Part 19 : Friend

2.5K 400 16
                                    

Jungkook masuk ke apartemennya dengan membanting pintu. Oh Sehun berengsek, apa sebenarnya maksud pria itu? Kenapa dia ikut campur masalahnya dengan So Hee?

Baiklah, Sehun memang adalah teman So Hee, tapi tidak bisakah pria itu menjaga sedikit privasi So Hee? Hei, ini adalah masalah antara Jungkook dan So Hee. Harusnya Oh Sehin tidak usah ikut campur.

Dan apa tadi, menjaganya? Cih, menjaga pantatmu. Pria yang ingin mengambil kesempatan dari seorang gadis yang mabuk berkata ingin menjaga? Jangan membuat Jungkook tertawa.

Jungkook melirik ponselnya yang berbunyi. Ia menggeser tombol hijau dan mengangkat panggilan itu. "Iya Jimin, ada apa?"

"Hey, Jung. Kenapa nada bicaramu jadi lesu seperti itu?" tanya suara di seberang sana. Iya, dia Jimin. Park Jimin, sahabat baik Jungkook.

"Aku sedang tidak mood berbicara panjang lebar, Jim. Katakan apa maumu?"

"Cih, menyebalkan sekali kau. Aku hanya ingin bilang kalau aku ada di Amerika sekarang."

Jungkook membulatkan matanya kaget. "Untuk apa kau kesini?"

"Eumm, bertugas sambil berlibur mungkin? Ah sudahlah, yang penting besok aku akan menemuimu. Katakan di mana tempatmu?"

"Ck, kenapa kau mau kesini?"

"Bocah ini memang benar-benar! Apa kau tidak mau menyambut kedatangan temanmu, dasar bajingan!"

"Yak! Park Jimin. Jaga bicaramu itu! Kapan kau berubah, huh?"

"Jangan protes, kau sudah tahu kalau caraku bicara memang seperti ini. Cepat beritahu tempatmu, Kim Jungkook. Aku ingin menginap di tempatmu saja. Kau tahu, hotel itu mahal."

Jungkook menghela napas karena tingkah luar biasa temannya ini. Akhirnya dengan amat sangat terpaksa, Jungkook memberikan alamatnya. Tapi tidak terpaksa juga, ia pikir dirinya butuh teman untuk curhat.

🍃🍃🍃

Dan benar, keesokan paginya, Jungkook bangun karena suara bel yang ditekan tanpa  perikemanusiaan sama sekali. Jungkook dengan mata yang masih mengantuk dan juga kesadaran yang belum pulih sepenuhnya pergi membuka pintu.

Terpampang jelas di sana seorang Park Jimin dengan rambut oranye dan juga senyum manisnya. Pria itu melambaikan tangannya pada Jungkook.

"Hay, Jung," ujar pria bermarga Park itu. "Apa kau merindukanku?"

"Tidak," jawab Jungkook datar.

Air muka Jimin langsung berubah kesal. "Sialan, kau." Dan pria itu tanpa permisi menerobos masuk ke apartemen Jungkook.

"Kenapa kau kesini, sih?" Jungkook bertanya sambil mendudukkan diri di sofa putihnya.

Jimin menaruh kopernya dan menghampiri Jungkook. Jimin meninju lengan sahabatnya itu. "Kau memang teman laknat. Dasar tidak tahu malu!"

"Hey, kenapa kau memukulku," ujar Jungkook tak terima. "Dan kau lah yang tidak tahu malu. Kau menerobos rumah orang lain tanpa permisi, dasar idiot gila."

Jimin mendudukkan dirinya di samping Jungkook. Pria itu menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. "Ini kan rumah sahabatku," ucapnya seraya menutup mata.

"Cih, dasar."

Jimin mengangkat kepalanya. Pria itu menatap kesal ke arah Jungkook. "Hey bocah, kenapa kau sepertinya kesal sekali melihatku disini, huh? Dulu saja aku tidak kesal saat rumahku menjadi tempat pengungsianmu!" kata Jimin.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang