part 6

344 17 4
                                    

sesua janji aku di IG tadi, kalau aku bakalan update malam ini.

oke . Happy reading guys!!

***


"Ibuu...!! " Teriak Dave sambil mengetuk-ngetuk pintu kayu rumahnya.

"Ibu..!!"

*Ceklek*

"Astaga..!! siapa dia dave?? Apa yang terjadi?" tanya Ibu Dave.

"Cepat bantu aku memanggilkan Tabib."pintanya.

"Baiklah, ayo bawa masuk"

Dave pun segera menggendong Prilly ke dalam rumahnya. Lalu membaringkan dia di atas kasur.

Prilly sebenarnya tidak apa-apa. Hanya saja ia tak ingin menunjukan identitasnya pada Dave, bisa-bisa Dave akan menjauhinya. Jangan lupa akan fakta bahwa ia VAMPIR. Luka di lengannya telah merapat seperti sedia kala, seolah-olah tidak pernah terluka. Jika bukan karena darahnya tadi yang menutupi lukanya, bisa-bisa Dave tau jati dirinya.

Di balik bulu matanya,ia melihat Dave yang begitu khawatir,Prilly tersenyum dalam Hati. Ternyata Dave mencemaskan dirinya.

Perlahan Prilly membuka matanya. "Dave.." lirihnya. Dave pun segera menghampirinya.

"Prill.. are you okay?" tanya Dave dengan nada khawatir.

"Yeah... kau bisa lihat sendiri Dave." Ucap Prilly.

"Tapi lenganmu terluka," ucap Dave sambil memegang lengan prilly.

"Aku tak apa Dave, sungguh." Ujar prilly meyakinkan.

"Tunggu sampai tabib memeriksamu terlebih dahulu."

"Ayolah, tak perlu memeriksaku. Aku hanya ingin pulang. Grace pasti mencemaskanku."

"Tapi.."

"Cukup antar aku pada Grace, Dave." Pinta prilly, dengan wajah puppy eyes nya.

"Baiklah.." ucap Dave pasrah.

Sebenarnya banyak sekali yang ingin di tanyakan Dave pada Prilly. Mengapa tiba-tiba ia bisa terserang anak panah. Apa Prilly memiliki musuh? Apa ada yang mengincar gadis ini? Kalau memang benar, Dave ingin melindungi gadis ini. Dave tidak tau perasaan apa ini, walaupun ia baru bertemu dengan prilly beberapa jam yang lalu. Tapi nalurinya mengatakan bahwa ia harus bisa menjaga Prilly.

Sepanjang perjalanan mereka hanya bungkam sibuk dengan fikiran masing-masing. Prilly mendengus tak suka, ada yang tengah mengikuti langkah mereka. Rupanya mereka benar-benar ingin bermain dengan Prilly. Baiklah,akan ku ikuti permainan kalian, batin prilly.

"Maafkan aku Dave..." Bisiknya. Dengan satu kali totokan, Dave tumbang.

"Apa yang kalian inginkan?? Keluarlah.!!" Teriaknya.

Lima orang pria keluar dari balik pepohonan,mereka menyeringai menatap prilly. Prilly mentap mereka dengan menaikan satu alisnya dan senyuman remeh membingkai di wajahnya.

"Wow... Lihat, siapa yang ada di hadapan kita. Prilly Theresya Noress..." ucap salah satu pria, mungkin dia pimpinan mereka.

"Apa yang kau inginkan hah?!"

"Woah, santai saja princess tak usah galak begitu. Kau tau? Kau terlihat lebih seksi ketika marah...

Hahaha...."

Prilly mendecih jijik. Dasar pria banyak bicara!! Mereka hanya segerombolan vampire yang di usir oleh ayahnya. Ya. Prilly ingat sekarang, dia salah satu anak perdana mentri yang sempat di jodohkan dengan Prilly. Namun, karena kebodohannya yang berkeinginan merebut tahta melalui perjodohan ini, membuat Raja Noress murka. Membuat seorang Rexy Ferdinan dicoret dan diusir dari kerajaan.

"Ternyata kau masih memiliki nyali untuk berurusan denganku tuan Ferdinand..." ucap Prilly menyindir. Mungkin sedikit bermain-main dengan emosi seseorang akan menyenangkan? See? Wajah pria itu terlihat merah padam, karena menahan emosi.

