Ruangan ini begitu penuh dengan siswa-siswi yang sedang memasak. Hari ini kelas Fitri sedang praktik Kitchen. Salah satu jurusan yang ada pada bidang Perhotelan di SMK ini. Menunya adalah Hidangan sepinggan Nusantara. Karena ini adalah praktek pertama, Pak Yosep (Guru Kitchen) sengaja memilih Hidangan sepingan yang tidak terlalu rumit.
Aku mulai memasuki ruangan ini dengan hati-hati. Sengaja, agar tidak kepergok oleh Pak Yosep. Masalahnya, aku bukan bagian dari kelas ini.
Mataku mencari keberadaan Fitri dan tiba-tiba satu suara berhasil membuatku menghentikan pencarianku."Lo mau ngapain, Kar?"
Itu Revan. Sang penghapal semaphore. Kaka Fitri.
Aku menengok ke sumber suara, dan menunjukan cengiran khasku.
"Sttt... jangan laporin gue ke Pak Yosep ya? Gue laper makanya gue kesini."
Revan mengangkat satu alisnya.
"Kenapa ga ke kantin?"
Aku menghembuskan nafas kasar. Kepo banget si nih orang.
"Lagi boke gue." Ucapku jujur.
Revan terlihat menganggukan kepalanya,
"Lo tunggu sini bentar."
Aku menautkan alisku, untuk apa aku disuruh menunggu? Dan bodohnya aku hanya mengangguk dan menunggu Revan kembali.
Aku melihat Revan yang sedang berbincang dengan Wanda, dan aku tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Yang jelas Revan berhasil membawa sebuah piring yang entah apa isinya.
"Lo bawa apa?" Tanyaku ketika dia sampai.
"Ketoprak."
Ah itu makanan kesukaanku.
Aku hanya mengangguk sebagai tanda bahwa Aku mengerti."Lo mau?" Tanya Revan.
Ya jelas saja aku mau. Jelas - jelas Aku bilang lapar tadi.
Aku mengangguk lagi, kini ditambah senyum kesenangan yang hadir menghiasi wajahku.
"Ngangguk mulu, kapan gelengnya lo ya?" Tanya Revan sambil terkekeh.
"Khusus buat beginian gue ga akan geleng, Rev." Ucapku sambil memajukan tangan yang hendak mengambil piring tersebut.
"Ett lo mau ngapain?" Tanya Revan sambil menjauhi piringnya.
"Ck! Tadi nawarin gimana sih?"
Aku menunjukan wajah kesalku. Dan dia malah terkikik. Ah menyebalkan sekali.
Tangan kanan Revan terangkat mengacak rambutku. Sementara Tangan kirinya memegang piring itu.
"Makan berdua ya? Gue laper juga soalnya." Revan menunjukan senyumnya.
Astaga, mengapa senyum itu terlihat sangat manis?
Yaampun apa yang sedang ada di otakmu ini Karina?
Aku mengangguk lagi.
Jangan salahkan Aku karena aku terus mengangguk. Salahkan saja Revan. Mengapa Dia mampu membuatku tak kuasa untuk menggeleng.
Kami akhirnya pergi ke pinggir ruangan. Pak yosep sendiri masih membantu beberapa anak untuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Lo jago masak, Rev?" Tanyaku saat kami sedang menikmati makanan ini.
Revan mengangkat satu alisnya.
Bolehkan aku jujur? Aku suka saat dia menaikan satu alisnya. Dia terlihat cool saat sedang seperti itu.
"Gue ga masak."
"Terus ini?"
"Ini yang ngerebus temen gue, yang bikin bumbu juga temen gue. Gue-mah tinggal makan aja." Ucapnya tanpa dosa.
"Idih gitu amat lo ya, ahahaha.." Tawaku.
Sudah bisa di tebak juga sih sebenarnya. Anak model Revan paling taunya hanya makan. Dia tak tau bagaimana perjuangan memasak hingga menciptakan sebuah makanan yang digemari banyak orang.
"Kar?" Panggilnya.
Aku menengok ke arah Revan. Matanya terlihat memperhatikan sesuatu di wajahku.
Ah mengapa aku jadi salting begini?"Di ujung bibir lo ada bumbu."
Bolehkan aku memukulnya sekarang? Atau menenggelamkan wajahku pada baju yang sedang ku pakai?
"Oh iya sorry," Ucapku sambil membersihkan bumbu dengan tissue yang sudah tersedia.
"Kerupuknya alot ya, Rev? Kaya muka lo, hehehe.." Gurauku.
Aku hanya mencoba untuk mencairkan suasana.
"Gausah soso ngatain gue alot, ati-ati aja lo malah jadi naksir gue."
Uhuk
Uhuk...
Aku meneguk habis air yang ada di sampingku. Ucapan Revan sukses membuatku terbatuk karena tersedak.
"Kenapa bisa keselak si lo? Kaya bocah aja." Ucapnya.
"Rev, kayanya gue kenyangdeh. Gue balik kekelas aja ya. Takut Pak Yosep ngeliat gue juga."
Revan terkekeh. Entah karena apa. Setelah itu dia menggangguk. Sementara aku lebih memilih menunduk dan pergi dari tempat itu.
***
Hai semua wkwk.. salam kenal dari gue ya. Makasih juga uda baca cerita gue sampe sini. Dan gue harap kalian bakal tetep lanjut baca sampe akhir. Gue juga uda niat banget buat update setiap hari biar kalian ga nunggu.
Why?
Karena gue tau nunggu itu gaenak, apalagi nunggu doi ngabarin. Lha curhat gua. Wkwkwk..
Oke voment jangan lupa ya. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorize [REVISI]
Teen FictionPada akhirnya apa yang kamu rencanakan, apa yang kamu harapkan, memang tak selalu menjadi kenyataan bukan? Ini kisah tentang seorang Remaja di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan. Ya, kejuruan, bukan sekolah SMA/SMU. Karina, seorang gadis sederhana dan...