WenGa - Nerd, maybe?

4K 392 73
                                    

Yoongi mengadahkan kepalanya menatap rintik hujan yang masih belum berhenti sejak limabelas menit yang lalu, cukup lama untuk orang yang jauh dari kata sabar dari sepertinya menunggu seperti ini.

Mata sipitnya mengedar, memandang perempuan yang sedaritadi terdiam dengan benda bulat kecil yang menyumpal telinganya. Gadis itu satu perkuliahan dengan Yoongi, berkulit putih pucat seperti Yoongi.

Dan salah satu wanita yang ditaksirnya.

"Gak pulang?"

Gadis berkacamata bulat itu mendongak, menatap Yoongi yang lebih tinggi darinya. Tak lama, alisnya mengernyit dan dalam hati merutuki kebodohan Yoongi.

Sekedar basa-basi, memang.

"Gak,"

Yoongi menghembuskan nafasnya berat. Susah sekali menakhlukan hati gadis bernama Son Seungwan ini. Apa perlu Yoongi bergelantungan dibahunya seperti monyet liar agar diperhatikan?

Abaikan perumpamaan itu.

"Kenapa?"

"Hujan,"

Yoongi memperhatikan Seungwan yang baginya berdandan cukup aneh, sweater turtle neck dengan celana panjang hitam. Tidak aneh jika Seungwan memakai itu disaat musim hujan seperti ini, anehnya gadis bertubuh pendek itu selalu memakai pakaian yang sama dengan warna yang berbeda.

Memang, Yoongi tahu apa penyebabnya.

"Bisnya lama," ucap Yoongi.

Seungwan melepas earphone yang sedari tadi membuat gaduh dengan musik-musiknya sendiri didalam lubang telinga, "Iya, maklum jam makan siang."

Benar, siang. Harusnya tadi Yoongi menetap saja dikampus dan bermain dengan teman-temannya. Bermain dalam artian nongkrong, bukan seperti petak umpet dan kawan-kawannya.

"Gak ada jadwal kuliah?"

Seungwan menggeleng, "Ketipu, gue pikir ada, ternyata gak."

Yoongi terkekeh padahal tidak ada hal yang lucu disekitarnya, mungkin wajah Seungwan lebih lucu daripada lawakan dimanapun. "Yaudah, temenin gue aja disini."

"Gak,"

Sadist

Penolakan secara spontan, tanpa ada kata-kata lembut seperti 'Maaf, gue ada janji sama temen'.

"Haha, lo gak bisa diajak bercanda ya?"

Yoongi mengalihkan tatapannya kearah tas selempang Seungwan karena merasa ilfeel sendiri.

Penilaian Yoongi langsung turun terhadap Seungwan. Jika didalam cerita-cerita, seorang kutu buku seperti Seungwan akan menjawab sangat ramah karena ketakutan, ada juga yang menjawab dengan bergetar.

Klise.

"Tujuan kemana?"

"Itaewon,"

Ah, sayang sekali. Yoongi baru saja menangkap bis dengan tujuan Ilsan, tempat tinggalnya. Apa perlu ia mengundang Seungwan kerumahnya daripada membiarkan gadis yang disukainya itu terdiam seperti orang bodoh dengan tampang judes?

"Mau ikut kerumah gue?"

"Ya."

Apakah ini lampu hijau bagi Yoongi? Lampi hijau dalam artian ia di notice oleh Seungwan, "Yaudah, yuk. 'Tuh bis nya udah mau sampe kesini."


*

Yoongi mengosok rambutnya yang masih setengah basah karena ia baru saja selesai mandi. Bisa-bisa ia demam atau flu jika tidak mandi sehabis terkena air hujan.

"Iya, bye." Dilihatnya Seungwan yang baru selesai menelepon. Gadis berambut hitam itu mengambil handuk dan langsung mandi dikamar mandi Yoongi. Jangan anggap Seungwan tidak sopan selama Yoongi tidak keberatan.

"Tadi siapa?" Tanya Yoongi begitu melihat Seungwan yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan atasan tetap namun berganti celana menjadi celana pendek berwarna biru dongker.

"Seulgi,"

Apakah perlu Yoongi membayar untuk setiap kata yang dikeluarkan oleh Seungwan? Sebutkan saja harga perkatanya, maka Yoongi akan langsung membeli seratus ribu kata hanya untuknya.

"Gak ganti baju?"

"Gak bawa,"

Karena kepekaan seorang lelaki, Yoongi beranjak kearah lemari coklatnya dan mengambil kaos hitam polos dengan kerah bulat.

Langsung saja, gadis berpakaian turtle neck itu menolak.

"Sungkan sama mama lo,"

Yoongi mengernyit lalu terkikik pelan dengan suara seraknya, "Kenapa harus malu? Ini baju gue, baju lo juga, 'kan?"

Seungwan menarik kain yang menutupi leher jenjangnya itu, saat itu pula Yoongi mendapati sebuah tatto tulisan berwarna hitam bertuliskan 'mygssw'.

Seungwan menunjuk tatto yang terdapat dilehernya tersebut, "Ntar mama lo ngecap gue cewek gak beres,"

Yoongi sekali lagi terkekeh pelan dan membuka baju Seungwan dengan lemah, takut menyakiti Seungwan. Segores saja, maka rasa bersalah Yoongi akan sebesar gedung microsoft.

Terpampanglah bra hitam yang dikenakan Seungwan, si empunya rumah langsung memakaikan kaos hitam itu ke tubuh mungil Seungwan membuat Seungwan hampir saja hilang dimakan ukuran baju Yoongi.

"Kenapa? Itu nama kita, 'kan? Selama lo nulisnya gak aneh-aneh gapapa."

Ceklek

Pintu kamar Yoongi terbuka, menampilkan Mama Min yang masih menggunakan apron dapurnya.

"Loh? Ada Seungwan?"

Seungwan mengangguk ramah dan memegang lehernya, berusaha menutupi tatto yang beberapa bulan belakangan ini baru dibuatnya.

"Mama ngapain? Kan Yoongi udah bilang, nanti Yoongi bisa turun sendiri."

Mama Min terkekeh dan menghampiri mereka berdua yang tengah salah tingkah, padahal tidak ada hal-hal aneh yang terjadi pada mereka.

"Kalian kapan tinggal bareng lagi? Kalau mau bertengkar jangan lama-lama, kasian baby Min nya."

Fin

SCRATCH INKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang