Aku membayangkan lelaki itu menjadi milikku. Tapi mungkin ia memikirkan wanita lain untuk jadi miliknya. Tak bertemu bahkan dalam angan. Tak terjawab bahkan dalam doa.
Mungkin ia tak puas ketika melihat diriku menyukainya. Bisa jadi ia kecewa karena orang sepertiku yang mendambakannya. Ia pasti punya harapan muluk pada yang lain. Atau sekedar standar yang terlalu tinggi.
Aku yang terbodoh. Karena masih berharap ketika tau ia tak mau mendekat. Aku masih mengharapkan ada kemungkinan itu. Selama ia belum halal bersama wanita lain.
Karena yang mampu mebolak-balikkan perasaan adalah Sang Pencipta. Dan selama ia belum memastikan siapa jodohnya, perasaannya masih dapat berubah.
Hanya sekedar harap itu yang membuatku maju. Tak kuasa menghapus dirinya dari hati. Bahkan rela berdoa senantiasa. Agar aku dan ia berjodoh.
Aku tahu pertemuan kami kala itu bukan kebetulan. Tak ada kebetulan. Bahkan untuk hal-hal kecil.
Biar aku menyayangi dirimu saat ini sambil berusaha memantaskan diri. Juga berharap dalam doa, semoga hatimu bisa segera berbalik. Dan harapan ini senantiasa tidak menjadi harapan buta.
●
Teringat dirimu saat berbincang bersama adik,
2 September 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Baper - Bawa Perasaan
PoetryAku kembali pada menulis, terutama saat kau juga kembali padaku. Aku kembali mendamba, tanpa alasan sebenarnya dan tanpa rencana. Teruntuk kamu, yang selalu berjarak 🌹 . . Konten sama seperti yang ada di blog handsstory.wordpress.com :)