"Bibirmu yang mungil itu ternyata sangat pandai dalam mengeluarkan kata-kata, princess"

"Tentu saja.! Untuk orang sepertimu sudah aku siapkan banyak kata-kata sumpah serapah, yang pastinya akan membuatmu senang untuk mendengarkannya."

"Wah, sepertinya dia menantang mu tuan.." ujar salah satu anak buah Ferdinan.

"Kau benar, aku tak menyangka. Bagaimana mungkin bibir yang terlihat manis itu bisa mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hatiku..." Ucap Ferdinan dengan nada kecewanya.

"hahahaha...." tawa Rexy dan bawahannya menggelegar.

"Kau tau Princess, aku sangat dendam dengan ayahmu yang telah mengusirku!! Maka dari itu aku ingin membalaskannya, kepadamu. Melihatmu berada di luar kekuasaan Raja Noress sama halnya ketika aku tersesat di hutan dan melihat seekor kelinci yang tengah melenggang di hadapanku."

"Kau terlalu banyak bicara tuan. Dan aku muak dengan omong kosong mu itu.!!" jawab Prilly.

Secepat kilat Prilly melesat ke arah Ferdinan, tangannya mencekik leher pria itu. Anak buah ferdinan terkejut dengan serangan tiba-tiba dari Prilly. Mereka berusaha mendekati, namun Prilly mengeluarkan kekuatannya. Dan mereka pun terhempas jauh.

"Kau tau Ferdinan? Kau dan tikus-tikus mu itu tak sebanding denganku. Lebih baik kau simpan tenagamu itu untuk masa tuamu.!" Prilly lebih menekankan jari-jarinya pada leher ferdinan. Seolah-olah ingin mematahkan lehernya.

"Berbicaralah!! Jawab ucapanku seperti tadi..!!" bentak Prilly. Prilly menyeringai puas, menatap Ferdinan yang tak bisa apa-apa.

"Kau dan semua omonganmu itu, selalu membawamu masuk ke jurang. Lain kali kau harus bisa menilai dengan siapa kau berbicara.!!" Tambah prilly.

"Memohonlah padaku Ferdinan." Ucap Prilly.

"Prin..cess..s A..ku mo..ho..n Le..pa.skan.. aku..." ucap Ferdinan terbata-bata,ia benar-benar tak menyangka jika Prilly sangat kuat.

Prilly mencekik leher Ferdinan lebih kuat, dan menanggalkan kepala itu dari tubuhnya. Sedangkan anak buah Ferdinan sudah lari terlebih dahulu.

"Permohonanmu aku tolak Ferdinan." Bisik Prilly. Seketika tubuh itu hilang dari hadapan Prilly.

***

Prilly membawa Dave ke rumah Stefan, karena sangat tidak mungkin ia membawa Dave ke istana. Awalnya Stefan tak mengizinkan Prilly, tapi apa mau di kata. Prilly selalu menang dengan segala keinginannya.

"Tak usah menatapku dengan tampang menyebalkan seperti itu Stefan.!" Ujar Prilly. Stefan hanya memutar bola matanya.

"Kenapa kau datang kesini dengan seorang pria?" Tanya Stefan.

"Ceritanya panjang. Aku sedang malas mendongeng." Jawab Prilly sambil merebahkan tubuhnya disofa. Perlahan ia menutup matanya.

"Ayah dan ibumu bagaimana? Nanti mereka mencarimu."

"Tenang saja, aku bisa menjelaskan pada mereka bahwa aku mampir ke rumahmu."

"Hell..!! dan setelah itu apa? Kau akan dikurung di istanamu, karena sudah melanggar peraturan."

"Dikurung pun juga tak apa"

"Kau benar-benar gila."

"Diamlah, kau berisik sekali.!!"

Stefan bungkam, tapi hanya beberapa saat. Setelahnya mulutnya terasa gatal ingin bertanya sesuatu.

"Prill, apa vampire juga tidur?"

"Hmnnn,,,"

"Masak sih? "

"Stefan..." desis Prilly. Prilly benar-benar pusing, kenapa semua pria yang ia temui sangat berisik. Bahkan melebihi dirinya sebagai wanita.

"Baiklah, silahkan tidur Princess.." Stefan pun berlalu dari prilly, takut-takut jika prilly berubah,dan menjadikan dia santapan.

.

.

.

Do you miss..... me?

Ngaak bisa janji next cepat. Karena aku sekrang kelas 3 SMA, banyak kesibukan.

Jadi maaf. Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya. Love you my readers

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Princess Of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang