🌈11

5K 1.3K 143
                                    

Atas permintaan Jinyoung, kita semua mencoret Richeese Factory dari daftar restoran yang mau dikunjungi, dan lebih milih buat makan di rumah makan tipe pemancingan.

Rumah makannya emang gak terlalu mewah, tapi cukup besar buat nampung tiga belas orang sekaligus dalam satu pondok yang ngehadap langsung ke kolam ikan.

Yang lesehan emang yang terbaik, sih.

"Nyoung, lo mau makan apa?" tanya gue sambil membolak-balik daftar menu yang tergeletak di atas meja.

Gak ada jawaban.

"Nyoung?" Gue menoleh ke arah Jinyoung yang ada di sebelah kanan gue. Mastiin kalo Jinyoung masih ada di sana atau enggak.

Hasilnya, Jinyoung emang masih ada di kanan gue. Tapi arah pandangannya udah melanglangbuana ke pasangan yang ada di ujung kanan meja.

Di sana, ada Kak Pinky yang lagi asik bercanda sama Kak Mingyu.

Haaaaaaah, kok agak gimana gitu ya rasanya?

"Bae Jinyoung," panggil gue sambil menarik lengan sweater abu-abunya.

Kali ini berhasil. Jinyoung menoleh ke arah gue, tapi masih dengan tatapan linglung. "Hm?"

"Gak usah diliatin. Nanti tambah sakit."

Jinyoung mengerjapkan mata berkali-kali sebelum tertawa renyah sambil menggaruk tengkuknya. "Apaan, deh, Nyai. Tadi gue cuma lagi bengong, kok."

Gue tersenyum kecut. "Kak Pinky cantik banget ya, Nyoung?"

"Enggak juga," balas Jinyoung cepat. "Lebih cantik lo."


Dan rasanya, gue mau ngetawain diri sendiri aja sekarang.

Bae Jinyoung ... Ternyata gue beneran cuma pelarian lo doang ya?

🌈

[2] Keep It: Bae Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang