaria. Kau mau ikut?"

"Umm sepertinya aku akan di sini saja. Aku ingin melihat mereka latihan."

"Oh, oke. Kau tahu di mana harus mencari unnie."

Umji melanjutkan kegiatannya menonton trainee selama beberapa menit lalu pergi ke kamar mandi. Saat ia akan kembali menonton lagi, dia mendengar suara seseorang menangis.

"Permisi. Apa kamu tidak apa-apa?"

Seorang gadis yang Umji tebak beberapa tahun lebih muda dari Umji sedang meringkuk di pojok koridor sambil menutupi wajahnya. Ia terlihat kaget saat melihat Umji, namun tidak beranjak berdiri dan membungkuk hormat.

Umji mencoba tersenyum dan mendekati gadis itu. Wajahnya cantik. Dia pasti mempunyai darah campuran karena struktur wajahnya seperti orang Barat.

Gadis itu agak sedikit terkejut saat Umji duduk di sampingnya dan memeluk lututnya, seperti yang ia lakukan sekarang. Umji menatapnya beberapa saat dan ia merasa malu terlihat bodoh di depan seorang sunbaenim jadi ia hanya menunduk.

"Kau sangat cantik. Apa ada hal yang mengganggumu?"

Semuanya. Ia lelah, badannya sakit. Gadis itu meneteskan air matanya lagi dan menangis entah berapa lama sebelum menyadari sunbaenim di sampingnya memeluknya dengan hati-hati dan mengusap-usap rambutnya.

"Tidak apa-apa. Menangis sedih sekarang supaya nanti bisa menangis bahagia. Aku juga sering melakukannya dulu."

Gadis itu merasa tak ada yang perlu disembunyikan dari wanita di hadapannya. Ia membalas pelukan Umji dan menangis sekeras-kerasnya di bahu Umji.

"Tanganmu banyak yang lebam. Dulu saat aku masih menjadi trainee sepertimu, kami berlatih dari pulang sekolah sampai larut malam. Belum lagi tugas sekolah yang harus dikerjakan. Seringkali banyak dari kami yang tidak bisa bangun esok paginya karena lebam di sana sini atau sakit kepala yang tidak bisa dikompromi."

Little Little | Vernon × Umji ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang