Invisiable

940 119 8
                                    

Invisiable; Invisible + Able

Yoongi menghela udara yang tak nampak dari hidung mancungnya. Entah kesekian kali dalam hari ini dirinya merasa kesal lantaran Son Seungwan, gadis manis berkulit pucat itu kembali bertemu dengan Mark Tuan --lelaki Taiwan yang sok kebule-bulean untuk yang ketiga kalinya dalam satu hari ini.

"Sudahlah... dia selingkuh dengan Sooyoung! Kenapa tidak sadar juga?!" rutuk Yoongi kesal. Namun sayang, Seungwan tak mungkin mendengarnya --melihatnya saja tidak bisa. Yoongi harus menelan kenyataan tersebut -- ia dan Seungwan berbeda, mereka tidak akan mungkin bersatu -- kecuali jika Seungwan melakukan persugihan dan hal yang berbau gaib lainnya.

Yoongi berdiri termenung di tengah-tengah cafe tempat kedua manusia itu sedang bermabuk-mabukkan cinta. Cih! Menggelikan. Sepercik ide tak sengaja mengahampiri pikirannya -- yang beruntung masih ada, ketika melihat seorang pelayan menembusnya dengan tidak sopan sambil membawa segelas jus apel. "Maaf, tapi aku pinjam tubuhmu sebentar," gumam Yoongi.

Langsung saja hantu gentayangan itu memasukki tubuh pelayan wanita yang sekarang tatapannya sudah menjadi kosong. "Kenapa dadaku terasa berat?" heran Yoongi. Kemudian ia baru teringat bahwa tubuh yang ia rasukki adalah milik wanita dengan tubuh berisi -- dan payudara yang berisi pula.

Byurr

Segelas jus apel dingin sudah berhasil mendarat di atas rambut coklat Mark Tuan. Yoongi tersenyum tapi hanya sekilas, kemudian wajahnya berubah menjadi panik. "Astaga! Bagaimana ini? Aku tak sengaja, Tuan. Maafkan aku..."

Mark sudah hampir mengeluarkan api dari mulutnya. Bersyukur, Son Seungwan dengan segala kebaikkan hatinya mencegah bak pawang harimau, "Tak apa... Lain kali, perhatikan langkahmu," peringat Seungwan, jangan lupakan senyum manis yang hingga sekarang sampai kapanpun selalu Yoongi sukai.

"Maaf. Aku tak sengaja..." ucap Yoongi kemudian melayang keluar dari tubuh pinjaman tersebut. Langsung saja tubuh pelayan itu ambruk di rengkuhan Mark yang terkaget-kaget. Berbeda dengan Mark, Yoongi malah terkikik geli hingga matanya hilang -- tidak dalam artian sesungguhnya, maksudnya menyipit.

"Ya Tuhan! Mark, baringkan di sofa sana!"

Seungwan menunjuk sofa berwarna dongker yang biasanya digunakan para pelangan yang menunggu pesanan untuk dibawa pulang. Mark dengan sigap mengendong pelayan wanita tersebut dengan tergopoh-gopoh -- dihiasi dengan tatapan ingin tahu dari pengunjung lain.

"Cukup!" sentak Seungwan, menghadap ke arah Mark yang sudah menjauh. Yoongi mengernyit kemudian memandangi sekitar Seungwan -- mencari letak sesuatu ataupun seseorang yang menganggu Seungwan. "Ada apa?" tanya Yoongi kebingungan.

"Selama ini aku diam saja ketika kau mandi bersamaku, menciumku sembarangan ketika aku tidur, bahkan menyingkap bajuku ketika aku tidur!" sentak Seungwan yang seketika membuat Yoongi mendelik tak percaya. Ayolah, semua yang diucapkan Seungwan adalah apa yang ia lakukan selama ini pada gadis itu. "Sekarang, tolong berhenti..." Seungwan berbalik, menatap tepat ke arah mata Yoongi.

"Tidakkah kau tahu? Aku takut!"

"Seungwan? Aku --"

"Aku bisa melihatmu! Sekarang tolong pergilah!" usir Seungwan -- sedikit berteriak. Para pengunjung cafe tersebut menatapnya heran -- dalam pikiran mereka pasti tak jauh-jauh dari; Apa gadis itu gila? Kenapa berbicara sendiri?

Yoongi mendengus. Jika saja tidak ada tatapan dari pengunjung, maka ia tidak akan memilih kabur dan menghilang bagai tertiup angin begitu saja -- ia pasti akan mendebat Seungwan dan menyalahkan gadis itu karena sedari dulu tidak mau mengaku. "Aku akan kembali."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SCRATCH INKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang